nusabali

Sistem Registrasi Error, Pendaftaran Molor 5 Jam

  • www.nusabali.com-sistem-registrasi-error-pendaftaran-molor-5-jam

Jarak zonasi terdekat dari rumah dengan sekolah tujuan yang berubah-ubah, juga bikin bingung para orangtua siswa

Hari Pertama Pendaftaran PPDB SMP Negeri di Denpasar Kacau


DENPASAR, NusaBali
Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMP hari pertama di Kota Denpasar, Senin (24/6), menuai protes dari para orangtua calon siswa. Masalahnya, pendaftaran untuk jalur kurang mampu dan inklusi, serta jalur zonasi lingkungan jarak terdekat, mengalami kendala sistem registrasi. Pendaftaran yang sedianya dilakukan secara online sejak pagi pukul 08.00 Wita pun akhirnya diundur menjadi siang pukul 12.00 Wita. Itu pun, faktanya baru bisa dilakukan pukul 13.00 Wita, sehinga pendaftaran molor 5 jam.

Banyak orangtua siswa yang mengeluh data titik koordinat antara jarak rumah dengan sekolah yang dituju dirasa tidak akurat. Saat NusaBali mencoba membuka website https://denpasar.siap-ppdb.com, muncul pengumuman berikut: "Berdasarkan keputusan dari Dinas Pendidikan Kota Denpasar, bahwa pendaftaran yang awalnya pukil 08.00 Wita untuk jalur siswa yang kurang mampu dan inklusi, serta jalur zonasi jarak terdekat, diganti menjadi pukul 12.00 Wita.”

“Hal ini dikarenakan data titik koordinat sekolah yang dikirim ke Telkom kurang sesuai. Sehingga data pendaftaran sebelumnya akan direset. Dan, yang sudah melakukan pendaftaran, silakan melakukan pendaftaran lagi pukul 12.00 Wita. Karena pendaftaran sebelum pukul 12.00 tidak dianggap," lanjut pengumuman itu.

Namun, hingga siang pukul 12.00 Wita, para orangtua siswa masih belum juga bisa log in untuk mendaftarkan putra-putri mereka. Pendaftaran pun molor 1 jam lagi menjadi pukul 13.00 Wita. Pengumamannya kembali diganti menjadi pukul 13.00 Wita. Nama calon siswa yang sempat bisa mendaftar pukul 08.00 Wita, ikut direset oleh sistem. Mereka terpaksa harus mendaftar ulang.

Salah satu orangtua siswa, Putu Arta Adi Putra, mengaku terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya di kantor, begitu ditelepon oleh sang anak yang menangis karena pendaftaran secara online harus diulang pukul 12.00 Wita. Padahal, sang anak sudah berhasil log in dan mendaftar sekitar pukul 08.08 Wita. Menurut Putu Arta Adi Putra, pagi pukul 08.08 Wita terlihat sudah ada 600 peserta yang berhasil mendaftar.

“Saya lagi kerja, ditelepon anak sambil nangis-nangis. Padahal, saya sudah punya bukti pendaftaran. Setelah berhasil mendaftar, langsung saya print. Tapi, sekarang direset, disuruh daftar ulang lagi. Saya harus bagaimana? Kerjaan jadi disia-sia kan? Mau permisi, bos marah,” ujar Arta Adi Putra dengan nada agak emosi saat mendatangi panitia PPDB SMP Kota Denpasar, di Rumah Pintar, Jalan Kamboja Denpasar, Senin siang.

Arta Adi Putra yang tinggal di Jalan Subur Nomor 51 Monang Maning, Denpasar Barat berencana akan menyekolahkan anaknya di SMPN 7 Denpasar, melalui jalur zonasi jarak terdekat. Sebab, SMPN 7 Denpasar cukup dekat dengan rumah, hanya berjarak 520 meter. Arta Adi Putra yang awalnya sudah merasa tenang karena sang anak berhasil mendaftar, harus kembali panik karena errornya sistem registrasi tersebut. “Saya seharusnya bisa lebih tenang bekerja. Tapi, ditelepon anak nangis-nangis gitu, bagaimana saya bisa tenang? Biar dipertimbangkan lagilah sama pemerintah, agar tidak jadi kacau begini (jalur zonasi, red),” pinta pegawai swasta ini.

Beda lagi yang dialami Ida Bagus Keniten, orangtua siswa yang tinggal di kawasan Ubung, Denpasar Utara. IB Keniten hendak mendaftarkan anaknya di SMPN 5 Denpasar melalui jalur zonasi. Namun, berungkali dia mencoba, selalu gagal. Saat mengambil token untuk verifikasi data seminggu lalu, kata IB keniten, sebenarnya antara rumahnya dengan SMPN 5 Denpasar berjarak sekitar 1.700 meter. Tapi, saat coba mendaftar kemarin, ternyata jarak antara rumahnya dengan sekolah berubah menjadi 2.174 meter.

“Saat saya coba daftar, tidak bisa masuk, karena jarak rumah dengan sekolah melebihi 2 kilometer. Terus terang, saya bingung, stress. Dari dinihari pukul 03.00 Wita saya bangun, kepikiran untuk mendaftar biar anak bisa dapat di sekolah negeri. Tapi, sampai sekarang belum juga bisa,” keluh IB Keniten, Senin siang.

IB Keniten semakin bingung, mengingat beberapa orangtua siswa yang datang ke Rumah Pintar kemarin justru berhasil mendaftarkan anak mereka. Sedangkan IB Keniten masih berkutat memasukkan beberapa informasi yang diarahkan oleh website, namun tidak kunjung mendapatkan hasil yang diharapkan.

Selain IB Keniten, masih banyak orangtua siswa yang mengalami kebingunan serupa. “Walaupun jalur yang ini bukan cepat-cepatan, tapi sebagai orangtua, saya merasa was-was juga. Kenapa tidak bisa mendaftar sampai sekarang? Kalau tidak berhasil mendaftar, berarti alamat sudah harus cari sekolah swasta,” sergah IB Keniten.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar, Drs I Wayan Gunawan, mengakui adanya kendala sistem, di mana titik koordinat antara jarak rumah dan sekolah tidak akurat serta tidak terbaca sesuai fakta di lapangan. “Karena itu, kami memutuskan, pertama meminta kepada masyarakat supaya mendaftar untuk zonasi jarak terdekat ini mulai pukul 12.00 Wita. Bagi yang sudah telanjur melakukan pendaftaran, itu secara sistem sudah direset. Sehingga kami harapkan yang mendaftar tadi kembali mendaftar siang ini,” ujar Wayan Gunawan di Rumah Pintar, Senin kemarin.

Gunawan mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak Telkom selaku pihak yang diajak bekerja sama menyiapkan sistem tersebut. Dia menekankan, bagi pendaftar yang memilih jalur zonasi jarak terdekat, seleksi tidak dilakukan dengan cepat-cepatan.

“Jarak rumah dan sekolah ini kita betulkan dulu, sehingga nanti tidak ada lagi yang komplin-komplin. Ini murni karena kendala sistem. Tapi, kita terus berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan upaya koordinasi dengan penyedia sistem ini,” tandas Gunawan.

Menurut Gunawan, untuk sistem zonasi ini sebenarnya sudah dilakukan simulasi. Termasuk simulasi untuk jalur zonasi kawasan. Namun, beberapa kendala diakui memang ada di luar kendali panitia. “Simulasi sudah kita lakukan. Tapi, yang namanya sistem, hal-hal yang tidak bisa kita antisipasi ternyata hari ini terjadi. Jarak rumah yang harusnya terbaca 1 km, namun terbaca berbeda,” katanya.

“Hari ini (kemarin) kita layani pendaftaran mulai pukul 12.00 Wita sampai sore. Besok (hari ini) kita layani seperti biasa mulai pagi pukul 08.00 Wita,” imbuh Gunawan sembari mengatakan hanya 3.740 siswa baru yang nantinya bisa ditampung di 13 SMP Nenegeri, dari total lulusan SD di Kota Denpasar tahun ini yang mencapai 13.946 orang. *ind

Komentar