nusabali

Gubernur Gratiskan Stand Pameran PKB

  • www.nusabali.com-gubernur-gratiskan-stand-pameran-pkb

304 Peserta Pameran Diminta Guyub

DENPASAR, NusaBali

Gubernur Wayan Koster gratiskan ratusan stand pameran kerajinan dalam arena Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019, di Taman Budaya Art Ce-ntre Denpasar, 15 Juni-13 Juli 2019 nanti. Kebijakan menggratiskan stand-stand (yang selama ini disewakan) tersebut dimaksudkan untuk memberi du-kungan penuh dan mendorog kemajuan UMKM lokal dan ekonomi kreatif, yang mulai tumbuh di Bali. Gubernur Koster pun meminta peserta pameran kerajinan di PKB agar guyub dan jaga kebersamaan.

Ada 304 peserta pameran kerajinan yang telah mengambil undian stand PKB 2019, Minggu (9/6), di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar. Sebelum mengambil undian, para peserta yang merupakan perajin sekaligus pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) mendapat pengarahan langsung dari Gubernur Koster. Dalam pengarahan tersebut, Gubernur Koster menekankan agar peserta guyub dengan sameton dan menjaga kerapian serta kondusivitas, demi kesuksesan pelaksanaan PKB tahun 2019 ini.

Gubernur Koster menyebutkan, kebijakan untuk menggratiskan biaya stand pameran kerajinan di PKB 2019 ini dilakukan sebagai upaya mendukung penuh serta mendorong kemajuan UMKM lokal dan ekonomi kreatif, yang mulai tumbuh di Bali. Koster mengakui, semasa masih duduk di Komisi X DPR RI (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018), dirinya kerap berkunjung ke arena PKB dan bertanya langsung mengenai pengelolaan stand pameran kerajinan.

“Sambil saya berbelanja di stand kerajinan PKB, saya ngobrol dengan peserta pameran. Mereka bilang harga sewa standnya bervariasi. Ada Rp 5 juta, Rp 6 juta, bahkan ada yang sampai Rp 12 juta. Ketika saya tanya dapat untung nggak, mereka jawab pas-pasan, bisa balik modal saja sudah untung,” cerita Koster saat pengarahan kemarin.

Pemasukan dari penyewaan stand pameran kerajinan PKB selama ini, menurut Koster, sesungguhnya sangat kecil, tidak sampai Rp 2 miliar. “Nah, saat saya mencalonkan diri jadi Gubernur Bali, memang saya berniat untuk menggratiskan stand pameran kerajinan ini,” katanya.

Menurut Koster, PKB bukanlah tempat mencari uang (lewat penyewaan stand pameran, Red). Apalagi, yang dibebani adalah para perajin dan pelaku IKM yang jadi peserta. Meskipun dapat untung dari jadi peserta pameran, namun perkiraannya peserta hanya dapat sedikit. “Maka, ketika saya terpilih jadi Gubernur Bali, langsung saya buatkan payung hukum yang mengatur, yakni Pergub untuk menggratiskan stand pameran kerajinan PKB ini,” tandas Koster.

"Dengan digratiskannya stand untuk UMKM di arena PKB 2019 ini, saya minta semua peserta tetap menjaga ketertiban dan disiplin. Jaga nama baik PKB dan Bali secara umum, agar tetap mulia dan kondusif, bersih dan rapi," tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Hanya saja, Koster meminta semua peserta pameran kerajinan PKB tetap menjaga ketertiban dan disiplin. Dia juga mengingatkan agar seluruh peserta turut menjaga kekompakan dan guyub dengan sameton, demi suksesnya penyelenggaraan PKB yang semakin baik. “Jaga nama baik PKB agar citranya tetap mulia dan kondusif, bersih dan rapi. Nanti saat posisi stand-nya diundi, jangan sampai ada ribut-ribut ajak sameton pedidi (dengan saudara sediri, Red),” katanya.

Koster mengatakan, saat ini tidak ada target jumlah keuntungan yang ditargetkan seiring penggratisan biaya stand PKB. Koster berharap dengan tidak lagi dipungut biaya, kualitas pameran kerajian di PKB menjadi lebih bagus, baik dari sisi kualitas, kuantitas, maupun pelayanan. Transaksi yang terjadi pun diharapkan bisa sesuai dengan harapan para peserta.

“Tidak ada target, biar berjalan secara alami saja. Dengan adanya format baru, yaitu kebijakan peserta tidak lagi dipungut biaya, kami berharap beban peserta pameran kerajinan di PKB bisa jadi lebih ringan. Dan, tentu saja ini akan meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya, penyelenggaraannya, dan pelayanannya,” harap suami dari dramawati Ni Putu Putri Suastini ini.

Koster menambahkan, usai pameran kerajinan PKB nanti, tahap berikutnya Pemprov Bali juga berencana akan membuka akses, branding, dan marketing untuk membantu memasarkan produk para perajin lokal. Komitmen itu akan diwujudkan dengan membuat web bersama. “Kita akan membuatkan web bersama untuk IKM se-Bali,” janji Koster.

Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Ny Putri Suastini Koster, juga memberikan pengarahan kepada peserta pameran kerajinan PKB, Minggu kemarin. Putri Suastini berharap kemandirian di bidang sandang, mulai dari penyiapan bahan baku hingga inovasi dan motif-motif kain, bisa kembali berjaya seperti di era tahun 1980-an.

Menurut Suastini Koster, sekarang berkembang motif-motif dengan teknik bordir yang hampir mirip hasil tenunan songket asli, yang harganya jauh lebih murah. “Kita tidak bisa membendung itu. Tapi, minimal bisa menjaga dan mempertahankan idealisme kita terhadap produk desain lokal. Mari kita timbulkan kebanggaan terhadap produk kita. Saya khawatir penenun-penenun kita akan punah karena yang lebih laku adalah yang bordir,” jelas istri dari Gubernur Koster ini.

Sedangkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadis Perindag) Provinsi Bali, Putu Astawa, mengatakan penjaringan peserta yang akan mengikuti pameran kerajinan PKB tahun 2019 diawali dengan sosialisasi ke kabupaten/kota se-Bali. Kemudian, penjaringannya dilakukan oleh masing-masing Diperindag Kabupaten/Kota.

Produk peserta pameran juga juga telah dilakukan kurasi oleh tim secara transparan. Dengan demikian, kata Putu Astawa, meskipun biaya stand kini digratiskan, tidak mengurangi kualitas produk yang akan dipamerkan di PKB. “Barang-barang tersebut harus memiliki kualifikasi tertentu,” tegas mantan Kepala Bappeda Provinsi Bali ini.

Putu Astawa menyebutkan, pameran kerajinan PKB tahun 2019 ini mengalami peningkatan jumlah peserta. Kali ini, pameran kerajianan PKB diikuti 304 peserta, jauh meningkat dibandingkan PKB tahun 2018 yang jumlahnya hanya 215 peserta. “Kami tidak ada menyediakan kuota peserta masing-masing kabupaten/kota. Jika mereka memenuhi semua persyaratan, otomatis lolos jadi peserta pameran PKB. Untuk saat ini, yang mendominasi adalah peserta dari Gianyar dan Denpasar,” beber Astawa.

Adapun jenis produk yang dipamerkan meliputi pertama, kelompok sandang dan turunannya, seperti berbagai jenis kain di antaranya Tenun Mastuli, Tenun Jumputan, Tenun Air Brace, Tenun Cagcag, Teun Dobby, Tenun Gedogan, Tenun Gringsing, Tenun Rangrag, Tenun Cepuk, Endek, Songket, dan kain Celupan. Kedua, kelompok sandang berbahan baku logam dan produk turunannya, seperti kerajinan emas, perak, perunggu, alpaka, kuningan, dan tembaga. Ketiga, kelompok sandang berbahan baku kulit hewan dan produk turunannya, seperti tas, sepatu, ikat pinggang, dompet, sandal, dan aksesoris lainnya.

Keempat, kelompok kerajinan kayu dan produk turunannya, seperti gazebo, jineng, patung, panil, komponen rumah jadi, topeng, furniture, dulang, dan ukiran kayu lainnya. Kelima, kelompok kerajinan berbahan baku ate, rotan, bambu, eceng gondok, daun lontar, dan lidi. Keenam, kelompok kerajinan berbahan baku tanah liat dan produk turunananya, seperti gerabah, keramik, hias, dan guci.

Ketujuh, produk kerajinan spa, dupa, batok kelapa, kerang, lilin, lukisan, tulang, herbal, bunga kering, dan pande besi. Kedelapan, kelompok produk baru yang dibentuk yakni kelompok pangan olahan, seperti produk keripik Bali yang digunakan sebagai oleh-oleh khas Bali. Lesembilan, kelompok produk pengganti bahan plastik.

Ada pun beberapa titik di Taman Budaya yang menjadi lokasi stand pameran kerajinan, masing-masing di bawah Panggung Terbuka Ardha Candra, di bawah Gedung Ksirarnawa, areal parkir mobil untuk pameran Dekranasda, dan areal parkir sebelah barat UPTD Taman Budaya. Sedangkan stand kuliner digelar di areal dekat wantilan.  *ind

Komentar