nusabali

Bupati PAS: Idul Fitri Momentum Persatuan dan Toleransi

  • www.nusabali.com-bupati-pas-idul-fitri-momentum-persatuan-dan-toleransi

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) menilai Idul Fitri 1440 Hijriah merupakan momentum perayaan hari kemenangan yang bisa dijadikan tonggak untuk kembali membangun persatuan dan toleransi Bangsa Indonesia dan Buleleng khususnya.

SINGARAJA, NusaBali

“Kami bersyukur, di Buleleng, hubungan antar umat beragama berjalan kondusif menjelang maupun saat pemilu meski terjadi perbedaan pilihan. Kita harus bersatu kembali. Perayaan Idul Fitri 1440 Hijriah bisa dijadikan momentum untuk terus merekatkan persatuan dan toleransi antar-umat beragama khususnya di Kabupaten Buleleng," kata Agus Suradnyana, Kamis (6/6).

Mantan anggota DPRD Provinsi Bali ini kembali menekankan betapa pentingnya toleransi antar-umat beragama, terkhusus di Kabupaten Buleleng. Ia menilai toleransi antar-umat beragama di Buleleng masih sangat tinggi. Toleransi ini juga terlihat ketika Muslim melaksanakan kewajibannya beribadah puasa pada bulan Ramadhan yang lalu.

"Ini sangat kita perlukan. Toleransi dan persatuan antar umat beragama untuk mendukung pembangunan di Kabupaten Buleleng," ujar Agus Suradnyana.

Sementara itu, Wabup Sutjidra mengamini apa yang diucapkan Bupati Agus Suradnyana. Harapan kepada umat Muslim dan umat beragama lainnya untuk menjadikan momentum perayaan Idul Fitri kali ini awal yang baik untuk bersatu dan berdiri bersama dalam membangun Kabupaten Buleleng.

Menurut dia, pembangunan di Kabupaten Buleleng akan berjalan dengan lancar jika didukung oleh seluruh elemen masyarakat dan persatuan antar-umat beragama.

"Dengan suasana dan dengan hati yang fitri ini, mari kita bersatu dan berdiri bersama untuk membangun Buleleng yang lebih maju dan sejahtera," ajaknya.

Ia menambahkan keberadaan umat Muslim di Buleleng memiliki sejarah yang panjang dari zaman kerajaan. Bagaimana dahulu Ki Barak Panji Sakti yang diberikan pasukan oleh Raja Blambangan sebagai hadiah dan kini hidup berdampingan serta penuh toleransi di Desa Pegayaman.

Begitu pula komunitas Muslim di Kampung Singaraja yang hingga saat ini hidup penuh toleransi dan bahkan sampai di lingkungan Puri Kanginan.

"Mereka sampai membantu setiap kegiatan di puri. Oleh karena itu, kita sebagai penerus wajib menjaga toleransi ini. Jangan sampai ada perpecahan karena beda keyakinan," tutup Sutjidra. *ant

Komentar