nusabali

BPBD Mulai Distribusikan Air Bersih

  • www.nusabali.com-bpbd-mulai-distribusikan-air-bersih

Ribuan KK Berpotensi Alami Kekeringan

SINGARAJA, NusaBali

Memasuki musim kemarau panjang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng sudah mulai bersiap untuk penanganan kekeringan. Bahkan mobil tangki penyuplai air bersihnya pun sudah mulai turun menyuplai air bersih di Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar Buleleng, pada Rabu (10/7) pagi. Sebanyak 4.500 KK di 17 desa di 7 Kecamatan di Buleleng terpetakan berpotensi mengalami krisis air bersih.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana ditemui di ruangannya mengatakan, pemetaan kekeringan yang dilakukan BPBD Buleleng tahun ini mengacu pada kasus krisis air bersih di tahun sebelumnya. Sejauh ini dari desa-desa yang kembali masuk dalam zona kekeringan tahun ini masih desa yang sama dengan data tahun lalu.

Kekeringan hingga berpotensi krisis air bersih terparah ada di Kecamatan Tejakula yang meliputi Desa Tembok, Sambirenteng, Pacung, Sembiran Penuktukan dan di Kecamatan Banjar, meliputi Desa Sidetapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa, Tampekan dan Kaliasem. Selain itu juga ada Dea Bukti dan Bengkala di Kecamatan Kubutambahan, Desa Selat di Kecamatan Sukasada, Desa Pangkung Paruk di Kecamatan Seririt, Desa Banyupoh di Kecamatan Gerokgak dan Desa Pelapuan di Kecamatan Busungbiu.

“Kekeringan ini diakibatkan karena musim kemarau panjang yang kemudian berpengaruh terhadap debit sumber mata air di daerah itu,” jelas Suadnyana yang mantan Kasatpol PP Buleleng itu.

Sejauh ini pihaknya mengaku sudah siap melayani suplai air bersih ke masyarakat sepanjang ada permintaan dari pemerintah desa ke BPBD. Suadnyana pun menyebut akan meminta back up mobil tangki dari BPBD Provinsi Bali jika permintaan suplai air bersih banyak.

“Sementara permintaan yang masuk baru yang di Kaliasem ini, di Buleleng Timur belum. Kami menunggu permintaan saja cukup per telepon langsung kami datang ke lokasi,” imbuh dia.

Meski demikian BPBD Buleleng mengaku tetap berkoordinasi dengan PDAM Buleleng terkait pengambilan air di sumber-sumber air PDAM. “Karena tahun kemarin sempat kejadian banyak warga yang ambil air di sumber PDAM mengaku mendapat izin dari BPBD, padahal air itu akhirnya dijual, nah ini yang tidak kami inginkan,” imbuh dia.

Sementara itu maslaah kekeringan yang menjadi bencana langganan Buleleng setiap tahunnya ditanggapi Suadnyana, pihaknya bersama intansi terkait dan seluruh element masyarakat mulai akan menanam pohon-pohon keras di sekitar sumber mata air yang ada. Tujuannya pohon-pohon itu dapat menyerap lebih banyak air saat saat musim hujan sehingga di musim kemarau sumebr air yang bersangkutan memiliki stok air mencukupi.

Suadnyana juga berharap, kepada aparat desa yang sudah langganan kekeringan setiap tahunnya dapat aktif bergerak mencari celah mengusahakan bantuan peningkatan kapasitas air bersih di desanya. Usulan itu pun dpat diajukan pada Musrembang Kecamatan untuk diakomodir ke tingkat yang lebih tinggi.

Selain itu masyarakat di daerah kekeringan juga diharapkan bijak menggunakan air. Di musim kemarau panjang masyarakat yang mendapat suplai air adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. “Jadi diutamakan dulu kebutuhan pokoknya seperti air kondumsi untuk memasak dan mandi. Kalau untuk menyiram halaman dan menyiram tanaman mungkin ditunda dulu,” jelas Suadnyana. *k23

Komentar