nusabali

17 Penumpang Tewas dan 4 Hilang

  • www.nusabali.com-17-penumpang-tewas-dan-4-hilang

Bukan kapal penumpang, KLM Arim Jaya berangkat dari pelabuhan ‘tikus’

SUMENEP, NusaBali
Kapal Layar Motor (KLM) Arim Jaya tenggelam karena tersapu gelombang tinggi di perairan antara pulau Sapudi dan Gili Iyang, Senin (17/6) pagi. Sebanyak 17 penumpang meninggal, 4 orang hilang dan 39 lainnya diketahui selamat hingga Selasa (18/6) siang.

Kapolres Sumenep AKBP Muslimin mengatakan data jumlah penumpang KM Arim Jaya sempat simpang-siur. Awalnya tercatat 57 orang menjadi korban kecelakaan ini. Namun, kondisi terkini terdapat 3 orang yang dilaporkan ikut hilang dalam kecelakaan KM Arim Jaya. Keluarga korban melapor ke puskesmas.

"Ada laporan lagi katanya 60 orang. Semoga ini sudah valid. Dari 60 orang yang menjadi korban, 17 di antaranya meninggal dunia. Sementara 39 orang lainnya selamat. Korban yang masih hilang empat orang," terang Muslimin, seperti dilansir detik, Selasa (18/6).

Para korban, jelas kapolres, ditemukan di sekitar Perairan Pelabuhan Dungkek Sumenep, dan langsung dievakuasi basarnas menggunakan perahu karet. Korban yang ditemukan kemudian langsung dibawa ke kantor kecamatan untuk dilakukan identifikasi awal oleh petugas dan dibantu keluarga korban.

Setelah dilakukan identifikasi awal dan semua korban dibawa ke RSUD Moh Anwar Sumenep menggunakan beberapa ambulance untuk dilakukan autopsi.

Sebelumnya, KM Arim Jaya berangkat dari Pulau Goa-Goa Kecamatan Ra'as tujuan Pelabuhan Kalianget Sumenep membawa sekitar 60 penumpang. Tiba di Perairan Sumenep antara Pulau Giliiyang dan Pelabuhan Dungkek perahu dihantam ombak besar dan terbalik.

Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur menyebut, pelabuhan Guwa-guwa tempat Kapal Layar Motor (KLM) Arim Jaya menaikkan penumpang adalah pelabuhan "tikus" atau pelabuhan ilegal. Pelabuhan tersebut bukan di bawah pengelolaan atau pengawasan Kementerian Perhubungan.

"Pelabuhan itu pelabuhan tikus, pelabuhan tidak ada yang mengelola," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Fattah Jasin, dihubungi melalui telepon, Selasa (18/6) siang.

Pemerintah sendiri, kata dia, sudah menyediakan infrastruktur pelabuhan untuk mendukung lintasan resmi, yakni di Pulau Raas, Sapudi, Kangean, Sapeken, dan Masalembu.

"Warga pulau Guwa-guwa jika akan ke Kalianget harusnya ke pelabuhan Pulau Raas dahulu untuk menaiki kapal di lintasan resmi," jelasnya.

Dia menduga, banyak warga yang memilih menaiki KLM untuk ke Kalianget dengan perhitungan lebih cepat dan ekonomis.  "Tapi keamanan harusnya menjadi perhitungan utama," jelasnya.

Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kalianget, Soepriyanto, juga menyebut bahwa KLM Arim Jaya tenggelam juga bukan kapal yang diperuntukkan bagi penumpang.  "Itu jenis kapal biasa buat nelayan untuk cari ikan dan mengangkut sembako," jelasnya dilansir kompas.

Dia menyadari bagaimana kondisi perekonomian dan wilayah kepulauan di Sumenep. "Tapi hendaknya warga harus tetap menomorsatukan keselamatan. Sosialisasi sendiri tidak henti-hentinya kami lakukan langsung kepada masyarakat," ujarnya.

Sebelumnya, santer dugaan awal tenggelamnya kapal lantaran ada kelebihan kapasitas penumpang yang semula hanya 30 namun diisi lebih dari 50 orang. Supriyanto menduga ada pihak-pihak yang sengaja mengabaikan hal ini. *

Komentar