nusabali

Mesin Mati, Nelayan Terombang ambing

  • www.nusabali.com-mesin-mati-nelayan-terombang-ambing

Petugas menjemput korban ke tengah laut, namun tidak membawa tali sehingga tak bisa menarik jukung.

AMLAPURA, NusaBali

Setelah melaut selama tiga jam, tiba-tiba mesin jukung yang dikemudikan I Ketut Matal, 42, mati di perairan Nusa Penida, Klungkung, Senin (1/7). Nelayan asal Banjar Benesari, Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem, ini pun terombang-ambing di laut. Berkat perjuangan berat, mendayung jukung selama 6 jam, akhirnya Matal isa mendarat di Pantai Banjar Bugbug Kelodan, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem.

Matal pergi melaut sejak pukul 04.00 Wita. Dia melaut seorang diri menuju selatan, sementara rekan-rekannya dari Kelompok Nelayan Segara Ayu menuju arah timur. Sekitar pukul 07.00 Wita berencana balik pulang setelah berhasil menangkap 40 ekor tongkol di perairan Nusa Penida, Klungkung. Tiba-tiba mesin mesin tempel berkekuatan 15 PK mati. Padahal bahan bakar berkapasitas 10 liter masih banyak. Matal berusaha menghidupkan mesin, justru gigi mesin rontok. Mesin pun mati total.

Akhirnya ayah empat putrid ini berjuang menyelamatkan diri dengan cara mendayung jukung. Gelombang saat itu cukup besar. Dia berjuang mendayung jukung selama enam jam menuju daratan dengan menahan lapar dan haus karena tanpa bekal makanan maupun minuman. Sempat istirahat karena kelelahan, dan sekuat tenaga kembali mendayung jukung. Matal yang tak kunjung datang membuat istrinya, Ni Wayan Sari gelisah. Istrinya sejak pagi menunggui di pantai sambil menangis. Biasanya Ketut Matal balik pukul 08.00 Wita.

Nelayan I Wayan Sumatra akhirnya melaporkan kasus itu ke Pos Bakamla (Badan Keamanan Laut) di Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem yang mewilayahi Bali Timur. Melalui teropong petugas Bakamla, nelayan I Ketut Matal ketahuan di balik kapal ferry yang melintas sedang mendayung ke arah pantai. Petugas Bakamla berkoordinasi dengan petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem dibantu petugas BPBD Karangasem menjemput korban. Petugas Pos Pencarian dan Pertolongan dipimpin I Gusti Ngurah Eka menjemput korban ke tengah laut.

Hanya saja petugas tidak membawa tali sehingga jukung yang dikendalikan Ketut Matal tidak bisa ditarik. Sehingga untuk mencapai daratan Ketut Matal tetap mendayung dikawal petugas. “Ini bukan musibah, hal biasa. Sama sekali tidak ada rasa waswas apalagi takut. Sebab kejadiannya pagi, masih bisa menyelamatkan diri. Beda dengan kejadiannya malam hari, bisa saja menginap di tengah laut,” ungkap Ketut Matal saat ditemui di kediamannya. Dia mengaku tumben melaut ke perairan Nusa Penida, Klungkung. Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan I Gusti Ngurah Eka mengatakan, kalau saja saat itu membawa tali, evakuasi bisa lebih cepat. “Kami jadinya hanya mengawal nelayan sampai ke pinggir,” katanya. *k16

Komentar