nusabali

Koster Imbau Pengantin Baru Miliki 4 Anak

  • www.nusabali.com-koster-imbau-pengantin-baru-miliki-4-anak

Pendapatan Per Kapita Krama Bali Naik, tapi Nama Ketut Punah

SINGARAJA, NusaBali

Gubernur Wayan Koster imbau pasangan pengantin baru di Bali agar programkan punya 4 anak. Alasannya, agar konsep keluarga berencana (KB) krama Bali warisan leluhur dengan 4 anak (Wayan, Nengah, Nyoman, Ketut) tidak sampai punah. Lagipula, saat ini kesejahteraan ekonomi dan pendapatan per kapita krama Bali sudah meningkat.

Sosialisasi program KB Krama Bali ‘4 anak ini’ disampaikan Gubernur Koster saat menghadiri Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-26 dan Pencanangan Hari Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan Tingkat Provinsi Bali Tahun 2019 di Gedung I Gusti Ketut Pudja di Singaraja, Buleleng, Jumat (28/6). Dalam acara itu, Gubernur Koster didampingi sang istri Ni Putu Putri Suastini selaku Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Bali, serta Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.

Gubernur Koster memaparkan, pertumbuhan krama Bali saat ini stagnan seiring dengan suksesnya kampanye KB Nasional ‘2 anak cukup’, yang telah dijalankan selama bertahun-tahun. Keberhasilan kampanye KB Nasional itu membawa dampak kurang baik bagi kultural dengan kearifan lokal Bali. Pasalnya, kini penggunaan nama khas Bali yakni Nyoman (Komang) dan Ketut sudah jadi barang langka.

Makanya, Koster menerbitkan sebuah Instruksi Gubernur Bali Nomor 1545 Tahun 2019 tentang Sosialisasi Program Keluarga Berencana (KB) Krama Bali. Tujuannya, untuk melestarikan keturunan krama Bali yang identik dengan 4 anak dalam satu keluarga, yang ditegaskan melalui penggunaan nama khas Wayan (Putu), Nengah (Made atau Kadek), Nyoman (Komang), dan Ketut.

“Ini saya sampaikan kondisi terkini di Bali, anak yang menyandang nama Nyoman (urut kelahiran ketiga, Red) sudah langka, apalagi Ketut (anak urut kelahiran keempat,” tandas Koster.

Menurut Koster, pihaknya sudah melakukan survei berdasarkan Kartu Keluarga (KK) di Bali. Dari survei tersebut, populasi anak ketiga dan keempat di Bali sudah langka. Krama Bali rata-rata memiliki maksimal 2 anak (Wayan atau Putu dan Nengah atau Made ata Kadek). “Nyoman dan Ketut sudah barang langka sekarang di Bali, hampir punah. Padahal, sejatinya ini warisan leluhur yang menurut saya harus kita jaga dan lestarikan,” terang Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Teja-kula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Koster bahkan memberanikan diri minta permakluman kepada pemerintah pusat, khususnya BKKBN, agar Bali bisa melaksanakan KB Krama Bali dengan anjuran 4 anak. “Tapi kami tentu sepakat dengan keluarga berencana dan harus berkualitas, disertai perencanaan yang tepat sejalan dengan pembangunan bangsa. Buktinya, Bali jadi salah satu yang terdepan dalam menjalankan program KB dengan anjuran ‘2 anak cukup’ selama ini. Kami di Bali sangat loyal dan taat terhadap anjuran pemerintah,” katanya.

Koster menyebutkan kondisi perekonomian dan pendapatan per kapita krama Bali semakin meningkat. Ditunjang dengan berbagai program yang menyasar langsung ke masyarakat, maka tak ada alasan lagi bagi krama Bali untuk takut memiliki lebih dari 2 anak.

“Sekarang kan hampir semua sudah ditanggung negara, mulai sekolah, kesehatan, bahkan beras. Jadi, tidak perlu takut lagi dengan anjuran 4 anak ini,” tegas Koster. “Untuk itu, saya imbau kepada para pengantin baru di Bali, targetkanlah 4 anak agar nama  Nyoman dan Ketut kebagian tempat, bisa hadir di keluarga kita,” lanjut mantan anggota Komisi X DPR RI tiga kali periode ini.

Sementara, terkait peringatan Harganas ke-26, Koster berharap keluarga mampu melaksanakan peran pentingnya sebagai tulang punggung pembangunan bangsa. Hal ini harus diimplementasikan melalui usaha membangun keluarga sehat, bahagia, dan sejahtera. Keluarga harus berperan penting dalam mebangun SDM yang turut menentukan masa depan bangsa.

“Saya mengajak untuk menjadikan keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama dalam membangun nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan, dan kehidupan. Sesuai dengan temanya 'Ayo Bangun Keluarga dengan Terencana, untuk Mewujudkan Krama Bali yang Unggul dan Berkualitas Menuju Bangun Sat Kerthi Loka Bali’,” tandas Koster.

Sedangkan Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny Suastini Koster, menekankan pentingnya keluarga untuk berkumpul, berinteraksi, berdaya, serta peduli dan berbagi. “Peringatan Harganas menjadi momentum setiap keluarga Indonesia untuk kembali berkumpul bersama keluarganya, berinteraksi dengan keluarganya, bertukar pengalaman secara langsung dengan komunikasi yang berkualitas setelah sibuk dengan segala aktivitas,” jelas Suastini Koster.

Istri Gubernur Koster ini menambahkan, dalam rangkaian peringatan Harganas ke-26, Provinsi Bali telah melakukan berbagai kegiatan seperti KB mobile yang menyasar langsung ke masyarakat. Selain itu, ada pemeriksaan mata dan kanker serviks gratis, hingga pameran dan sosialisasi makanan sehat. “Kita juga menggalakkan program hatinya PKK untuk memberdayakan halaman rumah masyarakat agar bermanfaat lebih besar bagi keluarga,” sebut seniman multitalenta ini.

Sementara itu, Plt Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dwi Listyawardani, mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerja sama yang baik dari Pemprov Bali dalam pelaksanaan berbagai program BKKBN. “Bali menjadi satu dari sedikit provinsi yang menyandang predikat ‘terbaik’ di Indonesia,” puji Dwi Listyawardani yang hadir dalam acara di Singaraja kemarin. *k19

Komentar