nusabali

Otban Evaluasi Keberadaan Boeing 737 800 Max

  • www.nusabali.com-otban-evaluasi-keberadaan-boeing-737-800-max

Dua pesawat Boeing 737 800 Max yang parkir di Bandara Ngurah Rai kemungkinan akan direposisi. Namun semua menunggu instruksi dari Kementerian Perhubungan.

Antisipasi Lonjakan Ekstra Flight di Bandara saat Lebaran  


MANGUPURA, NusaBali
Menjelang arus mudik Hari Raya Idul Fitri 2019, berbagai persiapan dilakukan oleh Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Salah satunya terkait kesiapan fasilitas apron alias tempat parkir pesawat. Bahkan, keberadaan pesawat Boeing 737 800 Max milik operator PT Lion Air yang dilarang terbang pun ikut dievaluasi untuk dilakukan reposisi.

Kepala Bidang Keamanan Angkutan Udara dan Kelayakudaraan Kantor Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV-Bali I Nyoman Oka Yudarta, menerangkan pembahasan rencana reposisi pesawat Boeing 737 800 Max di Bandara Internasional Ngurah Rai masih dilakukan kajian oleh berbagai pihak termasuk AP I dan maskapai Lion Air. Pasalnya, setelah adanya penetapan periode angkutan Lebaran 2019 yang dimulai pada 29 Mei – 13 Juni 2019, pihak penyelenggara bandara perlu langkah antisipasi untuk optimalisasi kapasitas apron, terutama di Bandara Ngurah Rai. Untuk saat ini, menurut Yudarta, bahwa dua pesawat B 737 800 Max masih berada di parking stand B 33 dan B 47.

“Memang perlu dilakukan antisipasi dalam menyambut lebaran nanti. Soalnya, banyak maskapai yang mengajukan ekstra flight dan tentu lokasi pakir juga harus siap. Tapi, saat ini masih ada dua pesawat yang dilarang terbang dan parkir di Ngurah Rai. Ini yang perlu dievaluasi lagi,” ungkapnya, Minggu (26/5) siang.

Yudarta merinci, dari hasil diskusi berbagai pihak, bahwa rencana reposisi itu disepakati pemilihan skema parking stand di Bandara Ngurah Rai di stand B 33 dan B 34, selain itu ada opsi tandem double nose in. Skema ini disusun agar ketika adanya permintaan kapasitas apron yang tinggi saat lebaran nanti, pihak Otban dan pihak lainnya harus melakukan reposisi sesuai rencana awal tersebut.

“Semua pihak (Lion dan AP I) diminta fleksibilitas yang tinggi guna mendukung permintaan kapasitas parking stand selama periode angkutan lebaran. Rancangan reposisi kedua pesawat tersebut dilakukan agar bisa mengantisipasi kondisi di lapangan saat hari H itu. Tentunya tetap dilakukan koordinasi yang intens sebelum mengambil langkah tersebut,” jelasnya.

Dikonfirmasi terkait kedua pesawat yang dilarang terbang oleh Boeing itu dipindahkan ke bandara lain, Yudarta mengaku sampai saat ini belum ada rencana pemindahan pesawat B 737 800 Max milik operator PT Lion Air dari Bandara Ngurah Rai ke bandara Lain. Selain itu, pihaknya tentu masih menunggu hasil evaluasi dari perusahaan manufaktur Boeing dan izin dari pihak regulator.

“Kalau pemindahan dari Bandara Ngurah Rai ke bandara lain itu, belum sampai ke sana. Hanya saja, saat ini wacana untuk reposisi di Bandara Ngurah Rai memang semakin menguat setelah banyaknya permintaan ekstra flight dari berbagai maskapai. Sehingga perlu parkir yang luas,” ujarnya.

Terkait adanya reposisi kedua pesawat, Communication and Legal Section Head AP I Arie Ahsanurrohim mengakui bahwa dengan keberadaan dua pesawat tersebut, tentu mengganggu karena kurang maksimalnya kapasitas apron di Ngurah Rai. Meski demikian, pihaknya masih menunggu instruksi lebih lanjut dari Kementerian Perhubungan. “Kedua pesawat masih di apron. Kalau soal reposisi tentu menunggu arahan dari Kemenhub. Kami akan lihat perkembangan terlebih dahulu, karena reposisi mengutamakan semua hal,” kata Arie saat dikonfirmasi secara terpisah. *dar

Komentar