nusabali

Gerindra Merapat ke Mas Sumatri

  • www.nusabali.com-gerindra-merapat-ke-mas-sumatri

I Nyoman Suyasa menyebut Gerindra akan mengusung calon dengan kriteria memiliki 3 O (Orang, Ongkos, Otak).

DENPASAR, NusaBali

Pilkada serentak 6 kabupaten/kota pada 2020 mendatang membuat incumbent makin mudah menggalang dukungan. Untuk Pilkada Karangasem, incumbent I Gusti Ayu Mas Sumatri disebut-sebut mulai menarik parpol pendukung. Salah satunya yang sudah merapat ke Bupati Karangasem periode 2015–2020 yang diprediksi akan maju lagi pada pilkada mendatang adalah Partai Gerindra.

Informasi yang dihimpun NusaBali dari internal Partai Gerindra Provinsi Bali, di Pilkada Karangasem 2020, Gerindra memilih merapat ke incumbent yang diusung Partai NasDem di Pilkada 2015 lalu. Gerindra yang memiliki 5 kursi hasil Pileg 2019 memilih merapat ke Mas Sumatri dengan alasan incumbent lebih enak ‘dijual’ kepada masyarakat karena sudah memiliki elektabilitas dan pengalaman.

“Arah Gerindra ke incumbent Bu Mas Sumatri. Sudah penjajakan, hubungi saja Ketua DPC Karangasem. Untuk Pilkada Karangasem, Pak Ketua DPC punya kewenangan,” kata salah satu kader Gerindra Provinsi Bali, Sabtu (25/5).

Benarkah? Ketua DPC Gerindra Kabupaten Karangasem I Nyoman Suyasa yang dihubungi NusaBali, Sabtu sore kemarin mengatakan pihaknya berkomunikasi dengan sejumlah partai politik untuk penjajakan koalisi di Pilkada Karangasem 2020. “Kami sudah penjajakan dengan beberapa parpol. Siapa saja itu, tidak bisa kami buka sekarang,” ucap Wakil Ketua DPRD Bali pengganti almarhum Jro Komang Suwastika, ini.

Suyasa menyebutkan Gerindra dipastikan akan bergabung dengan yang menang. Untuk menentukan yang mana akan menang, bakal diukur dengan survei elektabilitas calon. “Kami akan gabung dengan yang menang. Nantilah, akan ada survei dulu menguji elektabilitas calon. Ada kriteria–kriteria itu,” imbuh politisi asal Desa Pertima, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, ini.  

Menurut Suyasa, survei akan melibatkan lembaga independen. Para tokoh masyarakat, pimpinan parpol, kader Gerindra akan disurvei elektabilitasnya, guna menguji keinginan masyarakat tentang figur yang dikehendaki untuk memimpin Karangasem. “Survei itu mengukur keinginan masyarakat. Survei akan kami gelar H-6 bulan pada saat tahapan pilkada dimulai. Tahapan Pilkada 2020 akan dimulai Desember 2019. Maka sebulan lagi sudah kita siapkan pelaksanaan surveinya,” tutur mantan Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali, ini.

Sementara ketika ditanya adanya bocoran elite Gerindra Karangasem sudah komunikasi dengan incumbent IGA Mas Sumatri, Suyasa menyatakan namanya politik sah-sah saja. “Mungkin saja, tetapi di dalam pemerintahan itu kan biasa, kader Gerindra yang duduk di legislatif komunikasi dengan eksekutif Bupati Karangasem Bu Mas Sumatri. Kalau soal pembicaraan pilkada mungkin belum mengerucut. Kami dinamis dan cair dengan semua parpol,” kata Suyasa.

Suyasa menyebutkan Gerindra akan mengusung calon dengan tiga kriteria yakni memiliki 3 O (Orang, Ongkos, Otak). “Harus punya orang yakni basis massa, punya ongkos ya finansial yang cukup untuk bertarung, punta otak ya memiliki kecerdasan. Kalau tidak punya 3 O, kita silakan ambil O yang keempat. O-yongan ibane umah (diam saja di rumah),” kelakar Suyasa.

Informasi Gerindra merapat ke incumbent Mas Sumatri, Partai NasDem sebagai parpol pengusung di Pilkada 2015 silam menyikapi dengan santai. Bendahara DPW Partai NasDem Provinsi Bali I Gusti Bagus Eka Subagiartha dikonfirmasi NusaBali, mengatakan NasDem dipastikan akan mengusung kembali Mas Sumatri. Kalau ada parpol yang merapat, maka NasDem tentu membuka diri sebagai bagian dari komunikasi politik dalam menghadapi dinamika pilkada. NasDem dengan 9 kursi DPRD Karangasem hasil Pileg 2019 punya peluang besar menangkan Pilkada 2020 lagi ketika mengusung incumbent IGA Mas Sumatri.

“Dalam dinamika pelaksanaan Pilkada 2020 maka sah-sah saja ada komunikasi. Memang NasDem di Karangasem sudah pasti akan mengusung Bu Mas lagi di pilkada. Sekarang dibuka dan disilakan komunikasi,” ujar politisi asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, ini.

Selain Gerindra yang sudah merapat ke Mas Sumatri, Partai Demokrat juga sudah penjajakan akan nyantol di incumbent. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Bidang Internal DPD Demokrat Bali I Nengah Pringgo beberapa waktu lalu menegaskan untuk Pilkada 6 kabupaten/kota di Bali, Demokrat dipastikan tidak bisa mengusung calon secara mandiri. Sehingga harus koalisi. Karena di 6 kabupaten dan kota perolehan kursi Demokrat sangat minim. Terlebih lagi aturan dan persyaratan tentang berapa akumulasi kursi/suara hasil Pileg 2019 bagi parpol atau gabungan parpol bisa mengusung calon belum ada disosialisasikan oleh KPU. “Kalau melihat hasil Pileg 2019 perolehan kursi kita minim sekali. Untuk di pilkada serentak, ya pilih sebagai penumpang. Kalau mengusung kader sendiri sudah nggak mungkin,” kata Pringgo.

Ada 6 kabupaten/kota di Bali yang akan menggelar Pilkada 2020, yakni, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Bangli, Kabupaten Karangasem. Sesuai hasil Pileg 2019, untuk di 6 kabupaten/kota yang akan menggelar pilkada tersebut Demokrat perolehan kursinya minim. Di Jembrana, Demokrat cuma merebut 3 kursi DPRD Kabupaten Jembrana, di Tabanan bahkan hanya berhasil merebut 1 kursi dari 11 kursi pada pileg 2014. Di Kabupaten Badung dengan 2 kursi, di Denpasar merebut 4 kursi, di Kabupaten Bangli merebut 3 kursi, di Karangasem hanya 2 kursi.

“Ukuran kita bisa percaya diri mengusung calon itu kan dengan perolehan kursi di legislatif. Tetapi kalau kondisinya seperti sekarang ini, kita fokus dengan urusan Pileg/Pilpres 2024,” tegas politisi asal Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem.

Sebelumnya diberitakan, setelah kehilangan kursi kekuasaan di parlemen hasil Pileg 2019, Golkar rancang koalisi besar di Karangasem. Koalisi besar ini bukan hanya untuk persiapan Pilkada Karangasem 2020, namun juga sebagai upaya merebut kursi Pimpinan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPRD Karangasem 2019–2020.

Berdasarkan hasil Pileg 2019, Golkar harus puas berada di posisi kedua perolehan kursi DPRD Karangasem 2019-2024. Golkar hanya meraih 11 kursi dari total 45 kursi legislatif atau kuasai 24,45 suara parlemen. Ini menurun 2 kursi dari semula 13 kursi legislatif yang direngkuh Golkar di Pileg 2014.

Sedangkan PDIP tampil sebagai jawara Pileg 2019 dengan merebut 12 kursi DPRD Karangasem 2019–2024 atau kuasai 26,67 suara parlemen. Sebelumnya, PDIP sempat disungkurkan Golkar dalam Pileg 2014 lalu ketika mereka harus puas di peringkat kedua dengan raihan 12 kursi DPRD Karangasem 2014–2019.

Sekretaris DPD II Golkar Karangasem I Gusti Agung Dwi Putra, menyatakan partainya berusaha membangun koalisi besar pasca Pileg 2019, dengan menjajaki parpol parlemen lainnya. Tujuannya, bukan hanya mengumpulkan dukungan untuk Pilkada Karangasem 2020, tapi juga buat merebut kursi Pimpinan AKD DPRD Karangasem 2019–2024.

“Kami telah intensif menjajaki parpol lain untuk galang koalisi. Kami mau membentuk koalisi besar untuk Pilkada Karangasem 2020 dan merebut kursi Pimpinan AKD. Lihat saja nanti,” jelas IGA Dwi Putra saat dikonfirmasi NusaBali di Amlapura, Minggu (19/5).

Golkar sendiri sebetulnya bisa usung paket Cabup-Cawabup secara mandiri di Pilkada Karangasem 2020, karena kuasai 24,45 suara parlemen, melebihi syarat minimal 20,00 suara parlemen. Namun, Golkar ingin tambah kekuatan, sehingga coba menggalang koalisi besar.

Parpol yang dijajaki Golkar untuk berkoalisi, antara lain, Gerindra yang memiliki 5 kursi DPRD Karangasem atau kuasai 11,11 persen suara parlemen. Jika berhasil menggaet Gerindra, Golkar akan mengulangi koalisi mereka dalam Pilkada Karangasem 2015 lalu, ketika mereka usung pasangan I Nyoman Kisid-I Made Sukerana sebagai Cabup-Cawabup. Selain Gerindra, kala itu Golkar juga berhasil menggaet PKS yang punya 1 kursi parlemen.

Sayangnya, dalam Pilkada Karangasem 2015, Golkar dipecundangi NasDem-Hanura-PKPI yang mengusung pasangan IGA Mas Sumatri-I Wayan Artha Dipa sebagai Cabup-Cawabup. Dalam Pilkada Karangasem 2020 nanti, NasDem memenuhi syarat minimal untuk usung paket calon secara mandiri, karena partai besutan Surya Paloh ini memiliki 9 kursi DPRD Karangasem hasil Pileg 2019 atau 20,00 persen suara parlemen.

Satu parpol lagi yang bisa usung paket Cabup-Cawabup secara mandiri di Pilkada Karangasem 2019 adalah PDIP, yang mendominasi 12 kursi legislatif atau 26,67 persen suara parlemen. Sedangkan 5 parpol parlemen lainnya, harus berkoalisi untuk mengusung paket calon, yakni Gerindra, Hanura, Demokrat, Perindo, dan PKS.

Berdasar hasil Pileg 2019, Gerindra meraih 5 kursi atau kuasai 11,11 suara parlemen. Sedangkan Hanura berkekuatan 3 kursi DPRD Karangasem 2019-2024 atau kuasai 6,67 persen suara parlemen. Sementara Demokrat dan Perindu sama-sama meraih 2 kursi atau kuasai 4,44 persen suara parlemen. Sebaliknya, PKS hanya punya 1 kursi legislatif atau 2,22 persen suara parlemen.

Jadi, ada dua kemungkinan untuk 5 parpol papan bawah ini. Pertama, mereka bersatu membangun koalisi untuk bisa mengajukan paket calon ke Pilkada Karangasem 2019. Kedua, mereka merapat ke PDIP atau Golkar atau Gerindra untuk ikut usung paket calon. *nat

Komentar