nusabali

Jumlah Wisman India ke Bali Terkikis

  • www.nusabali.com-jumlah-wisman-india-ke-bali-terkikis

Penerbangan langsung Mumbai-Denpasar perlu dikaji lagi untuk dibuka

DENPASAR, NusaBali

Jumlah  wisatawan India yang berwisata  ke Bali terkikis. Indikasi tersebut menyusul anjloknya kunjungan wisatawan India ke Bali. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pada Januari- April, jumlah wisatawan India yang berlibur ke Bali hanya 109.538 atau turun -5,04 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, sebanyak 115.355 orang.

Pihak terkait, berharap hal ini menjadi perhatian. Dalam artian harus ada usaha yang lebih intensif, menggarap pasar  India.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Ngurah Agung Rai Suryawijaja, mengatakan hal tersebut. “Karena pasar India memang salah satu pasar potensial untuk Bali, selain China dan lainnya,” jelas pria yang akrab disapa Rai  Suryawijaya, yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung, Selasa (11/6).

Rai Suryawijaya, memaparkan karakter segmen pasar wisatawan India. Diantaranya outbond menghabiskan minimal 10 hari untuk liburan serta mengadakan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition)  ke luar negeri pada saat cuti tahunan.

Tujuan utama destinasi wisata pasar India adalah Singapura, Dubai dan Thailand karena mereka memiliki penerbangan langsung ( direct flight ) ke beberapa kota di India. Bulan Januari, Februari dan Maret merupakan season Wedding dan Honeymoon di India.

“Bali sangat cocok untuk menggarap market ini,” ujar Rai Suryawijaya.

Rata rata lenght of stay pasar India ke Bali 3-4 malam dan tahun 2018 meningkat menjadi rata rata 6 malam. “ Ini merupakan pertumbuhan yang sangat sehat mengingat ada peningkatan lama tinggal di Bali,”  ujarnya.

Pihaknya menyayangkan ditutupnya penerbangan langsung Denpasar-Mumbai,India (oleh Garuda Indonesia), sehingga connectivity langsung jadi terputus. “Jika akses langsung terputus, jelas sales mission yang sebelumnya sukses seperti jadi mubazir,” ujarnya.

Rai Suryawijaya berkeyakinan menurunnya kunjungan wisatawan India ke Bali dalam beberapa bulan terakhir dibanding periode sama tahun sebelumnya, merupakan dampak dari putusnya penerbangan langsung  Denpasar- Mumbai.

“Semoga bisa dikaji dan dihidupkan kembali,” harapnya. Karena kata Rai Suryawijaya, membangun pariwisata, tidak seketika. Tetapi butuh proses waktu yang cukup. “Konsisten karena bersifat long term,” tegasnya.

Kadiparda Badung I Made Badra juga menyatakan hal senada tentang potensi pasar wisata India, sebagai salah satu  terbesar setelah China, Australia. “Apalagi ditopang pertumbuhan ekonomi yang semakin maju,” kata Badra.

Kabupaten Badung, kata Badra sudah siap menerima lonjakan pasar India mengingat Badung sudah menyiapkan infrastruktur baik jalan dan perbaikan layanan di destinasi yang ada di Badung dengan berbagai fasilitas demi kenyamanan wisatawan, termasuk wisman India selama mereka berlibur di Badung dan Bali umumnya.

“Kami mendukung agar pasar India ini dikelola dengan baik agar lebih meningkat tingkat kunjungannya ke Badung yang ditargetkan sebesar 450 ribu wisman di Tahun 2019,” kata Badra.

Sebelumnya  diskusi soal potensi pasar wisata India digelar BPPD Badung dengan pihak terkait di Seminyak, Kuta Badung, Senin (10/6). “Juga bersama Ambassador BPPD Badung untuk India, Mr Diraj Kumar,” tambah I Made Ramia Adnyana, yang juga salah seorang pengurus BPPD Badung. *K17

Komentar