nusabali

Banjir Sungai Ijogading Hantam Rumah Pamangku Dalem Pendem

  • www.nusabali.com-banjir-sungai-ijogading-hantam-rumah-pamangku-dalem-pendem

Luapan air Sungai Titis yang tembus ke Sungai Ijogading, Kecamatan Jembrana, Jembrana, Kamis (24/5) malam,  merusak sejumlah bangunan warga.

NEGARA, NusaBali

Antara lain, tembok panyengker belakang, kamar mandi, dapur, dan dua palinggih milik keluarga Pamangku Pura Dalem, Desa Pakraman Pendem, I Ketut Suarsa,63, di Lingkungan/Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, rusak karena dihantam banjir.

Akibatnya, keluarga Mangku Suarsa mengalami kerugian sekitar Rp 50 juta. “Kalau kerugian fisik bangunan, sementara yang baru kami terima hanya di rumah Mangku Pura Dalem Pendem, dan jalan jebol di Pangkung Manggis. Kalau warga lainnya, ya ada kerusakan barang-barang elektronik, kasur dan lemari terendam, dan ada beberapa perabotan hanyut,’’ jelas Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jembrana I Made Sapta Budiarta, seizin Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Peramana, Jumat (24/5),

Terkait kerusakan fisik di rumah Jro Mangku, lanjut Sapta, nanti akan diusulkan permohonan bantuan ke Pemprov Bali. Kebetulan, Jumat kemarin, BPBD Provinsi Bali juga turun untuk mengecek dampak kerusakan di rumah Jro Mangku itu,” ujarnya, yang juga telah mengerahkan anggota untuk membantu membersihkan rumah warga terdampak banjir, Jumat kemarin.

Sementara itu, anak Mangku Suarsa, I Gede Purwita, yang juga menjadi Mangku Alit Pura Dalem Desa Pakraman Pendem, saat ditemui di rumahnya, Jumat kemarin, mengatakan, saat terjadi hujan deras Kamis sore itu, air dari Sungai Titis di belakang rumahnya, itu mulai naik ke rumahnya pada sekitar pukul 18.00 Wita. Memasuki sekitar pukul 18.30 Wita, tiba-tiba datang luapan air yang cukup besar, dan langsung memporakporandakan sejumlah bangunan di rumahnya tersebut.  “Waktu banjir yang besar, saya sama keluarga di rumah. Air naik ke rumah hampir sampai 2 meter,” ujarnya.

Sebelum terjadi banjir tersebut, ia mengaku hanya sempat menyelamatkan tujuh ekor kucit (anak babi) di kandang belakang rumahnya. Sedangkan perabotan rumah tangga, pakaian, termasuk sejumlah peralatan elektronik, seperti kulkas, mesin cuci, TV, dan lainnya, tidak sempat diselamatkan. Begitu juga satu unit sepeda motor dan satu sepeda gayung, juga sempat hanyut, dan untungnya masih ditemukan tersangkut di pohon pisang sebelah rumahnya. “Ini tumben banjir begini. Biasanya kalau hujan deras, air tidak pernah sampai naik ke rumah. Kemungkinan, terjadi hujan deras di hulu,” ujarnya, yang ketika diterjang banjir tersebut, juga terpaksa mengungsi bersama istri beserta kedua orangnya ke rumah mertuanya di Banjar/Desa Kaliakah. “Sekarang semua juga masih berantakan. Rencana, malam ini kembali mengungsi di rumah mertua. Atau mengungsi di rumah-rumah saudara terdekat. Kebetulan di sini banyak saudara. Yang pasti sementara tidak mungkin tinggal di rumah,” ujar ayah dua orang anak, yang kedua anaknya juga telah menikah ini. *ode

Komentar