nusabali

Rumah Berantakan, Besarkan 5 Anak

  • www.nusabali.com-rumah-berantakan-besarkan-5-anak

Derita KK Miskin di Kampung Wisata Desa Mas, Ubud

GIANYAR, NusaBali

Di balik pesonanya sebagai Kampung Wisata, di Banjar Tarukan, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, ternyata ada satu KK yang kehidupannya terjerat kemiskinan. Kondisi itu, antara lain ditandai rumahnya yang berantakan dengan beban ekonomi keluarga yang makin berat.  

KK miskin ini pasangan suami istri (pasutri) I Gede Agus Sentana,39, - Ni Kadek Sari,39. Mereka harus membesarkan lima orang anak yakni I Wayan Agus Adi Putra,17, I Made Kartana,14, Ni Nyoman Sintya Dewi,10,  Ni Ketut Maya Sari,7, dan si bungsu Ni Wayan Yunika Swita Putri, 4 bulan. Kecuali si bungsu, empat anak mereka masih bersekolah. "Anak tertua pernah tak naik kelas waktu SD. Seharusnya dia sekarang sudah SMA. Tapi sekarang baru naik kelas 3," jelasnya. Anak kedua, baru akan melanjutkan ke SMP swasta. Hanya saja, karena kurang perhatian Made Kartana hingga kini belum hafal baca tulis. "Belum bisa membaca dia," ujarnya. Sedangkan dua adik perempuannya masing-masing baru baik kelas 3 dan kelas 2 SD. Sehari-hari Gede Sentana hanya mengandalkan hidup dari upah sebagai buruh bngunan. Bahkan anak sulungnya kerap ikut bekerja proyek. "Kalau pas sekolah, cuma siang dan sore dia bantu. Kalau libur, bisa full," jelasnya. Keluarga ini tercatt sebagai KK miskin penerima bantuan rutin dari pemerintah, berupa beras 10 kg per bulan dan 3 butir telur. Diakui, beras tersebut tidak cukup. "Dalam sehari, minimal masak 1 kg. Sehari-hari andalkan dari hasil kerja proyek. Istri juga bantu dengan jual jahitan cemper," ujarnya.

Gede Sentana tak bisa berbuat banyak, sebab hasil kerjanya habis untuk konsumsi. Dapur dan bangunan tempat tidurnya tidak bisa diperbaiki, lantaran tidak ada biaya. "Ya seperti ini, bocor sana sini. Tidak bisa tyang perbaiki. Untung tahun 2012 lalu sudah dapat bedah rumah," ungkapnya. Pihaknya hanya bisa pasrah dengan terus bekerja.

Kelihan Dinas Banjar Tarukan Putu Agus Juni Artawan mengakui kondisi warganya. Hanya saja, perhatian dari pemerintah desa setempat sudah cukup pada keluarga ini. "Sudah diatensi. Hanya saja memang beban keluarga terlalu berat dengan lima anak. Terutama anak keduanya yang sedang labil. Dia justru suka sliwar sliwer naik sepeda motor dengan knalpot brong," ungkapnya. *nvi

Komentar