nusabali

Jalur Niskala untuk Temukan Nelayan Hilang

  • www.nusabali.com-jalur-niskala-untuk-temukan-nelayan-hilang

Upaya pencarian atas hilangnya Ketut Suwiana, 51, nelayan asal Banjar Dinas Kawanan, Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng terus berlanjut hingga Rabu (22/5) kemarin.

SINGARAJA, NusaBali

Pencarian yang masih dilakukan tim SAR Gabungan dengan penyisiran di tengah laut juga diikuti jejak keluarga korban menempuh jalur niskala.

Menurut menantu korban, Kadek Rupiantini, 30, keluarganya sudah menanyakan ke sejumlah orang pintar untuk mengetahui keberadaan dan kondisi mertuanya Suwiana. “Kemarin memang sudah matuun (meminta penerawangan orang pintar,red) di Kintamani ada juga di daerah Buleleng, biar tahu kondisi bapak (korban,red) apa masih hidup atau bagaimana. Katanya sih masih hidup dan sekarang katanya berada di arah Barat Laut,” ujar Rupiantini saat ditemui di pinggir pantai Penuktukan.

Proses meminta petunjuk secara niskala itu pun ditempuh untuk membantu memudahkan pencarian. “Ya percaya tidak percaya, dengan laut luas begini mau cari kemana, siapa tahu benar ada petunjuk untuk memudahkan proses pencarian,” imbuh dia. Keluarga Suwiana pun masih berharap banyak korban bisa kembali dalam keadaan selamat dan dapat segera ditemukan.

Rupiantini menceritakan, mertuanya adalah sosok pekerja yang ulet. Korban yang sudah menjadi nelayan sejak remaja itu juga dipercaya sudah mengalami pahit dan kerasnya berjuang mencari penghidupa di tenagh laut. Apalagi korban sempat mengalami tragedi terseret arus hingga ke Sulawesi 13 tahun lalu. Korban Suwiana dikenal anak dan rekan kerjanya sesama nelayan, termasuk nelayan yang berani dan bandel.

Tak jarang ia melaut saat kondisi gelombang pasang, tanpa menggunakan keselamatan menangkap ikan seperti life jacket. Rupiantini juga menceritakan, sebelum mertuanya pergi melaut pada Senin (20/5) dini hari, sempat dianjurkan untuk tak melaut oleh tetangganya yang berjualan es batu.

Saat itu ia sempat akan membeli es batu untuk mengawetkan hasil tangkapan. Namun karena es batu yang dijual tetangganya belum beku penuh, Suwiana pun dianjurkan untuk tidak melaut. Hanya saja ia lagi-lagi keukeh dan memaksakan membawa es batu yang belum beku sepenuhnya itu. Tingkah lakunya yang dianggap janggal oleh keluarga sebelum dilaporkan hilang saat melaut, juga terjadi saat Suwiana bernagkat melaut pada Senin (20/5) pukul 03.00 WITA.

 Korban disebut istrinya Made Sugi, tumben menutup pintu pagar rumahnya saat berangkat. Padahal selama bertahun-tahun jika ia pergi melaut tak pernah menutup pintu.

Sementara itu pencarian oleh tim SAR gabungan dikomandoi Pos SAR Buleleng, bersama TNI AL, Satpolair, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng dan nelayan setempat masih berlanjut di hari kedua. Kali ini Pos SAR menurunkan ribnya untuk dapat menjangkau lokasi lebih ke dalam, dengan kondisi cuaca yang tak menentu.

Kepala POS SAR Buleleng, Dewa Putu Hendri Gunawan dikonfirmasi terpisah, timnya di pencarian hari kedua mengarah ke arah Barat lokasi ditemukannya perahu korban di rumpon 7 perairan Desa Penuktukan. “Sesuai dengan Ren Ops kami di Basarnas, pencarian hari ini mengarah ke Barat sesuai hembusan angin. Sepanjag pencarian hari ini seluas 40 nautikel mil hasilnya masih nihil,” tegas Dewa Hendri.*k23

Komentar