nusabali

Menghibur, Tak Kalah dengan yang Profesional

  • www.nusabali.com-menghibur-tak-kalah-dengan-yang-profesional

Pacuan Kuda di Lautan Pasir Bromo

PROBOLINGGO, NusaBali

Sebanyak 500 kuda tunggang milik warga Bromo mengikuti pacuan kuda tradisional. Kuda yang sehari-hari digunakan untuk mengais rezeki itu tidak kalah gesit saat dipacu.

Ratusan kuda tersebut milik warga Desa Tengger, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Mereka adu kecepatan dalam ajang Kapolres Probolinggo Cup yang digelar di Lautan Pasir Gunung Bromo sejak pagi kemarin.

Kapolres Probolinggo AKBP Eddwi Kurniyanto mengatakan, pacuan kuda tradisional itu diselenggarakan untuk memeriahkan HUT ke-73 Bhayangkara. Menurutnya, pacuan kuda dibagi dalam tiga kelas. Masing-masing kelas berdasarkan tinggi badan kuda.

Kelas A untuk kuda dengan tinggi badan 139-142 cm. Kelas B untuk kuda yang tingginya 135-136 cm. Kemudian Kelas C untuk kuda dengan tinggi tak lebih dari 127-134,5 cm.

Kuda-kuda tersebut adu kecepatan di lintasan sepanjang 500 meter. "Ada uang pembinaan untuk para pemenang. Mereka merebutkan juara umum dan trofi Kapolres Cup yang pertama," ujar Eddwi, Minggu (30/6) seperti dilansir detik.

Sehari-hari, kuda-kuda tersebut disewakan atau digunakan untuk mengangkut wisatawan Bromo. Itu artinya, kuda-kuda yang ikut pacuan bukan kuda yang biasa dipacu.

Selain itu, pacuan kuda itu juga menjadi tantangan bagi para pemilik kuda. Mereka harus bisa mengendalikan kuda yang tak pernah dilatih balapan di lintasan.

Salah seorang peserta Rustam mengaku senang bisa ikut dalam ajang pacuan tradisional. Bahkan ia berharap acara serupa rutin diselenggarakan.

"Baru pertama ikut. Senang bisa berkumpul dengan sesama peng-ojek kuda. Saya berharap event seperti ini rutin diadakan setiap tahun," katanya.

Sedangkan seorang wisatawan lokal Suti mengaku terhibur oleh pacuan kuda tersebut. "Itu kan bukan kuda-kuda terlatih di arena balap. Bagus dan menghibur. Puas kali ke Bromo (berwisata red)," katanya.

Masih kata Suti, kendati kuda dan jokinya bukan profesional, gaya kendali para joki dan ketangguhan kuda dalam setiap kelompok tanding nyaris tak jauh beda dengan balapan kuda profesional. Malahan menurutnya, dalam balapan kuda tradisional banyak hal menarik dan menghibur para penonton. *

Komentar