nusabali

Wisatawan Jepang Kembali Digarap

  • www.nusabali.com-wisatawan-jepang-kembali-digarap

Dibandingkan sebelum tahun 2000an, peta kunjungan wisatawan mancanegara di Bali mengalami banyak perubahan.

MANGUPURA, NusaBali
Jika dulu Australia dan Jepang menjadi pemasok terbesar wisman ke Pulau Dewata, kini posisi teratas bukan milik dua negara ini.

Australia masih ‘lumayan’ bertengger di posisi kedua di bawah Tiongkok yang menguasai puncak wisman di Bali sejak 2017. Sayangnya wisman Jepang terasa terjun bebas dan hanya menduduki posisi ke-6 pada Maret 2019.  “Data bulan Maret lalu, jumlah wisatawan Jepang ke Bali  hanya 20.665 orang. Jumlah tersebut menurun 12,83 persen dibandingkan Maret 2018, sebanyak 24.478 orang,” kata Kepala BPS Provinsi Bali, Adi Nugroho.

Jepang ditinggalkan wisatawan Tiongkok, disusul Australia, India, AS dan Inggris. “Ini karena promosi yang tidak maksimal,” ungkap  Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung, I Gusti Ngurah Agung Rai Suryawijaya, Sabtu (8/5).  “Pasar Jepang harus digarap lagi dengan lebih baik, termasuk melakukan promosi-promosi,”  lanjutnya.

Potensi Jepang, lanjut Rai Suryawijaya, sebenarnya sangat menjanjikan.  Dari sekitar 120 juta penduduk, angka outbound atau wisatawan keluar Jepang mencapai 18 juta orang. “Tapi yang masuk Bali hanya 240 ribu orang. Angka tersebut tentu sangat minim. Malah lebih kecil dari jumlah orang Indonesia ke Jepang, dimana data terakhir menunjukkan mencapai 350 ribu orang,” sorot Rai Suryawijaya merujuk data BPPD Badung terakhir.

Rai Suryawijaya mengakui jika promosi sudah pernah dilakukan, namun terputus. Karena itulah, pada Oktober depan, BPPD Badung  akan melakukan promosi ke tiga kota, yakni, Tokyo, Osaka dan Nagoya. “Itu ada semacam expo nanti dengan pihak industri wisata di sana ( Jepang),” kata Rai Suryawijaya.

Tegasnya, semua potensi pasar mancanegara harus digenjot, termasuk pasar Jepang. Apalagi, Bali ditargetkan untuk bisa menggaet minimal 7 juta wisman tahun 2019. “Ini harus dilakukan, karena industri pariwisata merupakan lokomotif perekonomian Bali,” pungkasnya. *k17

Komentar