nusabali

Putu Eka Juliana Jaya Teliti Metode Learning Community

  • www.nusabali.com-putu-eka-juliana-jaya-teliti-metode-learning-community

Empat Guru SMPN 1 Denpasar Presentasikan Hasil Penelitian Tindakan Kelas

DENPASAR, NusaBali

Sebanyak empat guru dari SMP Negeri 1 Denpasar memaparkan hasil penelitiannya melalui seminar laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di aula SMPN 1 Denpasar, Selasa (4/6) lalu. Dari empat guru tersebut, salah satunya adalah Putu Eka Juliana Jaya SE MSi yang mempresentasikan laporan PTK berjudul ‘Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 1 Denpasar Melalui Pendekatan Learning Community Tahun Pelajaran 2018/2019’.

Putu Eka Juliana Jaya atau yang biasa disapa Wawa Arjaya menjelaskan, learning community adalah metode belajar khusus secara berkelompok. Selama ini, belajar kelompok dinilai masih belum berdampak maksimal karena tidak semua anggota kelompok saling berinteraksi. “Selama ini kita sering nyuruh ayo belajar kelompok tanpa dibimbing. Sekarang kita ajarkan bagaimana cara berinteraksi dalam kelompok itu dengan lebih efektif, sehingga semua anggota kelompok muncul (aktif). Harapannya, prestasi mereka bisa di atas rata-rata atau seperti yang kita harapkan tercapai,” jelasnya.

Ia memilih satu kelas untuk dilakukan penelitian tindakan kelas yakni kelas VIII C SMPN 1 Denpasar. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan terhadap total 45 siswa di kelas tersebut. Dari hasil penelitian dikatakan bahwa learning community ini cukup berhasil. Pada kondisi awal ada 19 siswa yang mengalami peningkatan aktivitas belajar. Kemudian meningkat menjadi 36 siswa atau 80 persen pada siklus pertama, dan pada siklus kedua menjadi 45 siswa atau 100 persen.

Masih berkaitan dengan keefektifan learning community, dari sisi peningkatan hasil belajar, pada kondisi awal dengan nilai rata-rata 69,33 dengan ketuntasan belajar klasikal sebanyak 19 siswa. Kemudian meningkat pada siklus pertama menjadi 36 siswa dengan nilai rata-rata sebesar 78,89, serta pada siklus kedua sebanyak 45 siswa dengan nilai rata-rata 87,78.

Istri dari mantan Ketua Komisi I DPRD Bali, Made Arjaya ini menilai, program penelitian tindakan kelas tersebut tentu memberi dampak positif terhadap peningkatan profesionalisme dan kualitas guru. Menurut Wawa Arjaya, penelitian tindakan kelas ini merupakan bentuk tanggung jawab guru dalam meningkatkan keprofesionalannya sebagai tenaga pendidik. Naik pangkat, kata dia, bukanlah target utamanya.

“Kita kan menerima tunjangan profesional guru (TPG). Amanah dari TPG adalah bagaimana kita menimba, membaca model-model terbaru dan menerapkan di kelas kita. Kalau memang dengan meningkatkan profesional ini lalu mendapatkan angka kredit atau nilai yang cukup untuk naik pangkat, ya syukur. Tapi bukan itu target utama saya,” katanya.

Selain Wawa Arjaya, ada juga tiga guru lainnya yang ikut dalam seminar laporan PTK kali ini. Yakni, I Made Muliarta SAg dengan judul PTK ‘Upaya Meningkatkan Motivasi Pendidikan Agama Hindu Peserta Didik Kelas VII A Semester I SMPN 1 Denpasar dengan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Tahun Pelajaran 2018/2019’. Ada juga Ida Bagus Ary Suryantara Pidada ST dengan judul PTK ‘Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Microsoft Word 2007 Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas VII G SMPN 1 Denpasar’, serta Drs I Gede Kinten MAg dengan judul PTK ‘Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Students Team Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Daerah Bali Kelas VIII A SMPN 1 Denpasar Tahun Pelajaran 2018/2019’.

Plt Kepala SMPN 1 Denpasar, Ni Wayan Sudani SPd MPd mengatakan, tujuan seminar penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi para guru dan persyaratan untuk naik pangkat. Tidak hanya untuk meningkatkan kenaikan pangkat saja, para guru juga harus berkomitmen dengan sekolah yang ditunjukkan melalui kinerja. “Actionnya nanti seperti apa untuk sekolah. Ini perlu komitmen untuk sekolah dengan menujukkan kinerja. Baru empat guru yang siap untuk presentasi penelitiannya,” katanya.

Sudani menambahkan, sekolah mendukung guru melakukan riset, salah satunya melalui PTK. Dukungan tersebut diterapkan melalui pembentukan tim pengawas penelitian yang bertugas memastikan riset tersebut tidak fiktif. “Kami berupaya selektif, memastikan riset itu dapat meningkatkan nilai belajar siswa,” tegasnya.

Sementara itu, Kabid Pembinaan SMP Disdikpora Kota Denpasar, AA Gede Wiratama, mengatakan seminar ini selain menambah greget dan menambah ilmu, juga mendorong para guru meningkatkan profesionalismenya sebagai tenaga pendidik. Pihaknya mengapresiasi langkah keempat guru SMPN 1 Denpasar ini memaparkan hasil penelitiannya. “Di samping itu, kita juga mendorong guru-guru kita untuk belajar di portal ‘Rumah Belajar’. Di situ banyak ilmu-ilmu yang mereka peroleh. Guru juga diharapkan ada inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran,” ungkapnya. *ind

Komentar