nusabali

Pelantun Puja Tri Sandya, Ida Pedanda Gde Made Tembau Lebar

  • www.nusabali.com-pelantun-puja-tri-sandya-ida-pedanda-gde-made-tembau-lebar

Di balik merdunya lantunan bait Puja Tri Sandya yang diputar di radio maupun televisi, ada sosok Ida Pedanda Gde Made Tembau, 74, sebagai pelantunnya.

DENPASAR, NusaBali

Setelah berjuang melawan penyakit infeksi saluran kencing yang dialaminya, sulinggih yang semasa walaka bernama Ida Bagus Gde Diksa ini, lebar, Selasa (28/5) malam pukul 19.00 Wita usai mendapat perawatan intensif di ICU RS Balimed, Jalan Mahendradatta Denpasar.

Direktur RS BaliMed dr Oka Darmawan membenarkan Ida Pedanda Gde Made Tembau telah lebar pukul 19.00 Wita. “Nggih, saya baru saja dilaporkan oleh dokter jaganya,” ujarnya. Dari keterangan dokter MOD RS BaliMed Denpasar, dr Aditya, kondisi pasien ketika masuk rumah sakit memang dalam kondisi menurun. Ketika masuk, Ida mengalami sakit infeksi kandung kemih dan kondisinya memburuk. “Memang ketika masuk ada penurunan kondisi, sehingga perlu dirawat,” ungkapnya.

Beberapa keluarga dan kerabat telihat berkumpul di depan pintu masuk RS setempat saat NusaBali mencoba mewawancarai perihal lebarnya Ida Pedanda Gde Made Putra Tembau, Selasa malam. Selang beberapa jam setelah beliau dinyatakan lebar, layon Ida langsung dipulangkan ke rumah duka di Griya Kulon, Desa Aan, Banjarangkan, Klungkung sekitar pukul 23.00 Wita

Menurut keterangan Ida Pedanda Gede Putra Bajing dari Griya Tegal Jingga Denpasar, yang memiliki kedekatan dengan almarhum mengatakan, sakit infeksi saluran kencing yang diderita Ida Pedanda Gde Made Putra Tembau ketahuan sekitar sembilan bulan lalu. Kala itu almarhum mengeluh kencingnya mengeluarkan darah. Lantaran penyakitnya itu, alamarhum pun sempat dirawat di beberapa rumah sakit.

“Kurang lebih sembilan bulan lalu sempat dirawat di Wing Amerta RSUP Sanglah. Melalui beberapa pertimbangan, almarhum diperkenankan untuk rawat jalan. Setelah itu sempat dirawat di RS Surya Husada, lagi balik ke RS Sanglah, hingga sekarang di sini (RS Balimed, red),” ujarnya.

Selama sembilan bulan melawan penyakit tersebut, kata Ida Pendanda Putra Bajing, almarhum sempat muput, melaksanakan kewajibannya melayani umat. “Beliau sempat muput kesana-sini. Di Klungkung, di Nusa Penida, di Nusa Lembongan, termasuk di Denpasar juga,” tuturnya.

Ida Pedanda Putra Bajing memiliki kedekatan dengan alamarhum. Ayah dari almarhum Ida Pedanda Gde Made Tembau merupakan guru nabenya. Di mata Ida Pedanda Putra Bajing, alamarhum dikenal sebagai sosok yang senang bergurau. “Ia menyenangi seni drama dan seni kakawin. Mungkin karena itu sosoknya terpilih untuk mengisi lantunan Puja Tri Sandya,” katanya.

Dalam perjalanan hidupnya, almarhum yang semasa walaka bernama Ida Bagus Gde Diksa adalah lulusan Pendidikan Guru Agama Hindu tahun 1965. Beliau sering mendapat penghargaan di bidang seni, baik seni drama dan seni kakawin. Karena keahlian beliau di bidang tersebut, beliau sering dilibatkan menjadi juri dalam perlombaan kekawin dan kidung. Beliau juga pernah mengabdi sebagai guru hingga kepala sekolah di SDN 1 Akah.

Sementara terpilihnya alamarhum untuk melantunkan bait Tri Sandya memiliki kisah tersendiri. Ida Pedanda Gede Made Tembau merupakan sosok sulinggih yang dikenal memiliki karakter suara yang sangat khas saat melantunkan mantra. Ia dipercaya untuk merekam suaranya saat melantunkan puja Tri Sandya. Sampai sekarang rekaman tersebut digunakan oleh satasiun TV dan radio saat penanyangan Puja Trisandya.

Awalnya, orang pertama yang merekam lantunan puja Tri Sandya adalah almarhum Ida Pedanda Gede Oka Puniadmaja dari Griya Pidada Klungkung yang ketika itu menjadi pengurus di PHDI Bali dan sempat menjadi anggota DPR RI. Kaset rekaman lantunan Puja Trisandya satu-satunya dari Ida Pedanda Gede Oka Puniadmaja rusak, sehingga harus dibuat rekaman baru.

Pada tahun 1971, PHDI pun menunjuk Ida Pedanda Gde Made Tembau untuk rekaman melantunkan Puja Trisandya di RRI Denpasar, karena suara saya dipandang mirip dengan suara almahum Ida Pedanda Gede Oka Puniadmaja. Hal tersebut disanggupi oleh Ida Pedanda Gede Made Tembau yang ketika itu masih walaka bernama Ida Bagus Gde Diksa. Ia baru didiksa sekitar empat tahun yang lalu bergelar Ida Pedanda Gde Made Tembau.

Kini, Ida Pedanda Gde Made Tembau telah lebar meninggalkan satu istri, dua anak, serta satu cucu. Meski raganya telah tiada, namun suaranya akan tetap menggema dalam setiap doa Tri Sandya. Terkait palebon almarhum masih belum ditentukan. “Pelebonnya masih belum ditentukan. Masih dirembugkan oleh guru nabenya,” tandas Ida Pedanda Putra Bajing. *ind

Komentar