nusabali

Hidup Tahun 257 SM, Diyakini Nenek Moyang Asli Bali

  • www.nusabali.com-hidup-tahun-257-sm-diyakini-nenek-moyang-asli-bali

Selain ciri fisik, indikasi Manusia Purba Gilimanuk sebagai nenek moyang orang Bali diperkuat degan temuan arkeologis berupa benda-benda bekal kubur seperti gerabah, payuk, dan perhiasan.

Balai Arkeologi Kembali Temukan Kerangka Manusia Purba Gilimanuk

NEGARA, NusaBali
Tim Balai Arkeologi Wilayah Kerja (Wilker) Bali-NTB-NTT kembali lakukan ekskavasi (penggalian) di Situs Purbakala Gilimanuk yang berlokasi di Lingkungan Asri, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, sejak Selasa (14/6). Ekskavasi di areal Museum Manusia Purba Gilimanuk ini sebagai kelanjutan hasil penggalian Januari 2016 lalu, berupa kerangka dua individu Manusia Purba Gilimanuk.

Ekskavasi yang dijadwalkan berlangsung selama dua pekan ke depan ini dilakukan tepat di sebelah lokasi kerangka dua individu manusia purba, yang telah lebih dulu ditemukan, dengan luasd 2 meter x 2 meter dan kedalaman lubang 1,5 meter. Selain untuk mencari kerangka maupun benda purba baru, ekskavasi lanjutan ini juga sekaligus untuk menambah koleksi temuan berupa kerangka dua individu manusia purba yang ditemukan sebelumnya. Buat sementara, kerangka dua individu manusia purba masih ditempatkan dalam lubang, yang rencananya langsung akan dijadikan museum terbuka.

“Kami duga dua individu, sesuai degan jumlah tengkorak (kepala) dan kerangka yang sementara terlihat. Memang bagian kerangka lain, seperti rusuk, sudah tidak utuh lagi,” ujar Kepala Balai Arkeologi Wilker Bali-NTB-NTT, I Gusti Made Suarbawa, di Situs Purbakala Gilimanuk, Selasa kemarin.

Berdasar analisanya, menurut IGM Suarbawa, dua kerangka manusia yang ditemukan tersebut merupakan Manusia Purba Gilimanuk, hasil campuran Ras Austronesia dan Ras Mongoloid, yang telah hidup sekitar tahun 257 SM. Manusia Purba Gilimanuk ini diduga merupakan nenek moyang asli masyarakat Bali.

Dugaan tersebut diatrik melalui kemiripan ciri-ciri DNA maupun fisik orang Bali, mulai dari tinggi badan, gigi, dan ciri lainnya. Suarbawa menegaskan, selain ciri fisiknya, dugaan bahwa Manusia Purba Gilimanuk sebagai nenek moyang orang Bali diperkuat degan temuan arkeologis berupa benda-benda bekal kubur Manusia Purba Gilimanuk, seperti gerabah, payuk (periuk), dan perhiasan.

Temuan-temuan di Situs Purbakala Gilimanuk yang di atas lahan seluas 20 hektare ini sudah dimulai sejak tahun 1963 silam. Areal Situs Purbakala Gilimanuk sebagian besar telah dijadikan tempat pembangunan, sehingga kini hanya terisa seluas 5 hektare itu. Suarbawa mengatakan, areal Situs Purbakala Gilimanuk memang merupakan perkmpungan sekaligus tempat kuburan. “Benda-benda yang ditemukan menunjukkan motif sama dengan temuan arkeologis di tempat lain di Jawa,” ujar Suarbawa.

Berkaitan dengan temuan di Situs Purbakala Gilimanuk itu, menurut Suarbawa, pihaknya menarik kesimpulan bahwa Gilimanuk sudah menjadi pintu gerbang Pulau Bali sejak zaman Pra Sejarah. Bahkan, sejumlah temuan purbakala ini juga mengindikasikan Gilimanuk memang sempat terpisah dengan Pulau Bali, yang kemudian bersatu kembali melalui proses alam. Situs Purbakala Gilimanuk ini masih bertalian dengan situs di wilayah utara, seperti di Desa Banyu Poh (Kecamatan Gerokgak, Buleleng), Desa Pacung (Kecamatan Tejakula, Buleleng), dan Desa Berambang (Kecamatan Negara, Jembrana).

Sementara itu, Kabid Kebudayaan Dinas Dinas Pendidikan-Pariwisata-Kebudayaan Jem-brana, AA Ngurah Mahadikara, mengatakan di Museum Manusia Purba Gilimanuk kini terdapat 1.033 koleksi benda arkeologis. Dari jumlah itu, 140 koleksi di antaranya merupakan set rangka Manusia Purba Gilimanuk, yang semuanya ditemukan di arel Situs Purbakala Gilimanuk. Penggalian atas temuan-temuan tersebut diprakarsai Prof Dr Raden Panji Soejono tahun 1963.

Selain tersimpan di Museum Manusia Purba Gilimanuk, banyak juga set rangka Manusia Purba Gilimanuk yang disimpa di tempat lain, seperti di berbagai universitas dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bali. Set rangka Manusia Purba Gilimanuk yang disimpan di universitas merupakan hasil ekskavasi tim dari perguruan tinggi tersebut. 7 ode

Komentar