nusabali

Sekaa Joged Satya Kanti Bangli Curi Perhatian Penonton

  • www.nusabali.com-sekaa-joged-satya-kanti-bangli-curi-perhatian-penonton

Joged selalu menjadi primadona di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB). Tidak terkecuali di ajang PKB ke-41 tahun 2019.

DENPASAR, NusaBali

Kehadirannya selalu dinantikan agar bisa menari sambil ‘bercanda’ bersama di atas panggung. Peminatnya pun tak pernah sepi. Seperti penampilan Sekaa Joged Satya Kanti, Banjar Tegal, Desa Bebalang, Bangli, di Madya Mandala, Taman Budaya Provinsi Bali, Senin (24/6).

Seperti biasa, selalu saja tingkah polah para pengibing yang mengundang tawa. Sore itu Sekaa Joged Satya Kanti menampilkan empat penari yang masing-masing penari mengangkat tema kearifan lokal di Bangli, khususnya Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang. Pertama, tema Puspa Laga menceritakan dinamika masyarakat Banjar Tegal, yang walaupun kini banyak ke arah bisnis, masyarakat tetap memanfaatkan lahan-lahan pertanian yang masih ada.

Sedangkan tema Puspa Madewi kental dengan nilai spiritual. Pada tempat pemujaan tersebut, ada sebuah mata air yang diyakini hingga saat ini konon bisa memberikan kesuburan dan mendapatkan keturunan. Di sisi lain, tema Puspa Syah menceritakan potensi mata air tersebut untuk bisa menjadi sarana pembersihan atau melukat, serta sarana untuk tirta Panca Yadnya. Terakhir, ada tema Sri Dana yang menceritakan penduduk banjar Tegal meningkatkan perekonomian melalui perdagangan.

Sejauh ini Sekaa Joged Satya Kanti tidak kesulitan mencari regenerasi penari joged. Hal ini karena sekaa tersebut menjaga betul kesenian joged yang adiluhung. Mereka tidak berani ‘menyelewengkan’ tarian joged ke arah porno. Itulah mengapa, kesenian joged cukup berkembang di banjar mereka. Konon, sejak berdiri tahun 2012, sekaa ini bisa mencapai 15 kali petas dalam sebulan. “Untuk mencari penari joged, kami tidak kesulitan, karena memang potensi kami di situ. Para tetua kami mengedepankan joged sesuai pakem. Para tetua kami akan sangat marah bila joged ditampilkan dengan porno,” ungkap kelian sekaa, DR I Putu Ganda Wijaya SSos MM, didampingi tokoh spiritual Jro Made Sugandia SAg.

Akademisi Universitas Udayana ini pun menambahkan, tanpa seleksi pun penari joged di Bangli sudah memiliki pakem tersendiri. Perkembangan joged di Bangli, menurutnya semakin bagus. Dia mengungkapkan, PKB adalah event menantang bagi sekaa tersebut tampil lebih sempurna di hadapan masyarakat seluruh Bali. “Kami latihan tidak banyak, tapi kami berusaha tampil lebih sempurna. Karena ini kan bukan even tingkat lokal saja, bahkan tingkat nasional dan internasional. Kalau ingin dilirik, kita harus tampilkan yang beda,” imbuhnya. *ind

Komentar