nusabali

Bandara Bali Utara Tunggu Infrastruktur Penunjang

  • www.nusabali.com-bandara-bali-utara-tunggu-infrastruktur-penunjang

Short cut dinilai juga belum cukup. Diperlukan jalur kereta api, ruas jalan bypass atau kombinasi bypass dengan jalan tol untuk ‘mendekatkan’ Bali Utara dan Selatan.

SINGARAJA, NusaBali

Teka-teki belum terbitnya izin penetapan lokasi (Penlok) Bandara Internasional Bali Utara akhirnya terkuak. Pemerintah Pusat enggan terbitkan izin Penlok sebelum infrastruktur penunjang seperti akses jalan Bali Selatan menuju Bali Utara tersedia dengan baik.

Akses ini dinilai sangat penting agar operasional bandara berjalan maksimal. “Ini masalah waktu saja, pasti terwujud. Karena sekarang akses ke Bali Utara ini harus mulus dulu. Dengan shortcut itu saya rasa belum cukup karena masih ditempuh 2,5 jam, harus ada akses alternatif lain,” ungkap Gubernur Bali, I Wayan Koster di sela-sela  Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-26 yang dipusatkan di kawasan eks Pelabuhan Buleleng, Jumat (28/6) pagi.

Gubernur Koster menegaskan, akses menuju Bali Utara itu harus tersedia yang dapat mempersingkat waktu tempuh. Dengan demikian Bandara di Bali Utara akan dapat beroperasi secara maksimal. Koster menyebut, jangan sampai Bandara Bali Utara nanti, seperti Bandara Internasional Kertajati di Majalangka, Jawa Barat, tidak beroperasi maksimal karena akses tidak mencukupi. “Jangan sampai seperti bandara di Kertajati, aksesnya belum mendukung, bandaranya jadi sepi. Kurang laku, padahal bangunannya bagus,” ungkapnya.  

Masih kata Gubernur Koster, pihaknya sudah mempertimbangkan beberapa akses alternatif menuju Bali Utara seperti pembuatan jalur kereta api, ruas jalan bypass atau kombinasi bypass dengan jalan tol. Sedangkan alternatif ruas jalan tol sepenuhnya, dianggap kurang tepat di Bali. “Karena ini menyangkut teknis sekali, saya belum berani berkomentar banyak. Ini biar didiskusikan dulu,” ujar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.

Lebih lanjut Gubernur Koster menyebut, pihaknya berencana mengadakan studi terlebih dahulu terkait pembuatan akses infrastruktur tersebut. Ia berjanji, selama masa kepemimpinannya akses alternatif itu akan bisa diwujudkan, sehingga pembangunan Bandara Bali Utara dapat dimulai.

Sebelumnya, rencana pembangunan Bandara Bali Utara sempat mendapat kepastian segera diwujudkan dengan kehadiran pejabat penting mulai dari Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi hingga staf khusus Presiden RI, Lenis Kogoya.

Kala itu, Menhub, Budi Karya Sumadi, memastikan bandara internasional Bali Utara yang berlokasi di Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng segara dibangun di atas lahan duwen pura Desa Pakraman Kubutambahan. Proses pembangunan diawali dengan studi kelayakan atau feasibility study (FS), yang mulai Januari 2019. Setelah FS tuntas sekitar 4 bulan pada April, dilanjutkan dengan proses penawaran kerjasama kepada pihak swasta (bidding contest). “FS mungkin perlu waktu 3-4 bulan, setelah FS lanjut ke KPBU (kerjasama pemerintah dengan badan usaha). Nanti akan ada bidding contest, kami akan berusaha setransparan mungkin, sehingga mana yang lebih kompeten dan efesien dalam pembentukan korporasi,” terang Menhub saat meninjau lokasi Bandara di Desa Kubutambahan, Minggu (30/12) siang.

Sementara Staf khusus Presiden RI, Lenis Kogoya berjanji segera berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan RI, terkait penerbitan izin penetapan lokasi (Penlok) Bandara di Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Hal itu disampaikan Lenis Kogoya saat bertemu dengan para tokoh adat Kubutamabahan dan warga, terkait rencana pembangunan bandara di Desa Kubutambahan, Kamis (21/2) siang di lokasi bakal bandara, Bukit Teletubies, Kubutambahan. *k19

Komentar