nusabali

UMKM Olahan Terganjal Kemasan dan Perizinan

  • www.nusabali.com-umkm-olahan-terganjal-kemasan-dan-perizinan

Permodalan tidak selalu menjadi kendala pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)/IKM.

DENPASAR, NusaBali

Sebaliknya packaging atau kemasan serta kekurangpahaman soal perizinan, yang jadi ganjalan. Hal itu berdampak pada kegamangan produksi dan berimbas pada pemasaran.

Kalangan pelaku UMKM/IKM mengutarakan hal tersebut, sehingga dipandang perlu mendapat atensi dan bimbingan dari pihak-pihak terkait. “Kalau permodalan, kami rasa tak masalah,” ujar Janarti, pelaku UMKM/IKM Kue ‘Saje Bali, dari Singaraja, Buleleng.

Ditemui di sela-sela pameran UMKM/IKM  produksi olahan pangan di arena Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 di Taman Budaya Denpasar, Kamis (20/6), Janarti mengatakan kemajuan teknologi (kemasan)

produk, ternyata tidak langsung  menjadikan  pelaku UMKM/IKM cepat beradaptasi mengembangkan diri dalam hal pengemasan. Sehingga kemasan produk menjadi salah satu kendala. Karena itu, untuk kemasan, dan pemasaran masih butuh perhatian dan bimbingan dari pihak  terkait.

Tidak saja kemasan, menurut Janarti  masalah  perizinan juga jadi kendala. Dikatakan  Janarti, masih ada anggapan pengurusan izin usaha UMKM/IKM berat dan terkesan tinggi. Padahal  tidak demikian. Mengurus izin UMKM/IKM gampang. “Di Kecamatan saja sudah cukup,” ujar Janarti, yang bergerak dalam bidang usaha kue kering.  

Kekurangpahaman terhadap dua hal itulah, yakni  kemasan dan perzinan itulah, diakui sebagai bagian kelemahan UMKM. Padahal potensi, baik kualitas dan pasar relatif  prospek.“Misalnya kue pia tak perlu jauh-jauh harus cari ke Jogja. Di Buleleng sudah ada,” tunjuknya.

Kalau akses  permodalanjustru disebutnya relatif tidak masalah. Karena ada beberapa skema bantuan permodalan yang siap membantu dan malah menawarkan pinjaman untuk UMKM/IKM. Di antaranya, Bumdes, KUR dan sejenisnya, yang memberi tawaran bantuan permodalan. Hanya karena kurang paham soal perizinan dan pengembangan pasar, pelaku UMKM/IKM,  takut mengambil kredit. Sehingga pengembangan usaha terkendala, karena produksi berkurang. “ Jika produksi berkurang, kalau ada permintaan pasar jadi tak bisa,” ujarnya mengilustrasi.

Kesempatan berpameran di event PKB seperti yang diperoleh  Janarti dan rekan-rekannya sesama pelaku UMKM/IKM produk olahan dari Buleleng, dijadikan sosialisasi pemahaman, khususnya dalam hal kemasan dan perizinan. “Kami berdelapan yang ikut pameran semua pelaku UMKM,” ujar Janarti. *k17

Komentar