nusabali

ISI Surakarta Bantu Digitalisasi 316 Cakep Lontar

  • www.nusabali.com-isi-surakarta-bantu-digitalisasi-316-cakep-lontar

Sejumlah dosen ISI Surakarta bantu digitalisasi 316 cakep lontar di Objek Wisata Museum Pustaka Lontar, Banjar Dukuh Bukit Ngandang, Desa Adat Dukuh Penaban, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, Selasa (9/7).

AMLAPURA, NusaBali

Seluruh lontar didokumentasikan dalam bentuk file foto lengkap dengan transkrip bahasa latin dan terjemahannya. Isi lontar dibacakan penekun lontar Karangasem Ida I Dewa Gede Catra.

Rombongan dosen pengajar fotografi ISI Surakarta, Agus Heru Setiawan, Andry Prasetyo, dan Ketut Gura Arta Laras berikan pelatihan cara memotret lontar dan memindahkan file dengan teknik pemotretan. Sehingga lontar terlihat dalam layar sesuai aslinya. Dijelaskan pula tentang posisi agar lontar terlihat pas dalam gambar serta teknik penampilan lainnya. Agus Heru Setiawan mengatakan, pengambilan gambar menggunakan alat reprograf dengan aplikasi photoshop dan acrobat pro. “Kami gunakan konsep 3 M (murah, mudah, dan mobile),” jelas Agus Heru Setiawan.

Menurut Agus Heru Prasetyo, digitalisasi lontar tidak terlalu sulit, asalkan mampu menguasai teknik fotografinya. “Dengan teknik digitalisasi mampu mendokumentasikan lontar, selain lontar aslinya masih tetap tersimpan,” jelas Agus Heru Setiawan. Sementara Andre Prasetyo mengatakan, dengan memotret lontar akan mampu menjaga keutuhan fisik lontar. “Beda dengan teknik scanner, fisik lontar bisa berubah karena ada cahaya panas. Apalagi lontar yang rusak, rentan tambah rusak,” jelas Andre Prasetyo.

Dikatakan, ISI Surakarta memberikan pelatihan kepada segenap krama Desa Adat Dukuh Penaban agar paham menggunakan kamera digital untuk mendigitalisasi seluruh lontar. Setelah menguasai teknik digitalisasi, selanjutnya perangkat kamera dan fasilitas pendukungnya dihibahkan ke Desa Adat Dukuh Penaban. Pemerhati lontar, Ida I Dewa Gede Catra, mengapresiasi upaya penyelamatan lontar. “Meski telah melakukan digitalisasi, lontar asli tak boleh hilang,” pesan Ida I Dewa Gede Catra.

Bendesa Adat Dukuh Penaban Jro Nengah Suarya dan Sekretaris Desa Adat Dukuh Penaban I Nengah Sudana mengatakan, digitalisasi bukan saja memindahkan ke file, di mana satu cakep lontar jadi satu file, di dalamnya juga lengkap dengan transkrip bahasa latin dan artinya. “Nanti krama lebih mudah membaca lontar, memahami isinya. Dengan membaca bahasa latin, lama-lama tahu membaca lontar, sekaligus paham isinya,” kata Jro Nengah Suarya.

Hanya saja untuk menyalin ke digital, satu cakep lontar belum tentu tuntas satu hari. Yang bekerja satu tim, mengambil foto lembar demi lembar, kemudian isinya dibacakan dan diterjemahkan. Ada juga yang menyalin ke huruf latin. “Upaya penyelamatan membutuhkan kesabaran,” tegasnya. *k16

Komentar