nusabali

Sempat Dibakar Napi, Rutan Sigli Kondusif

  • www.nusabali.com-sempat-dibakar-napi-rutan-sigli-kondusif

Penghuni rumah tahanan Kelas IIB Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh, membakar lapas tempat mereka menjalani hukuman pada Senin (3/6).

PIDIE, NusaBali

Para napi diduga mengamuk karena sipir mengambil barang dispenser yang telah diberikan ke napi sebelumnya.

Sejumlah ruangan di dalam lapas dibakar oleh para napi. Bahkan, berdasarkan informasi yang diperoleh, lima petugas rutan sempat terjebak di dalam Lapas.

Akibat kebakaran itu tiga armada pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Sementara itu, seorang napi kasus narkoba terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena terluka.

Kericuhan itu berawal ketika petugas sipir penjara mengambil sejumlah barang yang dibagikan oleh kepala rutan untuk para napi sebelumnya. Barang berupa dispenser yang diambil itu sengaja dibagikan untuk kebutuhan para napi selama Ramadan.

"Saat sipir mengambil barang itu, para napi marah dan mengamuk sehingga membakar fasilitas," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh, Meurah Budiman seperti dilansir vivanews.

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) masih mendalami motif dan penyebab sejumlah napi mengamuk dan melakukan pembakaran di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Sigli, Aceh, Senin (3/6).

“Petugas Rutan Sigli, tim Kanwil Kemenkumham Aceh dibantu petugas kepolisian berusaha meredam suasana agar kerusuhan tidak meluas," ujar Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderla Pemasyarakatan, Ade Kusmanto melalui pesan singkat, seperti dilansir cnnindonesia, Senin (3/6).

Situasi di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II-B Sigli, Aceh, sudah kondusif. Namun narapidana (napi) dan tahanan tidak mengizinkan polisi masuk ke rutan.

"Situasi terakhir, kita tadi memang tidak masuk ke dalam (rutan) karena permintaan warga sendiri. Yang mereka minta masuk adalah dari Kanwil (Kemenkum HAM Aceh). Jadi sementara laporan dari dalam sudah kondusif," kata Kapolres Pidie AKBP Andi Nugraha Setiawan Siregar, Senin (3/6).

Menurutnya, saat kejadian, 200 personel gabungan TNI-Polri dikerahkan ke lokasi untuk melakukan pengamanan. Mereka berjaga-jaga agar tidak ada warga binaan yang kabur.

Dalam proses pengamanan, polisi sempat menembakkan gas air mata. Hal itu agar para napi dan tahanan tidak merangsek ke depan. Andi menjelaskan pengamanan di rutan akan terus dilakukan hingga kondisi benar-benar kondusif.

"Ke depan, melihat kondisi, kita bersama Pak Dandim dan rekan-rekan dari Brimob, kita laksanakan pengamanan sampai betul-betul kondusif. Sampai situasi layak betul-betul bisa digunakan oleh warga binaan," jelas Andi. *

Komentar