nusabali

Bayi Kembar Dempet Bagian Dada dan Perut Lahir di Seririt

  • www.nusabali.com-bayi-kembar-dempet-bagian-dada-dan-perut-lahir-di-seririt

Menjelang melahirkan, ibunda bayi kembar dempet sempat dibilang posisi bayinya sungsang saat periksakan kandungan di RS Pratama Desa Tangguwisya, sehingga disarankan jalani persalinan ke RS Santi Graha Seririt

SINGARAJA, NusaBali

Bayi perempuan kembar dempet bagian dada dan perut lahir melalui operasi caesar di RS Santi Graha Seririt, Buleleng, Selasa (2/7) sore pukul 16.00 Wita. Sempat dua hari dua malam dirawat di Ruang NICU RSUD Buleleng di Singaraja, bayi kembar dempet yang merupakan buah hati pasangan I Kadek Redita, 24, dan Ni Putu Ayu Sumadi, 18, pasutri asal Dusun Kajanan, Desa Joanyar, Kecamatan Seririt ini kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah di Denpasar, Kamis (4/7) sore.

Saat lahir, bayi kembar dempet ini memiliki berat badan 4,2 kg dengan panjang 50 cm. Bayi kembar ini mengalami kelainan pada bagian dada dan perut yang menjadi satu (dempet). Awalnya, kelahiran bayi kembar dempet ini ditangani oleh tim medis RS Santi Graha Seririt. Berselang 4 jam pasca kelahirannya, bayi kembar dempet ini kemudian dirujuk ke RSUD Buleleng, Selasa malam sekitar pukul 20.00 Wita.

Selanjutnya, banyi kembar dempet langsung dirawat di Ruang NICU RSUD Buleleng. Namun, bayi kembar dempet yang merupakan buah hati pertama pasutri Kadek Redita dan Putu Ayu Sumadi ini kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah, kemarin sore. Sedangkan ibunda bayi kembar dempet, Ni Putu Ayu Sumadi, hingga Kamis kemarin masih menjalani perawatan terpisah di RS Santi Graha Seririt.

“Kami terima kondisi bayi kembar memang seperti ini (dempet bagian perut, Red). Saat ini, kondisinya normal. Tetapi, kami belum dapat memastikan apakah ada kelainan organ tubuh dengan kondisi seperti ini. Perlu pemeriksaan lebih lanjut, makanya kita rukuk ke RSUP Sanglah. Kemungkinan ada kelainan di bangian jantung,” ungkap dr Nyoman Suciawan SpA, dokter menangani bayi kembar dempet ini di Ruang NICU RSUD Buleleng, Kamis kemarin.

Menurut dr Suciawan, bayi ini terpaksa dirujuk ke RSUP Sanglah, karena RSUD Buleleng belum memiliki peralatan medis yang cukup memadai dalam menangani bayi kembar dalam kondisi dempet. Selain itu, penanganan bayi dempet juga harus melibatkan tim dokter, kerena pemisahannya mesti melalui operasi bedah secara khusus.

“Kami hanya menangani perawatan sementara, menjaga kondisi bayi dengan baik, melalui pemberian cairan, penghangatan, dan asupan makan yang cukup lewat selang, karena reflek daya isap dan menelan dari bayi belum stabil,” papar dr Suciawan saat ditemui NusaBali di Ruang NICU RSUD Buleleng di Singaraja, Kamis kemarin.  

Disebutkan, banyak faktor yang menjadi penyebab bayi lahir kembar dempet, seperti faktor genetik, pola makan, dan polusi udara. “Ya, banyak faktor penyebabnya, tetapi ini perlu pemeriksaan dan penelitian lebih lanjut. Secara medis, bayi kembar dempet terjadi karena saat pemisahan sel telur tidak berjalan sempurna,” katanya.

Sementara itu, ayah dari bayi kembar dempet, Kadek Redita, menceritakan sebelumnya tak ada tanda-tanda aneh saat masa kehamilan istrinya. Menurut Redita, sang istri, Putu Ayu Sumadi, rutin memeriksakan kandungannya ke bidan desa di Desa Joanyar, Kecamatan Seririt. Dari hasil pemeriksaan kandungan, kondisi bayi dalam pertumbuhan normal.

Menjelang waktu kelahiran ketika usia kandungan menginjak 38 minggu, kata Redita, istrinya dibawa ke RS Pratama di Desa Tanguwisia, Kecamatan Seririt untuk proses persalinan. Nah, dalam pemeriksaan di RS Pratama itulah baru diketahui kalau posisi bayinya sungsang (tidak normal). Tim medis kemudian menyarankan agar proses persalinan istri Redita dilakukan di RS Santi Graha Reririt.

Karena ada saran seperti itu, menurut Redita, pihaknya harus mencari rujukan ke Puskesmas Seririt agar sang istri bisa melahirkan di RS Santi Graha Seririt menggunakan fasilitas Kartu Indonesia Sehat (KIS). “Waktu pemeriksaan di RS Pratama, kami belum tahu bayinya akan lahir kembar dempet. Karena waktu itu hanya dibilang bayi dalam posisi sungsang,” kenang Redita.

Nah, setelah mendapat rujukan dari Puskesmas Seririt, Redita langsung membawa istrinya ke RS Santi Graha agar proses persalinan bisa dilaksanakan. Pihak RS Santi Graha memutuskan proses persalinan lewat operasi caesar. Ternyata, bayinya lahir dalam kondisi kembar dempet bagian perut.

“Saat itu, baru saya tahu kalau anak kami ini kembar dempet. Pihak RS Santi Graha langsung merujuk bayi kami ke RSUD Buleleng,” papar Redita, yang kemarin sibuk mengurus surat-surat administrasi untuk merujuk bayi kembar dempetnya ke RSUP Sanglah.

Redita pasrah ketika tim medis RSUD Buleleng merujuk bayinya ke RSUP Sanglah. Dia berharap ada batuan dari pihak lain untuk ikut menanggung biaya operasi pemisahan bayi kembar dempetnya ini. Redita sendiri mengaku tidak punya uang, karena kesehariannya bekerja sebagai buruh di sebuah toko bangunan. Sedangkan istirnya, Putu Ayu Sumadi, hanya berstatus ibu rumah tangga. *k19

Komentar