nusabali

NUN Tinggi Tetap Tak Lolos PPDB

  • www.nusabali.com-nun-tinggi-tetap-tak-lolos-ppdb

Sistem online yang berlaku se Bali ini tidak memungkinkan pihak sekolah untuk berbuat banyak.

Nasib Ratusan Lulusan SMP dari Desa Pinggiran


GIANYAR, NusaBali
Ratusan lulusan SMP dari desa pinggiran tidak lolos PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) online SMA negeri dari jalur zonasi. Karena radius sekolah negeri tidak sampai pada desa pinggiran. Padahal sejumlah siswa dari desa pinggiran yang tidak terkomodir itu berprestasi dengan Nilai Ujian Nasional (NUN) relatif tinggi.

Hal itu terpantau dari pergerakan seleksi PPBD online pada website bali.siap-ppdb.com. Kondisi tersebut dibenarkan sejumlah kepala SMA negeri di Gianyar. Dampaknya, para orangtua siswa mulai ramai mendatangi sekolah guna menyampaikan keluhan. Hanya saja, sistem online yang berlaku se Bali ini tidak memungkinkan pihak sekolah untuk berbuat banyak.

Wakasek Kesiswaan SMA N 1 Gianyar I Dewa Nyoman Anom, Rabu (3/7), mengungkapkan hasil terakhir PPDB jalur zonasi pada hari ketiga, diketahui radius SMA dengan julukan Dosman itu hanya 1.414 meter. Total calon siswa yang mendaftar pada pilihan I 614 siswa. Daya tampung jalur zonasi hanya 288 orang.Maka sisanya 386 siswa otomatis tersingkir. Calon siswa yang diterima yakni rumahnya di sekitar Kelurahan Gianyar, Abianbase, Beng, dan Kelurahan Samplangan. Sebaliknya, ratusan siswa yang berasal dari desa pinggiran dengan radius melebihi 1,4 kilometer dipastikan harus gigit jari. “Kelurahan Beng hanya titik selatan yang lolos dari beberapa lingkungan. Ada beberapa siswa dari Desa Tegaltugu yang dapat karena menggunakan jalur adat. Selebihnya tersingkir,” ujar Dewa Anom.

Mereka yang tersingkir berasal dari 12 desa yakni Desa Bakbakan, Kelurahan Bitera, Desa Lebih, Petak, Petak Kaja, Serongga, Siangan, Sidan, Sumita, Suwat, Temesi dan Tulikup. “Ya kebanyakan desa yang dipinggir ini semua tidak bisa masuk dalam radius zonasi,” katanya.

Akibatnya, Dewa Anom mengaku banyak menerima keluhan dari orang tua siswa. Namun pihaknya tidak bisa berbuat apa, terlebih saat ini semua proses berlangsung secara online, sehingga nama yang lulus langsung tertera di situs PPDB online. “Keluhan sampai ke sekolah banyak sekali, apalagi yang di luar ini (tidak lulus, Red) yang berprestasi sangat banyak,” katanya.

Disinggung terkait penerimaan siswa menggunakan surat keterangan domisili (SKD), Dewa Anom mengaku sudah memverifikasi alamat siswa yang menyertakan SKD. Siswa yang diterima di Dosman dengan SKD ada belasan orang. “Data anak yang pakai SKD masih bergerak-gerak hingga Rabu sore,” jelasnya.

Kondisi serupa juga diungkapkan Kepala SMAN 1 Ubud I Wayan Gabra. Dikatakan, dari 487 siswa yang melamar pilihan I, hanya 324 siswa yang diterima sesuai daya tampung. Sesuai aturan PPDB, siswa yang tidak tertampung di pilihan I diarahkan ke SMA lain yang kuotanya belum terpenuhi. Dalam hal ini diketahui SMAN 1 Payangan kekurangan 78 siswa dari daya tampung 252. “Tetapi separti apa juknisnya, kami masih menunggu lebih lebih lanjut dari provinsi,” jelasnya.

Di SMAN 1 Sukawati, radius jalur zonasi berkisar di jarak 3 km. Kepala SMAN 1 Sukawati Drs I Gusti Made Puja Armaya mengungkapkan, ada sekitar enam desa yang siswanya tidak diterima pada sekolah tersebut karena melebihi 3 km. Ada 621 anak yang mendaftar pilihan I, yang diterima hanya 396 sehingga ada sekitar 225 siswa tidak diterima. Siswa yang tidak diterima dari Desa Batubulan, Batubulan Kangin, Kemenuh, Ketewel, Singapadu Kaler dan Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati.*nvi

Komentar