nusabali

'Demi Ambisi Demer Jadi Ketua DPD I Golkar Bali'

  • www.nusabali.com-demi-ambisi-demer-jadi-ketua-dpd-i-golkar-bali

Misi Pelengseran 6 Ketua DPD II Golkar

DENPASAR, NusaBali

Keputusan ‘brutal’ Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer memberangus 6 Ketua DPD II Golkar Kabupaten, belum diketahui pasti ke mana arahnya. Namun, diduga kuat Demer pilih membersihkan para pemegang hak suara tersebut untuk memuluskan langkahnya meraih kursi Ketua DPD I Golkar Bali, jika terjadi Musyawarah Daerah Luar Biasa (Munaslub).

Skenario ini diungkap kader senior Golkar, Anak Agung Ngurah Rai Wiranata, kepada NusaBali, Sabtu (8/6) sore, terkait aksi pemberangusan Ketua DPD II Golkar Bandung I Wayan Muntra, Ketua DPD II Golkar Bangli I Wayan Gunawan, Ketua DPD II Golkar Tabanan I Ketut Arya Budi Giri, Ketua DPD II Golkar Jembrana I Wayan Suardika, Plt Ketua DPD II Golkar Buleleng I Made Adi Djaya, dan Ketua DPD II Golkar Karangasem I Made Sukerana oleh Demer. Keenam Ketua DPD II Golkar tersebut dikenal tidak berpihak ke Demer.

Menurut Rai Wiranata, Demer punya ambisi menduduki kursi Ketua DPD I Golkar Bali (secara definitif), setelah I Ketut Sudikerta dicopot dari jabatannya akibat terseret kasus dugaan penipuan jual beli tanah Rp 150 miliar, akhir 2018 lalu. Nah, untuk melapangkan jalannya, maka yang tidak sehaluan harus dibersihkan lebih dulu. Enam (6) Ketua DPD II Golkar yang dilengserkan itu memiliki hak 6 suara di Musda.

“Sasaran dari pelengseran 6 Ketua DPD II Golkar ini, apalagi kalau bukan mau jadi Ketua DPD I Golkar Bali. Kalau tidak Demer sendiri yang maju, ya dia punya jago untuk dijadikan Ketua DPD I Golkar Bali,” tegas Rai Wiranata.

Tokoh senior Golkar asal Puri Kesiman, Denpasar Timur ini mengatakan, Demer harusnya bertarung dengan elegan kalau punya ambisi jadi Ketua DPD I Golkar Bali. “Ngapain pakai memberangus dan mem-Plt-kan Ketua DPD II Golkar segala? Dia (Demer) akan semakin dibenci kader-kader Golkar kalau caranya begini,” terang Rai Wiranata.

Rai Wiranata menyebutkan, Demer sudah memprediksi dirinya bisa kalah dalam berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali, karena 6 Ketua DPD II Golkar yang dilengserkannya tidak berpihak. “Saya selaku kader Golkar sedih melihat cara-cara begini. Ini bukan hanya brutal, tapi sudah gila. Politik sah-sah saja, tapi bikin benyah (hancur) Partai Golkar,” papar sesepuh SOKSI yang juga mantan anggota DPRD Bali ini.

Rai Wiranata juga melihat adanya satu kepentingan duet Demer dan Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry. Menurut dia, Sugawa Korry lebih berkepentingan dengan jabatan Wakil Ketua DPRD Bali, sehingga pilih aman dengan cara membebek (mengekor) ke kubu Demer. Padahal, sebelumnya semua kader Golkar di Bali tahu kalau Sugawa Korry dan Demer pernah bentrok. “Demer dan Sugawa Korry punya kepentingan yang sama,” tandas Rai Wiranata.

Dari sejarah persaingan politik, Sugawa Korry pernah ‘habis’ tidak dapat jatah jabatan di DPRD Bali 2009-2014. Padahal, saat itu Sugawa Korry menjabat sebagai Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali era kepemimpinan Tjokorda Gede Budi Suryawan alias CBS. Bahkan, Sugawa Korry tidak kebagian jatah jabatan ketua komisi atau ketua fraksi. Saat itu, Korwil Bali DPP Golkar dijabat Demer. Dan, Demer dinilai ikut andil menjegal Sugawa Korry. Termasuk ketika Sugawa Korry nyaris terpental dalam perebutan Ketua DPD II Golkar Buleleng, Demer ditengarai juga berseberangan.

Sugawa Korry sendiri tidak membantah dirinya pernah tak dapat jatah jabatan di DPRD Bali, padahal menjabat Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali. “Anda sudah tahu A-Z, saya tidak perlu ungkap yang sudah lewat. Sekarang kita mengurusi masalah Plt ini saja,” ujar Sugawa Korry yang dikonfirmasi NusaBali seusai menerima kader Golkar Bangli dan Golkar Badung di Kantor DPD I Golkar Bali, Minggu (9/6).

“Bagi saya, masalah Plt 6 DPD II Golkar Kabupaten ini ada dua pilihan. Legowo menerima dan lakukan upaya ke Mahkamah Partai. Sama ketika saya dilengserkan dari kepengurusan DPD I Golkar Bali, saya legowo. Tidak dapat jabatan di DPRD Bali, saya legowo, padahal saya kala itu Ketua Bappilu. Sekarang saya malah dapat jabatan Wakil Ketua DPRD Bali dan Sekretaris DPD I Golkar Bali,” lanjut Sugawa Korry.

Sementara itu, Demer yang dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, mengatakan tudingan menghabisi 6 Ketua DPD II Golkar untuk wujudkan ambisinya maju sebagai Ketua DPD I Golkar Bali merupakan dinamika politik. “The art possible, seni dalam segala kemungkinan. Semuanya bisa mungkin, selalu ada,” ujar Demer, Minggu kemarin.

Demer tutup buku soal masalah pernyataan kader senior Golkar Bali terhadap keputusan pelengseran 6 Ketua DPD II Golkar yang diganti dengan Plt. “Saya sudah tutup buku, biakan kader-kader dan pengurus Golkar Bali yang jawab. Bukan level saya menjawab itu,” tegas Demer.

Soal dirinya pernah berseberangan dengan Sugawa Korry dan sekarang dalam satu barisan, Demer mengakuinya. “Dulu memang berseberangan. Tapi, lihat dalam politik, semua adalah kepentingan. Dulu Pak SBY dan Jokowi berseberangan, ya sekarang rukun. Dulu Pak Prabowo dan Bu Megawati pernah berpaket di Pilpres 2009, sekarang berseberangan di Pilpres 2019. Pak Agung Laksono dan Aburizal Bakrie berseberangan saat dualisme Golkar, sekarang keduanya akur-akur saja,” dalihnya.

Demer juga mengaku pernah jadi kader yang dipinggirkan, namun dirinya legowo saja. “Sepanjang saya dan Pak Sugawa Korry untuk kepentingan Golkar, memangnya kenapa? Pak Sugawa Korry menghormati dan mengikuti keputusan DPP Golkar, itu wajar dong. Yang tidak mengikuti keputusan DPP Golkar, ya silakan di luar.” *nat

Komentar