nusabali

ABK Tewas Saat Berlayar di Perairan Samudera Hindia

  • www.nusabali.com-abk-tewas-saat-berlayar-di-perairan-samudera-hindia

Mayatnya Hampir Satu Bulan Baru Mendarat

DENPASAR, NusaBali

Nasib nahas dialami Tri Hardi Hartono, 26. Anak Buah Kapal (ABK) KM Bandar Nelayan 102 ini meninggal dunia saat berlayar mencari ikan di Perairan Samudera Hindia, Selasa (11/6). Korban diketahui meninggal dunia oleh teman sekapalnya bernama Yudi, 24, pada pukul 05.40 Wita. Korban ditemukan tak bernyawa di kamar ABK saat hendak dibangunkan untuk memulai kerja. Mayat ABK ini sejak meninggal berada hampir sebulan, yakni 24 hari dalam kapal di tengah laut.

Informasi yang diperoleh dari anggota Polairud Polda Bali, Sabtu (6/7) mengungkapkan belum diketahui secara pasti penyebab kematian korban. Sementara jenazah korban telah tiba di Pelabuhan Benoa, Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar, Jumat (5/7) pukul 08.30 Wita. Korban lalu dievakuasi ke Pelabuhan Benoa menggunakan KM Bandar Nelayan 2009 bersama dengan Yudi yang merupakan salah seorang saksi yang mengetahui peristiwanya.

Setibanya di Pelabuhan Benoa jenazah langsung dibawa ke RSUP Sanglah Denpasar untuk dilakukan visum. Keterangan dari Yudi mengatakan korban diketahui meninggal dunia saat hendak dibangunkan untuk bekerja. Saat dibangunkan, korban asal Desa Sugiharjo, Dusun V, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara ini tak ada respons. Karena tak ada respons, Yudi mengajak dua orang teman lainnya, Boby Anggara dan Rady untuk mengecek.

Ketiganya berupaya membangunkan korban, namun tetap saja tak ada respons. Curiga, ketiganya melakukan pengecekan terhadap pernapasan korban. Ternyata korban sudah tak bernapas. Urat nadinya sudah tak berdenyut. Ketiganya melaporkan peristiwa itu kepada nakhoda kapal. Saat diperiksa oleh nakhoda kapal menyimpulkan korban telah menunggal dunia.  "Saat ditemukan tak bernyawa menurut keterangan saksi Yudi posisinya tidur terlentang. Tidak ditemukan luka-luka pada tubuh korban. Karena belum jadwalnya untuk pulang terpaksa jenazah korban disimpan di dalam palka kapal. Pada 20 Juni jenazah dititipkan di KM Bandar Nelayan 2009 untuk dibawa pulang ke kampung halamannya melalui Pelabuhan Benoa," tutur sumber.

Untuk mengetahui penyebab matinya korban, pihak kepolisian masih menunggu hasil visum yang dilakukan oleh RSUP Sanglah Denpasar. "Jenazah korban ini baru tiba di Bali karena mereka berlayar dari Perairan Samudera Hindia dan belum jadwalnya untuk pulang. Mereka berlayar pada posisi 32 35 493 LS-91 08 831 BT. Kapal yang mengevakuasi korban bertolak dari Samudera Hindia pada 20 Juni dan baru tiba kemarin (Jumat) sandar di Pelabuhan Benoa," tandas sumber. *pol

Komentar