nusabali

Bupati Giri Prasta Serahkan Bantuan Rp 300 Juta

  • www.nusabali.com-bupati-giri-prasta-serahkan-bantuan-rp-300-juta

Dukung Karya Pitra Yadnya Banjar Adat Bangkiangsidem, Penarungan Mengwi

MANGUPURA, NusaBali

Krama Banjar Adat Bangkiangsidem Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kamis (13/6) lalu menggelar upacara pitra yadnya, nyekah bersama dirangkaikan dengan upacara manusa yadnya, mesangih, metelubulan, mepetik dan sapuleger yang diselenggarakan di balai banjar setempat.

Upacara tersebut dihadiri Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta didampingi Kabag Humas Putu Ngurah Thomas Yuniarta, Camat Mengwi I Gst. Ngr. Gede Jaya Saputra beserta unsur Tripika Kecamatan, Perbekel Penarungan Ni Wayan Kerni. Hadir pula tokoh masyarakat I Bagus Alit Sucipta, IGN Kusuma Kalakan, dan Made Yudana, Bendesa Adat Penarungan I Made Widiada, Manggala Adat dan Dinas se-Desa Penarungan.

Dalam kesempatan ini Bupati Giri Prasta menyerahkan secara simbolis bantuan pemerintah Kabupaten Badung untuk karya pitra yadnya dan manusa yadnya sebesar Rp 300 juta serta dana hibah Rp  1,5 milliar untuk pembangunan balai banjar dan hibah bantuan seperangkat gong sebesar Rp 268 juta.

Bupati Giri Prasta dalam sambutannya menyampaikan rasa senang dan bahagia karena krama Banjar Adat Bangkiangsidem bisa bersatu untuk melaksanakan upacara pitra yadnya nyekah bersama. Dikatakan pihaknya selaku Pemerintah Kabupaten Badung akan selalu hadir di tengah-tengah masyarakat dalam kesempatan ini memfasilitasi upacara nyekah bersama di Banjar Adat Bangkiangsidem. “Semoga upacara pitra yadnya dan manusa yadnya ini berjalan lancar sida-sidaningdon labdakarya nyujur krama Banjar Adat Bangkiangsidem gemah ripah lohjinawi,” harapnya.

Menurut Bupati, dukungan pemerintah dalam upacara nyekah secara bersama ini merupakan wujud perhatian dan kehadiran Pemerintah Kabupaten Badung dalam meringankan beban masyarakat yang ada di wilayah banjar untuk melunasi kewajiban sekala dan niskala kepada leluhur melalui upacara yadnya ini. “Karena di Bali yang pertama kita mengenal tentang dharmaning leluhur, yang kedua dharmaning agama dan yang ketiga dharmaning negara. Melalui pelaksanaan karya Pitra yadnya ini masyarakat telah melaksanakan dharmaning terhadap leluhur,” ujar Bupati Giri Prasta.

Selain itu diharapkannya juga melalui karya pitra yadnya ini dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan antar krama wimuda, winata dan wiwerda (anak-anak, sekaa teruna dan orang tua) harus bersatu. “Karena dengan bersatu berarti setengah perjuangan sudah berhasil, sebaliknya kalau masyarakat tidak bersatu maka setengah perjuangan akan gagal. Dengan bersatu apapun pembangunan yang dilaksanakan akan berhasil,” imbuhnya.

Lebih lanjut Bupati Giri Prasta juga mengharapkan agar upacara ini dilaksanakan sesuai dengan sastra Agama Hindu. Didalam upacara pitra yadnya umat Hindu mempercayai tentang reinkarnasi atau terlahir kembali. Kaitannya dengan upacara nyekah Bupati menjelaskan tentang tata cara saat ngelinggihan sang hyang pitara di kemulan merajan dengan konsep adu muka. “Konsep adu muka merupakan tata cara yang benar pada saat upacara ngelinggihang sang hyang pitara di kemulan merajan, dimana posisi kita saat ngelinggihang berhadapan dengan pelinggih kemulan. Disisi kiri posisi kita (utara) merupakan tempat linggih sang hyang pitara istri (perempuan) dan disisi kanan posisi kita (selatan) adalah linggih sang hyang pitara lanang (laki-laki), sedangkan di posisi tengah merupakan linggih siwa guru,” terangnya.

Sementara, Manggala Karya I Ketut Dibia melaporkan rangkaian karya telah dimulai sejak tanggal 2 Juni 2019 dengan upacara atur piuning karya. Puncak karya pitra yadnya berlangsung pada Buda Pon Tolu, tanggal 12 Juni 2019 kemarin dilanjutkan dengan upacara manusa yadnya pada hari ini tanggal 13 Juni 2019, sedangkan nyegara gunung akan dilaksanakan pada hari berikutnya. Upacara ini merupakan program rutin yang diadakan setiap 5 tahun sesuai perarem krama Banjar Adat Bangkiangsidem, tahun ini diikuti peserta nyekah sebanyak 13 puspa, mesangih 23 peserta, metelubulan diikuti oleh 4 peserta dan sapuleger 1 peserta.

“Dengan adanya bantuan dari Pemerintah Kabupaten Badung melalui Bapak Bupati, kami sebagai krama Banjar Adat Bangkiangsidem merasa sangat terbantu sekali. Semua pembiayaan untuk karya ini sepenuhnya ditanggung oleh Pemkab Badung. Kami masyarakat hanya melaksanakan ayah-ayah saja,” ujarnya. *asa

Komentar