nusabali

PKB Ditutup, Sebulan Sedot 1,6 Juta Pengunjung

  • www.nusabali.com-pkb-ditutup-sebulan-sedot-16-juta-pengunjung

Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019 resmi ditutup, Sabtu (13/7) malam, di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali di Denpasar.

DENPASAR, NusaBali

Selama digelar selama sebulan penuh, PKB tahun ini mampu menyedot sebanyak 1,6 juta orang pengunjung. Tidak hanya itu, untuk mendapatkan bahan evaluasi yang lebih detail, Pemprov Bali juga mengadakan survey secara menyeluruh selama PKB berlangsung.

“Selama satu bulan penuh PKB ke-41 diisi dengan 220 kegiatan meliputi pagelaran seni, parade, lomba, workshop, sarasehan, dan pameran, telah menghibur sebanyak 1.632.824 orang pengunjung baik krama adat Bali, krama tamiu, dan tamiu yang datang mengunjungi areal Taman Budaya. Rata-rata kunjungan per hari sebanyak 52.856 orang. Kami telah melakukan penghitungan manual pada empat pintu masuk Taman Budaya, dengan sampel penghitungan dua kali pada akhir pekan, dan dua hari pada hari biasa,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dr I Wayan ‘Kun’ Adnyana, melaporkan.

Adapun pelaku seni yang terlibat sebagai pengisi acara meliputi koreografer, penari, komposer, tokoh adat, seniman, dan budayawan sebanyak 18.422 orang, dengan rincian 4.300 peserta pawai, 250 pengisi pagelaran pembukaan, 1.564 peserta lomba, 2.827 peserta parade, 8.000 peserta pagelaran, 500 peserta workshop, 325 peserta pameran industri, 25 peserta kuliner, 150 peserta sarasehan, dan 411 pengisi acara penutupan.

“Kesuksesan penyelenggaraan PKB tahun ini tidak lepas karena sinergi luar biasa dari 18.495 personel tim pendukung meliputi tim kebersihan, keamanan, perhubungan, parkir, kesehatan, tim kreatif, stage manager, tata sound dan lampu, serta tenaga dokumentasi,” tuturnya.

Yang berbeda juga, pada PKB tahun ini penataan dekorasi Taman Budaya semakin rapi dan tanpa bahan plastik serta styrofoam. Namun, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali mencatat ada kenaikan volume sampah setiap harinya, yang tahun lalu rata-rata 2 ton dan tahun ini rata-rata 3,5 ton.

Sementara Gubernur Bali Wayan Koster didampingi Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), dalam sambutannya mengatakan, pihaknya ingin melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan PKB secara menyeluruh. Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini telah menugaskan lembaga independen yaitu ‘Warmadewa Riset Center’ untuk menyelenggarakan survey terhadap pelaksanaan PKB.

Ada 1.014 orang yang terdiri 55 seniman, 320 peserta pameran dan industri kerajinan, 639 pengunjung disurvey dan dilengkapi dengan observasi. “Kami membuka kritik dan saran dari semua masyarakat, agar PKB di masa yang akan datang menjadi lebih baik,” ujar Koster.

Koster memaparkan, ada enam indikator yang dipakai untuk mengukur penyelenggaraan PKB tahun ini, yakni aspek lingkungan, aspek tata kelola, aspek ekonomi, aspek seniman, aspek pengunjung, dan aspek peserta. Hasilnya, dari aspek lingkungan sebanyak 78 persen menyatakan lingkungan dinikmati dengan nyaman dan suasana bersih serta aman. Sementara dari aspek tata kelola, 75 persen orang mengatakan tata kelola PKB tahun ini sangat baik.

Sedangkan dari aspek ekonomi meliputi kualitas dan harga produk, 51 persen orang menyatakan PKB memberi nilai ekonomi yang tinggi. Sebanyak 38 persen menyatakan cukup memberi ekonomi yang bermanfaat langsung terhadap kehidupan keluarganya. Namun di sisi lain, sebanyak 57 persen orang menyatakan harga produk cukup murah, tapi ternyata 43 persen menyatakan masih mahal. Akan tetapi, sebanyak 97 persen orang menyatakan bahwa produk yang dipamerkan memang kualitasnya bagus. kemungkinan, hal tersebut juga yang membuat peserta mempertahankan harga tinggi.

“Jadi, berarti ini walaupun sudah digratisin, harganya masih tinggi dirasakan oleh para pengunjung. Harusnya turun sedikit dari harga pasar, supaya pengunjung senang membeli barangnya. Harga turun sedikit, tapi yang beli banyak, kan liu mase untungne (kan banyak juga untungnya, Red),” kata Koster yang membuat hadirin bertepuk tangan.

Sekadar informasi, pada PKB tahun ini Pemprov Bali menunjukkan keberpihakan pada industri kecil dan menengah (IKM) yang memproduksi kerajinan-kerajinan rakyat. Dalam hal ini, pemerintah provinsi memberikan kebijakan menggratiskan sewa stand para peserta pameran. “Jadi yang ikut peserta pameran gak pusing lagi mikirin dapat untung apa tidak, balik modal apa tidak. Sekarang tidak lagi. Barang laku tinggal ngitung untung. Astungkara bahagia para peserta,” katanya.

Sementara itu, dari aspek seniman, sebanyak 91 persen seniman mengatakan penyiapan lokasi pementasan sangat baik, dan 93 persen seniman menyatakan para penonton antusias. Sedangkan aspek pengunjung, 92 persen menyatakan puas terhadap penyelenggaran PKB. Terakhir dari aspek peserta, sebanyak 76 persen peserta pameran menyatakan sangat baik. Sekitar 69 persen peserta pameran menyatakan transaksi dengan pengunjung selama PKB tinggi. “Total omzet dari total 328 peserta pameran mencapai Rp 20 miliar, sedangkan peserta kuliner total omzetnya mencapai Rp 2,8 miliar,” imbuh Koster.

Koster menambahkan, Pemprov Bali tengah berupaya melakukan pembenahan tata kelola penyelenggaran PKB. Perbaikan tata kelola ini juga merupakan implementasi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali Era Baru. Ini masuk ke dalam program prioritas keempat yaitu pemajuan adat, agama, tradisi, seni, dan budaya, serta kearifan lokal.

PKB di tahun pertama kepemimpinannya secara konsisten menerjemahkan tema PKB tahun ini yakni ‘Bayu Pramana : Memuliakan Sumber Daya Angin’ ke dalam semua materi yang ditampilkan. Adapun pelaku seni yang tampil diprioritaskan dari sekaa sebunan yang berkembang di desa adat.

Selain itu, PKB tahun ini juga mengimplementasikan beberapa Pergub, di antaranya Pergub Bali Nomor 79 Tahun 2018 tentang Penggunaan Busana Adat Bali, Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali, Pergub Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, dan Pergub Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali.

Di akhir sambutannya, Gubernur Koster sempat mewawancarai beberapa peserta pameran dan kuliner serta seniman. Dari penuturan Ngurah Hermawan asal Nusa Penida, Klungkung, di PKB tahun ini dia berhasil meraih omzet dari pameran kerajinan tenun khas Nusa Penida sebanyak Rp 75 juta dalam sebulan, dengan untung bersih Rp 30 juta. Peserta pameran kerajinan lainnya dari Sidemen, Karangasem, bahkan meraup omzet Rp 180 juta dalam sebulan dari produk kain endek dan songket. Untung yang didapatkan juga lumayan, namun dia tidak mau menyebut nominal.

Sedangkan peserta kuliner juga meraup untuk di PKB ini. Ayu Astiti dari Kabupaten Badung yang menjual nasi sela di stan kuliner mampu meraup omzet Rp 50-an juta. Per hari saja, dia mampu berjualan Rp 3-4 juta. Hal yang sama juga dikemukakan Wayan Susila asal Gianyar. Pengusaha babi guling ini per hari mampu meraup Rp 6 juta. Bahkan konon, Susila sampai meraup untung bersih Rp 60 juta. Di sela senda gurau, Koster juga menyisipkan pesan KB Bali 4 anak, yang membuat seisi tribun Ardha Candra terpingkal-pingkal.

Kemudian satu lagi adalah seniman muda asal Pemecutan, Denpasar, Putu Juni Antara. Koordinator arja klasik duta Denpasar ini merasakan pertujukan cukup heboh dan antusias masyarakat sangat diapresiai. Namun, dia mengatakan anggaran yang diberikan kurang cukup untuk satu pementasan ini. Anggaran yang diberikan sebanyak Rp 80 juta, namun pengeluarannya mencapai Rp 97 juta. Gubernur Koster menimpali, untuk anggaran akan ditingkatkan tahun depan.

Usai bersenda gurau dengan peserta pameran dan seniman, Gubernur Koster dan Wagub Cok Ace lanjut meresmikan tema PKB ke-41 tahun 2020 yakni ‘Atma Kerthi : Peyucian Jiwa Paripurna’ yang ditandai dengan pelepasan anak panah. Sajian penutup dipersembahkan sendratari berjudul ‘Dalem Samprangan’ yang dibawakan oleh SMKN 3 Sukawati. *ind

Komentar