nusabali

Pendaftaran Gelombang Kedua, Orangtua Siswa Mengaku Pasrah

  • www.nusabali.com-pendaftaran-gelombang-kedua-orangtua-siswa-mengaku-pasrah

Pendaftaran gelombang kedua Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Denpasar dengan menggunakan nilai Ujian Nasional (NUN) berlangsung Minggu (30/6).

DENPASAR, NusaBali

Para orangtua siswa mengaku pasrah dengan hasil yang akan diperoleh pada pendaftaran akhir ini.  Dari pantauan di SMPN 10 Denpasar, sejumlah orangtua siswa datang ke sekolah mendaftarkan anaknya dengan melengkapi persyaratan NUN. Orangtua siswa terlihat menunggu dari pukul 09.00 Wita hingga pukul 15.00 Wita untuk mendapatkan giliran mendaftar.

Mereka, yang mendaftar ini mengaku pasrah jika dalam seleksi terakhir menggunakan NUN ini harus tersisih diantara ratusan siswa lainnya. Selain itu, orangtua siswa juga mengaku belum mengetahui kuota yang dibutuhkan sekolah untuk tambahan siswa yang ditampung. "Kami sama sekali belum tahu. Kami, hanya disuruh mendaftar ulang, jadi untuk seleksinya katanya menggunakan NUN. Kami hanya menunggu semoga saja lolos dalam NUN ini, dengan nilai anak saya 27. Seperti ini katanya ketentuannya ya kami harus jalani," jelas salah satu orang tuasiswa, AA Panji Yuda Dharma Negara.

Kata Gung Panji, sapaannya, dia sudah mengambil ancang-ancang jika anaknya tidak diterima di sekolah negeri akan disekolahkan di SMP Dwijendra. Kendati swasta kata dia, tidak akan mempengaruhi prestasi anaknya. Namun, pihaknya meminta pemerintah jangan lagi membuat kericuhan di masyarakat karena kebijakan yang merugikan siswa untuk mencari sekolah.

Jika memang belum siap kata dia, harusnya tidak memaksakan dilakukan sistem cepat-cepatan. "Ya kami pasrah saja, yang penting pemerintah fair, dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Jangan lagi dibuat kacau seperti sekarang ini, tahun depan harus dibenahi. Kalau belum siap ya akui belum siap jangan memaksakan yang dapat merugikan masyarakat," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Wayan Suparta. Dia mengaku kecewa dengan kebijakan saat ini. Kendati anaknya memiliki nilai tinggi, dengan persaingan cukup banyak dikhawatirkan tidak dapat SMP negeri. Kata dia, dengan terus terjadinya kekacauan seperti ini pemerintah harusnya akui kalau memang belum siap. "Belum siap ngaku siap, yang rugi kita sekarang. Pemerintah hanya nyari enaknya saja, sudah ribut seperti ini baru repot," ungkapnya.

Sementara itu, terkait kuota pendaftaran dan jumlah siswa yang diterima, Kadisdikpora Kota Denpasar I Wayan Gunawan, belum bisa dikonfirmasi, kemarin.  Kendati ada nada sambung saat ponselnya dihubungi namun tidak ada jawaban. Begitu juga Sekretaris Disdikpora Kota Denpasar, dan Kabid Pembina SMP AA Gede Wiratama. *mis

Komentar