nusabali

Dekorasi PKB 2019 Wajib Nihil Plastik

  • www.nusabali.com-dekorasi-pkb-2019-wajib-nihil-plastik

Pemprov Bali ingin mewujudkan PKB yang bebas dari timbulan sampah plastik dan styrofoam sesuai dengan peraturan gubernur tentang pembatasan timbulan sampah plastik.

DENPASAR, NusaBali

Hajatan Pesta Kesenian Bali (PKB) merupakan agenda rutin Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Memasuki pelaksanaan ke-41 tahun 2019, PKB mengambil tema ‘Bayu Pramana’ atau Memuliakan Sumberdaya Angin. Lebih dari 200 agenda kesenian yang akan ditampilkan dari masing-masing kabupaten/kota selama 15 Juni-13 Juli 2019. Persiapan sudah cukup rampung, dan Senin (13/5) diadakan rapat pleno di Jaya Sabha, Rumah Jabatan Gubernur Bali.

Branding tema PKB ‘Bayu Pramana-Memuliakan Sumberdaya Angin’ dilihat dari sudut pandang filosofis, tema bayu atau angin digambarkan dengan visual kober sebagai interpretasi angin dalam filosofi Hindu. Warna kober yang dipilih adalah dominan merah sebagai gambaran kelahiran atau penciptaan (Brahma).

Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang kisah atau fragmen dan seni pertunjukan, unsur angin digambarkan dengan sosok Hanoman yang dalam berbagai catatan susastra, Hanoman disebut sebagai putra Dewa Bayu. Sikap atau agem Hanoman ini dipilih dalam posisi bergerak dinamis, menggambarkan angin yang senantiasa bergerak.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Adnyana menjelaskan, ada hal baru dibanding dengan PKB sebelumnya. Pertama, isian atau materi PKB berupa pawai, pagelaran, lomba dan parade, pameran, serta sarasehan, semuanya secara konsekuen menerjemahkan tema Bayu Pramana. “Terutama dalam pawai. Setiap kabupaten/kota masing-masing diberikan tema khusus. Misalnya, Badung menggarap tari dengan menggunakan properti layang-layang. Karangasem sampian gempong penjor, Bangli tamiang ental, Denpasar kreasi kipas, Tabanan umbul-umbul, Jembrana kreasi guwangan, Buleleng dengan kreasi pindekan, Klungkung memainkan kober lukis, dan Gianyar memainkan kreasi jam angin,” jelasnya ditemui di kantor dinas setempat, Sabtu (11/5).

Kedua, kesenian yang akan tampil berbasis sebunan, yakni seni-seni yang hidup di desa adat. Nantinya yang akan tampil adalah sekaa-sekaa yang ada di setiap desa adat. Upaya ini diharapkan agar sekaa-sekaa yang ada di desa adat tetap eksis, tidak hanya saat event parade. “Dengan berbasis sebunan, harapannya sekaa-sekaa ini bisa aktif terus. Tidak hanya hidup saat ada PKB saja,” katanya.

Ketiga, Pemprov Bali ingin mewujudkan PKB yang bebas dari timbulan sampah plastik dan styrofoam sesuai dengan peraturan gubernur tentang pembatasan timbulan sampah plastik. Ini diawali dengan dekorasi di Taman Budaya (Art Center) Denpasar yang tidak diperkenankan lagi memakai plastik dan styrofoam. “Sekarang tidak boleh. Yang dipakai sekarang berbahan bambu, daun-daun yang bisa didekorasi,” ujarnya.

Keempat, Pemprov Bali menggratiskan biaya sewa pameran. Namun ada seleksi ketat dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk pameran kerajinan, serta Dinas Perikanan dan Kelautan untuk stand makanan. “Materinya diseleksi dari kabupaten/kota, baru kemudian masuk provinsi. Ada kuratornya untuk itu. Pameran ini akan dijadikan sebagai ajang promosi,” imbuhnya.

Pada agenda pembukaan PKB, Pemprov Bali akan meminta Presiden RI Joko Widodo untuk membuka secara resmi. Surat audensi kepada presiden rencananya akan dikirimkan usai pleno, Senin besok. “Suratnya akan dikirim setelah rapat pleno. Sedianya kita juga akan siapkan mobil hias yang akan dinaiki presiden saat pawai nanti,” tandas Kadis Adnyana. *ind

Komentar