nusabali

Anggota Ormas Tewas Ditebas Orang Bercadar

  • www.nusabali.com-anggota-ormas-tewas-ditebas-orang-bercadar

Sebelum korban ditebas, dua rekannya yang naik motor berboncengan lebih dulu diserempet dengan mobil di kawasan Desa Batuan, Sukawati

GIANYAR, NusaBali
Bentrok yang diduga melibatkan ormas hingga merenggut korban nyawa, kembali terjadi. Kali ini, korbannya adalah Dewa Gede Artawan, 31, anggota ormas yang tewas bersimbah darah ditebas tiga orang bercadar di Gang Kabetan, Banjar Dentiyis, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Jumat (3/6) siang. Selain korban Dewa Gede Artawan, dua rekannya yang naik motor berboncengan juga terluka setelah motornya di-serempet mobil saat bersamaan.

Saat diserang tiga orang bercadar menggunakan senjata pedang, Jumat siang sekitar pukul 14.00 Wita, korban Dewa Gede Artawan, asal Banjar Payuk, Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Bangli, dalam perjalanan pulang dari Banjar Sengguan Kangin, Kelurahan Gianyar, Kecamatan Gianyar. Korban bersama 7 rekannya yang naik 4 motor berboncengan dengan mengenakan pakaian adat madya, sebelumnya melayat ke rumah Ketua DPC Laskar Bali Nyoman Alit Sutarya alias Alit Rama di Banjar Sengguan Kangin, karena orangtuanya meninggal.

Informasi di lapangan, dari rumah duka di Banjar Sengguan Kangin, kelurahan Gianyar, korban Desa Gede Artawan sebetulnya bersama rombongan besar yang dika

wal petugas untuk balik ke Denpasar. Namun, korban bersama 6 rekannya pilih jalur terpisah tanpa pengawalan, dengan naik 7 motor. Mereka melaju beriringan.

Begitu melintas di Jalan Raya Batuan, salah satu motor yang berada paling belakang dan dinaiki berboncengan I Made Arsana, 32, dan Nyoman Ngurah Budiadnyana, 37, diserempet oleh sebuah mobil, hingga mereka jatuh. Kedua korban penyerempetan asal Banjar Tubuh, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini pun terluka.

Melihat dua rekannya jatuh, korban Dewa Artawan---anggota ormas asal Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Bangli yang tinggal di Sanur, Denpasar Selatan---pun turun. Nah, saat turun itulah, tiba-tiba muncul tiga orang bercadar, yang diduga sudah membuntutinya sejak awal dari belakang. Salah satu dari tiga pria bercadar itu menghunus pedang. Mereka langsung mengejar korban Dewa Artawan.

Korban Dewa Artawan langsung berlari ke arah utara, kemudian masuk ke rumah salah satu warga di Gang Kabetan, Banjar Dentiyis, Desa Batuan. Di pekarangan rumah milik keluarga I Made Wandiana, 37 (seorang wiraswasta) inilah korban Dewa Artawan dikeroyok hingga tewas bersimbah darah ditebas pedang. Saat kejadian, hanya istru pemilik rumah, Ni Nyoman Sukartini, 36, yang berada di TKP. Sedangkan suaminya sedang pergi.

Saksi Sukartini sempat melihat bagaimana korban ditebas beberapa kali dengan pedang oleh orang bercadar saat sudah terkapar di parkir sebelah selatan Bale Dangin. Melihat adegan mengerikan seperti itu, sang nyonya rumah kontan berteriak minta tolong. Bersamaan dengan itu, tiga penyerang bercadar langsung kabur melewati gang. Kemudian, setelah tiba di jalan raya, tiga pria bercadar naik ke mobil yang sudah menunggunya.

Salah seorang warga, I Made Rarem, 71, mengaku melihat ada tiga mobil yakni Avanza warna hijau, Avanza warna Silver, dan Ertiga warna Hitam. "Nomor kendaraan saya tidak lihat, karena saya bingung. Yang jelas, orang-oang bercadar itu masuk ke mobil," ujar saksi Made Rarem yang seorang purnawirawan Polri.

Korban Dewa Artawan sendiri diketahui langsung tewas di lokasi TKP pekarangan rumah keluarga Made Wandiana, dengan luka tebas di lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya. Korban yang memakai kaos bergambar lambang ormas dan tato trisula ini kemudian dibawa petugas ke RS Sanglah, Denpasar untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Jasad korban Dewa Artawan tiba di Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, Jumat sore pukul 16.00 Wita, dengan menggunakan ambulans Puskesmas nopol DK 843 K. Pemeriksaan luar terhadap jasad korban oleh tim medis RS Sanglah pun sudah dilakukan berselah 30 menit kemudian.

Menurut Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, berdasarkan hasil pemeriksaan, korban Dewa Artawan mengalami 8 luka terbuka tusukan dan bacokan. "Lukanya tersebar di dada sebelah kanan, punggung, lengan atas kanan, lengan kiri, paha kanan 2 luka, tungkai bawah kanan, dan paha kiri,” ungkap dr Alit saat dikonfirmasi NusaBali.

Sementara, Kapolres Gianyar AKBP Waluya SIK bersama jajarannya sempat terjun ke lokasi kejadian di Gang Kabetan, Banjar Dentiyis, Desa Batuan untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi. Ketua DPC Laskar Bali, Nyoman Alit Sutarya alias Alit Rama, di mana korban Dewa Artawan sebelumnya melayat, juga sudah dimintai keterangannya.

"Ketua DPC Laskar bali (Alit Rama) membenarkan bahwa korban tewas itu adalah anggotanya. Pihak DPC menyerahkan sepenuh kepada kepolisian untuk mengungkap kasus ini,” jelas Kapolres AKBP Waluya.

Hingga kemarin sore, polisi masih mengejar pelaku bercadar yang membantai korban Dewa Artawan. “Kami belum mengetahui identitas mereka. Semua masih dalam penyelidikan,” katanya. Yang jelas, untuk mengantisipasi segala kemungkinan, jajaran Polres Gianyar meningkatkan pengamanan melalui patroli. Anggotanya pun masih berjaga di TKP. "Kita dibantu pula anggota Brimob," papar Kapolres AKBP Waluya.

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Bali Kombes Hery Wiyanto juga mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus penebasan yang menewaskan seorang anggota ormas ini. “Kami belum bisa pastikan apakah pembunuhan ini ada kaitan degan ormas atau tidak,” ujar Hery.

Hery menyatakan, karena koban tewas adalah anggota ormas, muncul kekhawatiran adanya aksi balasan. Nah, untuk mengantisipasi segala kemungkinan, Polda Bali pun telah menyiapkan pasukan mulai dari Brimob, Dalmas, hingga seluruh personel di Polres Gianyar. “Ada ratusan personel yang kami siapkan di Polda Bali,” kata Hery.

Ditanya soal upaya pemanggilan petolan ormas terkait aksi penyerangan maut di Desa Batuan tersebut, Hery belum bisa memastikan lantaran pelakunya juga belum terungkap. Namun, jika melibatkan ormas, maka sesuai kesepakatan damai pasca bentrok di LP Kerobokan dan Jalan Teuku Umar Denpasar, 17 Desember 2015 lali, pentolan-pentolan ormas wajib bertanggung jawab. “Kami masih menyelidiki pelaku penyerangan,” katanya.

Ditambahkan Hery, Polda Bali mengimbau masyarakat dan teman-teman korban Dewa Artawan untuk tenang dan mempercayakan penanganan kasus penyerangan maut di Desa Batuan ini kepada polisi. “Jangan main hakim sendiri. Kami berharap pentolan ormas menyampaikan ke anggotanya tenang,” pintanya. 7 cr62,cr63,rez

Komentar