nusabali

Investor Jakarta Pun Tawarkan Kerja Sama

  • www.nusabali.com-investor-jakarta-pun-tawarkan-kerja-sama

Semangat Pemkab Gianyar melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), menangani persampahan terus mendapatkan perhatian pihak ketiga.

Di Tengah Getol DLH Tangani Serbuan Sampah


GIANYAR, NusaBali
Setelah Yayasan Bumi Sasmaya, jajaran DLH Gianyar ditemui perwakilan managemen PT Bumi Resik Nusantara (BRN), Jakarta Selatan, Ratu Lina Lucia di Kantor DLH Gianyar, Kamis (27/6). Dia diterima Kepala DLH Gianyar I Wayan Kujus Pawitra didampingi jajaran.

Kepada Kujus Pawitra, Ratu Lina memaparkan PT BRN bergerak di bidang olah sampah ramah lingkungan. Perusahaan ini tertarik menjalin kerja sama olah sampah berbasis teknologi tepat guna zero+ dengan Pemkab Gianyar. Teknologi anak bangsa ini bertenaga air atau hydrodrive burner. Kerja sama ini, antara lain, Pemkab membeli  piranti teknologi itu dari PT BRN seharga Rp 15 miliar per unit. Satu unit teknologi bisa memproses sampah 50 ton/16 jam. Alternatif lain, PT BRN membangun unit pengolahan sampah model tipping fee. Dengan model ini, Pemkab membayar sejumlah uang kepada perusahaan yang mengelola sampah.

Terkait tawaran itu, Kepala DLH I Wayan Kujus Pawitra minta PT BRN mengajukan proposal project kepada Pemkab. Dari proposal itu akan dibuatkan analisis utuh tentang layak-tidaknya kerja sama dimaksud. Dia pun menyodorkan data rata-rata volume sampah di Gianyar mencapai 111 truk ditambah 49 pick up atau sekitar 339,2 ton/hari. Dia menengerai DLH mustahil bisa membeli satu unit teknologi olah sampah sampai Rp 15 miliar. Apalagi untuk mengolah sampah 339,2 ton/hari, jika kapasitas mesin itu 50 ton/hari, maka membutuhkan sedikitnya 6 unit teknologi dikali Rp 15 miliar. ‘’Ini tentu anggaran yang tak kecil,’’ jelasnya.

Kujus Pawitra menambahkan, sistem olah sampah bermodel tipping fee juga perlu kajian matang. Jika dibandingkan dengan volume sampah yang ada, biaya tipping fee per kubik sampah tentu tak kecil. ‘’Meskipun anggaran tipping fee ini masih mungkin diringankan dengan memohon ke Pusat, tapi prosesnya panjang dan tak mudah,’’ jelasnya.

Menyimak kondisi itu, Kujus Pawitra meyakini rencana olah sampah dengan penyediaan fasilitas teknologi yang diajukan Yayasan Bumi Sasmaya, paling memungkinkan untuk diwujudkan di Gianyar. Karena yayasan ini membantu dana Rp 500 juta untuk satu unit TPST (tempat pengolahan sampah terpadu) per desa desa. ‘’Dan, yayasan ini tidak minta imbal balik atas bantuannya,’’ jelas dia.

Sebelumnya, Kepala DLH Gianyar I Wayan Kujus Pawitra bertemu relawan Yayasan Bumi Sasmaya (YBS), Sean Nino Lotze, di Kantor DLH Gianyar, Rabu (26/6). YBS menyatakan akan membantu membangun satu unit TPST per desa/kelureahan dengan biaya Rp 500 juta. *lsa

Komentar