nusabali

Sapi di Banyuwangi Punya KTP dan AsuransiSapi di Banyuwangi Punya KTP dan Asuransi

  • www.nusabali.com-sapi-di-banyuwangi-punya-ktp-dan-asuransisapi-di-banyuwangi-punya-ktp-dan-asuransi

Tak hanya warga yang didata di Banyuwangi. Hewan ternak juga punya kartu pengenal layaknya e-KTP.

BANYUWANGI, NusaBali

Pemkab Banyuwangi memiliki inovasi pendataan hewan ternak digital. Khususnya jenis sapi melalui kartu Elektronik Ternak (e-Nak). Melalui kartu e-Nak, sapi-sapi yang sudah terdaftar akan terpantau riwayat usia, kesehatan, kehamilan, data kepemilikan dan lainnya. Tidak hanya itu, pemilik sapi yang telah mendapatkan e-Nak juga bakal mendapatkan jaminan asuransi.

"Fungsi kartu kepemilikan ternak ini sudah langsung terkoneksi dengan Nomor Induk Kependudukan (e-KTP) pemilik. Selain dapat asuransi, pemilik ternak juga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan hewan untuk ternaknya," kata Kabid Budidaya dan Kelembagaan Ternak, Dinas Pertanian dan Peternakan Banyuwangi, Nanang Sugiharto, saat ditemui di Festival Inovasi di Gesibu Blambangan, Minggu (30/6).

Untuk memiliki Kartu e-Ternak, peternak cukup membayar Rp 40 ribu per tahunnya. Kemudian petugas peternakan bakal melakukan pendataan mendetail terhadap hewan dengan standar mutasi yang cukup.

Dia mencontohkan, agar mutasi data tidak terlalu cepat, dia menetapkan usia sapi harus di atas 6 bulan khusus sapi betina. Sebab sapi betina cenderung lama dipelihara dibanding sapi jantan.

"Kalau jantan, giginya powel sudah dijual. Kalau betina 3-4 tahun masih dipelihara," imbuhnya.

Dari Rp 40 ribu yang digunakan untuk pendaftaran, peternak mendapatkan asuransi sebesar Rp 160 ribu untuk asuransi kepemilikan. Pemilik bisa mendapatkan uang pengganti sebesar Rp 10 juta bila sapinya mati akibat hal yang tidak diinginkan. Kemudian bisa mendapatkan Rp 9 juta bila sapinya terbukti hilang karena dicuri.

"Asuransi ini disubsidi melalui APBN. Begitu saja peternak masih banyak yang nggak mau, dikiranya takut nggak keluar. Padahal ini bener bisa dapat asuransi," jelasnya.

Selain itu, melalui kartu e-Nak, para peternak juga akan terhindar dari upaya penipuan. Sebab riwayat kesehatan sapi akan terpantau melalui kartu tersebut dengan pendataan manual. Seperti pernah beranak berapa kali, pernah sakit, produktif tidaknya dan lainnya. Untuk mengetahui detail riwayat data sapi dan kepemilikan, bisa dilihat dari barcode yang terpasang di leher sapi.

"Jadi menggunakan sistem barcode semua riwayat sapi bisa terlihat. Dan ini tidak mungkin tertukar karena detail fisik sapi mulai dari tanduk, moncong, dan lainnya sudah difoto, termasuk titik koordinatnya," jelasnya.

Saat ini jumlah populasi sapi di Banyuwangi pada tahun 2018 berjumlah 145 ribu ekor, dan yang sudah terdaftar dalam kartu e-Nak berjumlah 8000 ekor. Jumlah yang sudah terdaftar sementara masih di Kecamatan Wongsorejo, yang memiliki populasi sapi terbesar di Banyuwangi.

"Di Wongsorejo sendiri ada 18 ribu ekor. Selanjutnya bertahap akan merata di kecamatan lainnya," katanya. *

Komentar