nusabali

Tabrak Tiang Listrik, Pemotor Tewas di TKP

  • www.nusabali.com-tabrak-tiang-listrik-pemotor-tewas-di-tkp

Fatris Jelahut mengendarai motor sambil menggendong gitar, membawa koper, dan membonceng temannya. Terjadi kecelakaan OC hingga Fatris tewas di TKP.

MANGUPURA, NusaBali

Pemuda asal Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Fatris Jelahut, 26, meninggal dunia akibat kecelakaan out of control (OC) di Jalan Bypass Ngurah Rai, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung tepatnya di jembatan sebelah utara simpang Kampus Unud, Minggu (2/5) dini hari sekitar pukul 00.15 Wita. Saat kejadian, Fatris yang mengendarai motor Honda Beat DK 6031 OX membonceng Aurelia Niul, 23.

Kasat Lantas Polresta Denpasar AKP Adi Sulistiyo yang dikonfirmasi pada Minggu siang kemarin, mengungkapkan akibat kecelakaan itu pengendara motor tewas di tempat kejadian. Sementara satu orang lainnya mengalami luka berat pada kaki kanannya.

Dijelaskannya, kecelakaan ini bermula saat kedua korban datang dari arah Nusa Dua, Kuta Selatan menuju Kerobokan, Kuta Utara. Saat itu, keduanya membawa barang dan ditempatkan di bagian depan motor. Setibanya di TKP, pengendara motor asal Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, NTT yang tinggal di Jalan Gunung Talang, Padangsambian, Denpasar Barat ini kehilangan kendali.

“Ini kecelakaan tunggal akibat lepas kendali (out of control). Mereka melaju dari arah selatan menuju utara. Setibanya di TKP motor yang dinaiki keduanya lepas kendali. Akibatnya motor mereka menabrak tiang lampu penerang jalan yang berada di median jalan. Keduanya dievakuasi ke RS Unud Jimbaran,” tutur AKP Adi.

Dikonfirmasi terpisah Ketua Ikatan Keluarga Kecamatan Cibal Raya Bali, Yustinus Palera, mengungkapkan kedua korban berasal dari kecamatan berbeda. Korban perempuan berasal dari Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur. Di Bali, korban tinggal di Jalan Banjar Padang, Kerobokan, Kuta Utara, Badung. Sementara korban tewas asal Cibal Barat, Kabupaten Manggarai. Di Bali, korban tinggal di Jalan Gunung Talang, Padangsambian Denpasar Barat.

Di antara kedua korban ini tidak ada hubungan keluarga. Keduanya saling kenal saat berada di Bali. Pada malam Minggu sebelum kejadian keduanya bertemu di rumah keluarga Aurelia Niul di Nusa Dua. Saat hendak pulang ke tempat tinggalnya di Kerobokan, Aurelia Niul tak ada yang antar. Aurelia Niul meminta bantuan kepada Fatris yang merupakan temannya untuk diantar pulang.

“Kedua korban hanya berteman. Korban perempuan meminta tolong kepada korban laki-laki untuk diantar pulang ke kosnya di Kerobokan. Kebetulan juga saat itu korban laki-laki ini hendak pulang ke kosnya di Padangsambian. Jadi searah jalan pulangnya. Saya tak tahu persis keduanya kerja di mana,” tutur Yustinus.

Yustinus mengungkapkan keduanya mengendarai sepeda motor Honda Beat. Mereka membawa koper berukuran besar milik Aurelia Niul dan ditaruh di depan. Sementara Fatris menggendong gitar dan membonceng Aurelia Niul. “Korban yang pria ini senang main gitar. Saat kejadian itu dia menggendong gitar,” beber Yustinus.

Setelah sebelumnya sempat dilarikan ke RS Unud Jimbaran, pada Minggu siang korban tewas dibawa ke RSUP Sanglah, Denpasar. Korban juga disemayamkan di sana. “Untuk sementara korban disemayamkan di RSUP Sanglah. Besok (Senin hari ini) jenazah dipulangkan ke kampung halamannya menggunakan pesawat Nam Air. Sementara korban perempuan masih dirawat intensif di RS Unud Jimbaran,” kata Yustinus.

Dikatakannya, dalam menangani masalah ini selain keluarga dari kedua korban juga ada bantuan dari solidaritas Ikatan Keluarga Besar Manggarai di Bali. Semua urusan berjalan dengan lancar dan tak ada kendala berarti.

Sementara itu, Kepala Bagian SMF Forensik RSUP Sanglah dr Ida Bagus Putu Alit, menjelaskan dari pola luka sesuai dengan kecelakaan, korban menabrak sesuatu benda tumpul.

“Jenazah diterima pukul 04.00 Wita dan langsung diperiksa. Dari pola luka sesuai dengan kecelakaan, menabrak sesuatu benda tumpul. Distribusi luka pada bagian depan tubuh,” ungkapnya ketika dikonfirmasi, Minggu kemarin.

Jenazah juga mengalami patah tulang kering bagian kiri dan beberapa luka terbuka di bagian tubuhnya. “Perkiraan waktu kematian kurang dari 8 jam sebelum pemeriksaan luar. Luka-luka terbuka tersebar pada wajah, dan luka lecet pada leher dada serta anggota gerak. Juga mengalami patah tulang kering kiri,” jelas dr Alit. *pol, ind

Komentar