nusabali

Gubernur Berikan Jaminan Kesehatan

  • www.nusabali.com-gubernur-berikan-jaminan-kesehatan

11 Seniman Terima Penghargaan

DENPASAR, NusaBali

Sebanyak 11 seniman tradisinal Bali menerima penghargaan ‘Pengabdi Seni’ dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLI 2019 di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Art Centre Denpasar, Kamis (4/7) malam. Termasuk di antara mereka adalah guru seni Gubernur Bali Wayan Koster semasa sekolah di Singaraja, AA Gede Ngurah Agung Pemayun, 65. Kepada 11 seniman penerima penghargaan ini, Gubernur Koster memberikan jaminan kesehatan.

AA Gede Ngurah Agung Pemayun merupakan pengabdi seni di bidang Tari dan Tabuh asal Buleleng. Seniman yang kini berusia 65 tahun ini sempat menjadi guru seni bagi Gubernur Koster saat menempuh pendidikan di SMAN 1 Singaraja, Buleleng (periode 1978-1981).

Sedangkan 10 penerima penghargaan seni lainnya, masing-masing Dewa Putu Gingsir (seniman Sastra dari Badung), I Nyoman Sukanta (seniman Ukir Telor dari Bangli), I Nyoman Suarsa (seniman Tari dari Denpasar), I Wayan Sugita (seniman Drama Gong dari Gianyar), I Komang Arsana (seniman Sastra Daerah dari Jembrana), Ida Ayu Karang Adnyani Dewi (seniman Tari dari Karangsem), Ida Bagus Ketut Wedana (seniman Sastra dari Klungkung), I Ketut Suada (seniman Tari Arja dari Tabanan), I Wayan Gulendra (seniman Lukis dari ISI Denpasar), dan I Wayan Senen (seniman Karawitan yang berkarya dari Jogjakarta).

Pemberian penghargaan ‘Pengabdi Seni’ ini merupakan wujud apresiasi Pemprov Bali terhadap para seniman yang berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan seni. Proses pemberian penghargaan terhadap 11 seniman ini berdasarkan usulan dari Pemkab/Pemkot se-Bali, yang kemudian diseleksi oleh Tim Kurator PKB.

Para seniman penerima penghargaan ini memperoleh piagam dan bantuan uang tunai masing-masing sebesar Rp 10 juta. Piagam penghargaan ‘Pengabdi Seni’ tadi malam diserahkan langsung Gubernur Koster, didampingi sang istri Ni Putu Putri Suastini dan Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace).

Penerima penghargaan seni tersebut sempat menunjukkan kepiawaian untuk menghibur undangan dan masyarakat yang memadati Gedung Ksirarnawa semalam. Seniman I Nyoman Suarsa, 62, misalnya, unjuk gigi menarikan Tari Kebyar Terompong. Meski napasnya terengah-engah, Nyoman Suarsa masih mampu tuntas memainkan tariannya.

Sementara, Gubernur Koster mengutarakan rasa bangga terhadap dedikasi yang ditunjukkan para pengabdi seni. Dia berharap para pengabdi seni bisa menginspirasi kalangan generasi muda, agar mewarisi semangat mereka dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya.

Gubernur Koster juga mengaku bangga, karena salah satu penerima penghargaan ‘Pengabdi Seni’ tersebut adalah gurunya semasa SMA. “Yang membanggakan, salah satu yang menerima penghargaan malam ini adalah gurun titiang (guru saya, Red), Pak Agung (AA Gede Ngurah Agung Pemayun). Beliau guru seni sewaktu titiang di SMA Negeri Singaraja. Waktu itu titiang ikut megambel, jadi penabuh. Ternyata beliau masih sehat, mudah-mudahan panjang umur, Pak Agung,” ujar Gubernur Koster dalam sambutannya tadi malam.

Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini pun meminta agar para seniman pengabdi seni tidak melihat besarnya jumlah uang yang diberikan, namun komitmen dan kepedulian Pemprov Bali dalam mengapresiasi seniman. Mengingat hadiah yang diberikan kepada pengabdi seni dirasa masih kecil, Koster pun langsung perintahkan Kadis Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan Adnyana, agar segera menyiapkan regulasi supaya mereka memperoleh layanan kesehatan sesuai kebutuhannya. Termasuk juga untuk membia-yai pendidikan cucu mereka.

“Pak Kadis Kebudayaan, tolong dilist para seniman penerima penghargaan ini supaya diberikan jaminan kesehatan. Perhatikan kesehatan mereka, cucu-cucunya. Berikan pilihan. Kalau ternyata beliau mengalami masalah kesehatan, agar diurus kesehatannya di rumah sakit pilihan sesuai dengan jenis penyakit yang dideritanya,” jelas Koster.

“Jadi, ada pilihan. Bisa kesehatan atau pendidikan untuk anak atau cucunya, ataupun pilihan lainnya. Kita akan bantu dengan program yang bakal dijalankan mulai tahun 2020 mendatang,” lanjut mantan anggota Komisi X DPR RI (antara lain membidangi kesehartan, pendidikan, seni, budaya, pariwisata) dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.

Pada bagian lain, Koster menyebutkan pemajuan budaya menjadi salah satu program prioritas dalam visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. Keseriusan Koster dalam penguatan budaya telah ditunjukkan dengan terbitnya Pergub Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali dan Pergub 80 Tahun 2018 tentang Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali. Selain itu, pihaknya juga tengah merancang sebuah regulasi untuk pemajuan kebudayaan yang lebih komprehensif hingga ke akar-akarnya.

Sementara itu, Wagub Cok Ace mengingatkan agar masyarakat Bali jangan sampai meninggalkan seni dan budaya. Menurut Cok Ace, dinamika budaya Bali yang berkembang kian pesat harus dibarengi dengan kontrol, agar akar seni budaya tidak tercabut dari tanah Bali.

“Kalau seni budaya menjadi beban bagi masyarakat pendukungnya, diminta ataupun tidak, seni budaya itu pasti ditinggalkan. Ini banyak terjadi di luar Bali. Astungkara, di Bali seni budaya sangat berkaitan dengan agama. Seni budaya juga tidak bisa dipisahkan dari pariwisata. Pemerintah harus komit, seni budaya Bali jangan sampai keluar dari rel,” tandas tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud, Gianyar yang masih aktif ngayah ngigel (menari) calon arang meskipun sudah menja-bat Wagub ini.  *ind

Komentar