nusabali

Adopsi 'Jabar Quick Respons' di Buleleng

  • www.nusabali.com-adopsi-jabar-quick-respons-di-buleleng

Orientasi Kehumasan Pemkab Buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Buleleng (Pemkab) Buleleng berencana akan mengadopsi program ‘Jabar Quick Respons’, milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Niatan tersebut muncul setelah Bagian Humas dan Protokol, menyelenggarakan Orientasi Kehumasan di Biro Humas dan Protokol Pemprov Jabar, di Kantor Gubernur Jawa Barat, Kamis (20/6) kemarin.

Program Jabar Quick Respon pun dipilih dari sejumlah program kehumasan yang digarap selama ini oleh Biro Humas dan Protokol Jabar. Wakil Bupati Buleleng, dr I Nyoman Sutjidra SpOG, yang mendampingi rombongan mengatakan rencana adopsi program Jabar Quick Respon, karena di Pemkab Buleleng juga memiliki program quick respons di bidang kesehatan yang bernama Buleleng Emergency Service (BES). Hanya sejauh ini belum terintegrasi dengan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti yang sudah dilakukan oleh Biro Humas dan Protokol Pemprov Jabar.

“Saya lihat, di Jabar ini sudah terintegrasi sekali bahkan mereka telah melibatkan pihak swasta. Nanti coba akan kita terapkan di program BES dengan berintegrasi dengan seluruh instansi terkait,” kata Sutjidra.  Dirinya juga mengatakan dalam program orientasi ini, Pemkab Buleleng diharapkan bisa mempelajari berbagai program inovasi dari Pemprov Jabar khususnya di Humas Jabar.

Menurutnya, pengadopsian Jabar Quick Respons ini nantinya akan menghasilkan BES Plus. Jika BES hanya bergerak di bidang kesehatan, BES Plus akan bergerak di seluruh bidang dengan melibatkan seluruh pihak ataupun SKPD terkait. Dengan begitu, segala permasalahan di masyarakat bisa diatasi dengan cepat. “Kita akan coba adopsi Jabar Quick Respons tersebut dengan BES Plus. Kita akan rintis,” ujar Wabup Sutjidra.

Sementara itu,  Karo Humas dan Protokol Pemprov Jabar, Ir Hermansyah, mengungkapkan humas tidak boleh ketinggalan zaman. Humas harus mengikuti kemajuan zaman termasuk masuk dan mengikuti perkembangan media sosial sedang terkenal. Humas tidak boleh terpaku dengan media tradisional meskipun humas juga tidak boleh melupakan media-media tradisional tersebut seperti media cetak, televisi, maupun elektronik. “Media tersebut tetap menjadi bagian dari humas tetapi media online maupun media sosial harus diikuti juga,” jelas dia. *k23

Komentar