nusabali

Kapolres Karangasem Lepasliarkan 100 Tukik

  • www.nusabali.com-kapolres-karangasem-lepasliarkan-100-tukik

Kapolres Karangasem AKBP I Gusti Ngurah Agung Ade Panji Anom memimpin acara melepas 100 tukik di depan Pura Candigora, Pantai Banjar Tunas Sari, Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, Karangasem, Rabu (10/7).

AMLAPURA, NusaBali

Pelepasan tukik dilakukan setelah apel HUT ke-73 Bayangkara di Lapangan Umum Kecamatan Kubu. Tukik ini didapatkan dari Kelompok Konservasi Yowana Bhakti Segara.

Kegiatan melepasliarkan tukik dihadiri Ketua DPRD Karangasem I Nengah Sumardi, Kepala Resor KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Karangasem I Gusti Bagus Suteja, Ketua Kelompok Konservasi Yowana Segara I Ketut Sujana, Perbekel Tianyar Timur I Ketut Wija, Kapolsek se-Karangasem, aktivis dari TCEC (Turtle Conservation and Education Center) Serangan Bali I Wayan Sudarma, 15 aktivis penyelamat penyu dari Inggris dan Skotlandia, serta masyarakat nelayan.

Kapolres AKBP I Gusti Ngurah Agung Ade Panji Anom mengaku bangga ada komunitas peduli pelestarian alam laut, salah satunya menyelamatkan penyu dari kepunahan. “Ekosistem laut memang perlu diselamatkan, kita hidup di darat ketergantungan dengan laut, laut juga ketergantungan dengan yang ada di darat,” jelas AKBP I Gusti Ngurah Agung Ade Panji Anom. Ketua Kelompok Konservasi Yowana Segara I Ketut Sujana mengatakan, kelompok yang didirikan tahun 2017 kebanyakan anggotanya dari nelayan. Sehingga nelayan itulah yang diedukasi pentingnya melakukan penyelamatan penyu. “Sejak tahun 2018 kami menyelamatkan telur penyu, ditangkarkan di kelompok, setelah menetas dilepas ke laut,” jelas Ketut Sujana.

Penyu biasanya menetas tengah malam, di antara jukung nelayan. Jika itu dibiarkan telur penyu bisa hancur tergilas jukung. Beberapa kali juga sempat menyelamatkan telur penyu di Pasar Tukad Eling, Desa Tianyar Timur. Sekitar 2.000 telur penyu diselamatkan, setelah ditangkarkan dalam waktu 50 hari telur menetas. Aktivis dari TCEC Serangan Bali I Wayan Sudarma mengatakan, sebelum dilepas ke habitatnya, selama tiga hari tukik itu telah dilakukan penyesuaian. “Selama tiga hari kami berikan media berupa pasir dan air laut.  Begitu dilepas, telah terbiasa dengan habitat aslinya,” kata Wayan Sudarma.

Relawan asing yang menamakan diri North Bali Reef Conservation mengenakan pakaian adat antusias melepas tukik. Aktivis Zach dari Inggris mengaku telah setahun bergabung sebagai relawan penyelamatan penyu. “Kami peduli penyelamatan penyu di Bali agar tidak punah. Kami peduli agar alam Bali tetap lestari,” ucap Zach. Sementara dua relawan dari Skotlandia, Elanor Howarth dan Annisa Nabi, juga mengaku senang ambil bagian dalam penyelamatan penyu di Bali. *b

Komentar