nusabali

'Gempa', Pasien RS Sanglah Dilanda Kepanikan

  • www.nusabali.com-gempa-pasien-rs-sanglah-dilanda-kepanikan

RSUP Sanglah Mantapkan Kesiapsiagaan Bencana

DENPASAR, NusaBali
Suasana panik terjadi di areal RSUP Sanglah, Denpasar, Kamis (27/6), setelah gempa berkekuatan cukup besar menggetarkan rumah sakit terbesar di Bali itu. Akibatnya, pasien panik dan berhamburan ke luar gedung. Pegawai pun menyiagakan diri untuk mengevakuasi pasien ke tempat yang lebih aman yakni ke lapangan terbuka belakang gedung Angsoka. Rupanya, kejadian itu hanyalah bagian dari simulasi untuk memantapkan kesiapsiagaan pegawai ketika menghadapi bencana yang bisa terjadi kapan saja.

“Simulasi ini bertujuan untuk menguatkan kesiapsiagaan pegawai RSUP Sanglah apabila ada bencana, untuk memberikan pertolongan yang terbaik terutama pasien-pasien kita yang dirawat di RS Sanglah,” ujar Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah, dr Ketut Sudartana SpB-KBD.

Menurut dr Sudartana, skenario bencana gempa bumi dipilih mengingat RSUP Sanglah juga pernah terdampak gempa bumi, terutama saat gempa yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan erupsi Gunung Agung di Karangasem. Sehingga pihaknya memerlukan SDM yang lebih siap dan siaga terhadap bencana yang datangnya tak terduga. Simulasi ini melibatkan pihak eksternal BPBD kota Denpasar, Badan SAR, PMI, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas PU, Dinas Perhubungan, BMKG, Polres Kota Denpasar, dan RS Bross. Secara keseluruhan, sebanyak 500 orang dilibatkan dalam simulasi ini.

“Kami melibatkan pihak eksternal dari BPSD, Basarnas, Perhubungan, Dinas Kesehatan, PMI, dan sebagainya. Mereka akan mengevaluasi juga memberi masukan kepada kami, sehingga ketika terjadi bencana, kita bisa betul-betul tangani secara baik,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Komite Keselamatan Kerja Rumah Sakit RSUP Sanglah, dr Ken Wirasandi menambahkan, RSUP Sanglah sebetulnya telah memiliki tim siaga bencana. Namun, tim ini perlu diperkaya lagi keterampilannya. Mengingat saat uji simulasi kemarin, belum mampu optimal terutama dalam hal koordinasi. Kemampuan berkomunikasi dengan baik ini yang perlu dimaksimalkan.

“Pengalaman kami dulu sewaktu gempa, karena malam kita terpaksa buatkan tenda. Setelah itu keesokan harinya pasien didistribusikan (dikembalikan ke ruangan, red) kembali. Jadi pemetaan kami terkait SAR di RSUP Sanglah seperti gempa bumi, kebakaran, dan musibah massal. Termasuk kewajiban kita, kalau ada wabah. RSUP Sanglah sebagai rumah sakit terbesar harus juga melakukan simulasi wabah,” tandasnya.*ind

Komentar