nusabali

Bupati Artha Dorong Paket Kembang-Sugiasa Maju ke Pilkada Jembrana

  • www.nusabali.com-bupati-artha-dorong-paket-kembang-sugiasa-maju-ke-pilkada-jembrana

Bupati Jembrana dua kali periode (2010-2015, 2016-2021), I Putu Artha, angkat bicara soal calon pengantinya nanti.

NEGARA, NusaBali

Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPC PDIP Jembrana ini dorong pasangan I Made Kembang Hartawan-I Ketut Sugiasa maju tarung sebagai paket Cabup-Cawabup ke Pilkada Jembrana 2020.

Bupati Putu Artha menyebutkan, Made Kembang Hartawan-Ketut Sugiasa merupakan pasangan paling ideal untuk diusung PDIP sebagai Cabup-Cawabup Jembrana ke Pilkada 2020. “Ini melihat dari sisi pengalaman, kapasitas, dan track record,” ujar Bupati Putu Artha saat ditemui NusaBali di Negara, Senin (24/6).

Made Kembang Hartawan merupalan politisi asal Desa/Kecamatan Pekutatan, Jembrana yang kini menjabat Ketua DPC PDIP Jembrana 2015-2020. Dari sisi pengalaman dan kemampuan, Kembang Hartawan tidak diraukan lagi untuk disusung sebagai Cabup Jembrana. Sebab, Kembang sudah dua kali peruide menjabat Wakil Bupati Jembrana, mendampingi Putu Artha. Sebelum jadi Wakil Bupati, Kembang sempat menjabat Ketua DPRD Jembrana 2004-2009 dan 2009-2010.

Sedangkan Ketut Sugiasa adalah politisi PDIP asal Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, yang sudah dua kali periode menjabat sebagai Ketua DPRD Jembrana (2010-2014, 2014-2019) dan kini lolos lagi ke kursi legislatif hasil Pileg 2019. Dalam struktur partai, Sugiasa sempat menjadi Sekretaris DPC PDIP Jembrana, sebelum kini menjabat Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPC PDIP Jembrana.

“Kalau Pak Wabup (Kembang Hartawan) sudah hampir pasti akan diusung menjadi Cabup Jembrana ke Pilkada 2020. Dia memang layak untuk posisi itu berkenan jenjang karier di pemerintahan dan track recordnya. Tinggal sekarang wakilnya,” jelas Bupati Artha.

Nah, yang paling ideal menjadi Cawabup pendamping Kembang Hartawan, menurut Putu Artha, adalah Ketut Sugiasa. “Kalau saya lihat aspirasi di bawah, masyarakat menghendaki keduanya nerpaket (Kembang Hartawan-Ketut Sugiasa),” tandas Putu Artha.

Selain Sugiasa, sebenarnya ada beberapa kader PDIP yang juga digadang-ga-dang menjadi kandidat Cawabup pendamping Kembang Hartawan ke Pilkada Jembrana 2020. Mereka, antara lain, Ida Bagus Susrama dan I Dewa Putu Merta Yasa.

IB Susrama merupakan politisi senior asal Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Politik Hukum dan Keamanan DPC PDIP Jembrana. Saat ini, Susrama juga menjadi Ketua Komisi C DPRD Jembrana 2014-2019. Dalam Pileg 2019, Susrama kembali lolos ke kursi DPRD Jembrana 2019-2024 dari PDIP Dapil Kecamatan Jembrana.

Sedangkan Dewa Putu Merta Yasa merupakan politisi asal Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana. Politisi yang akrab disapa Dewa Abri ini kini menjabat sebagai Bendahara PAC PDIP Kecamatan Jembrana. Dalam Pileg 2019, Ketua Tim Pemenangan Daerah (TKD) Jembrana Capres-Cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin ini berhasil lolos ke DPRD Jembrana 2019-2024. Bersstatus caleg new comer, dia berhasil meraup 6.112 suara. Dewa Abri pun menjadi caleg peraih suara terbesar kedua untuk kursi DPRD Jembrana, setelah Ni Made Sri Sutharmi (Sekretaris DPC PDIP Jembrana) yang lolos dari Dapil Kecamatan Mendoyo dengan perolehan 7.335 suara.

Hanya saja, peluang Dewa Abri untuk terpilih menjadi Cawabup pendamping Kembang Hartawan sangat tipis. Menurut Putu Artha, berkaca dari Pilkada Jembrana sebelumnya, yang direkomendasi DPP PDIP menjadi Cawabup adalah kader yang memiliki pengalaman duduk di DPRD Jembrana, terlebih pernah sebagai Ketua DPRD Jembrana.

Sementara untuk posisi Cabup Jembrana, kata Putu Artha, juga dipilih kader PDIP yang memiliki pengalaman sebagai Wakil Bupati. Contohnya, Putu Artha sempat menjadi Wakil Bupati Jembrana 2005-2010 pendamping Gede Winasa, sebelum direkomendasi DPP PDIP menjadi Cabup di Pilkada Jembrana 2010. “Lebih baik ikut yang dulu. Jadi, Pak Kembang sama Pak Sugik (panggilan Ketut Sugiasa, Red). Kalau tidak begitu, sepertinya agak berat. Karena nanti berpotensi banyak calon,” tegas Putu Artha.

Secara pribadi, Putu Artha mengaku sudah berbicara kepada Ida Bagus Susrama, yang juga sudah memiliki pengalaman di DPRD Jembrana, agar mendukung pasangan Kembang-Sugiasa maju tarung ke Pilkada 2020. “Saya sebagai Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai, ya bisa juga mengingatkan. Waktu saya ingakan, Gus Susrama bilang siap. Begitu juga kader-kader yang lain, saya pribadi berharap semua mendukung paket Kembang-Sugiasa,” katanya.

Meski demikian, menurut Putu Artha, pihaknya tidak berarti memaksakan kehendak agar PDIP untuk memasang paket Kembang-Sugiasa ke Pilkada Jembrana 2020. Untuk penentuan rekomendasi tiket Cabup-Cawabup nanti, ada mekanisme pengusulan dari DPC PDIP ke DPD PDIP, kemudian finalnya diputuskan DPP PDIP.

Putu Artha yakin siapa pun yang direkomendasi DPP PDIP, itulah kader yang pantas sebagai Cabup-Cawabup Jembrana. “Nanti keputusan ada di DPP PDIP. Ada mekanisme usulan dari DPC ke DPD, dilanjutkan ke DPP PDIP. Kalau bisa dari DPC, ya diusulkan Kembang-Sugiasa,” tegas politisi senior PDIP asal Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana ini.

Putu Artha sendiri tidak bisa lagi maju ke Pilkada Jembrana 2020, karena sudah dua kali periode menjadi Bupati. Setelah lengser dari kursi Bupati Jembrana 2016-2021 nanti, Putu Artha mengaku tetap akan fokus mengabdi di PDIP.

Dia memastikan akan berusaha membesarkan PDIP, partai yang telah memberikan jasa besar kepadanya. “Sudah hampir 30 tahun saya dapat ‘makan’ dari partai. Saya juga sampaikan, kalau saya tetap akan fokus mengabdi, berterima kasih ke partai,” jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan hasil Pileg 2019, hanya PDIP yang berhak mengusung paket Cabup-Cawabup secara mandiri di Pilkada Jembrana 2020. Pasalnya, PDIP mendominasi 18 kursi dari total 35 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau kuasai 51,43 persen suara parlemen. Ini jauh melebihi syarat minimal 20,00 persen suara parlemen untuk bisa usung paket calon.

Sedangkan 6 parpol parlemen lainnya hasil Pileg 2019, tidak cukup kursi untuk mengusung paket calon secara mandiri ke Pilkada Jembrana 2019. Golkar yang berada di posisi kedua dengan 6 kursi DPRD Jembrana 2019-2024, hanya menguasai 17,14 persen suara parlemen, sehingga masih kekurangan 1 kursi lagi untuk bisa usung paket calon.

Sementara Gerindra yang berada di peringkat tiga, hanya mengantongi 4 kursi DPRD Jembrana hasil Pileg 2019 atau kuasai 11,43 persen suara parlemen. Disusul kemudian Demokrat dengan 3 kursi DPRD Jembrana atau kuasai 8,57 persen suara parlemen, PKB (2 kursi legislatif/5,71 persen suara parlemen), serta Hanura dan PPP (masing-masing dengan 1 kursi legislatif/2,86 persen suara parlemen). *ode

Komentar