nusabali

Pertama Kali, Anak Disabilitas Bangga Tampilkan Karya di PKB

  • www.nusabali.com-pertama-kali-anak-disabilitas-bangga-tampilkan-karya-di-pkb

Buat pertama kalinya anak-anak berkebutuhan khusus dari Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Bali diberikan kesempatan menampilkan hasil-hasil karyanya di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019.

DENPASAR, NusaBali

Bahkan mereka mendapat lokasi pameran yang strategis, yakni tepat di pintu masuk Gedung Ksirarnawa. Beragam karya kreatif ditampilkan oleh mereka. Pameran ini merupakan pameran bersama sebanyak 16 SLB di Bali. Setiap empat SLB mendapat jatah memamerkan hasil karya anak didiknya selama 12 hari. Pada Senin (17/6), giliran SLB B Negeri 1 Badung, SLB Negeri 2 Denpasar, SLB Negeri Klungkung, dan SLB Negeri Bangli. Kebetulan, stand kemarin dijaga oleh dua guru SLB Negeri 1 Badung, Made Wirantini dan Gede Suweca. Ada juga satu siswi tuna rungu yang demo membatik, kemarin.

Guru SLB Negeri 1 Badung, Made Wirantini, 39, mengatakan, meski dalam keterbatasan mendengar, tidak menyurutkan semangat siswa disabilitas untuk mengeksplorasi dirinya. Anak-anak ini dibekali keterampilan selama sekolah. Sejak SMP kelas VII, anak-anak sudah diwajibkan memilih keterampilan yang diminati. Jika yang dipilih ternyata kurang diminati, anak-anak bisa pindah ke keterampilan yang lain saat pergantian semester sampai menemukan passion-nya.

“Kebetulan yang demo membatik hari ini adalah siswa kami dari SLB Negeri 1 Badung. Hasil membatik siswa kami juga ada yang dipamerkan. Anak-anak kami dibekali berbagai macam keterampilan, tergantung minat dan bakatnya di bidang apa. Ini yang terus diasah,” ujarnya.

Adalah Andita Ayu Widyani, 18, siswi tuna rungu dari Denpasar yang kini kelas IX SMP LB B Negeri 1 Badung. Bakatnya dalam membatik mengantarkannya sebagai pemenang dalam lomba keterampilan membatik tingkat provinsi. Selain itu, siswi asal Lombok, NTB ini juga akan mewakili Bali ke tingkat nasional. “Dia masuk membatik dari kelas VIII. Sekarang dia kelas IX. Tadinya waktu kelas VII anak ini ikut keterampilan spa. Namun karena merasa passion-nya kurang di situ, dia pindah ke membatik,” cerita Wirantini.

Hasil-hasil karya siswa SLB B Negeri Badung yang ditampilkan seperti batik, puzzle dari keterampilan kayu, tutup kulkas dan galon, jepit rambut, dupa, piala, dan lukisan. Menurut sang guru, siswa tuna rungu lebih menyukai keterampilan seperti membatik, busana, dan boga yang memerlukan konsentrasi tinggi. Sedangkan tuna grahita lebih menyukai keterampilan hantara, keramik, otomotif, dan spa. Biasanya anak tuna grahita memiliki konsentrasi atau daya ingat yang pendek. *ind

Komentar