nusabali

Stok SAR di Tabanan Kosong

  • www.nusabali.com-stok-sar-di-tabanan-kosong

Saat 11 warga Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel tergigit anjing rabies, Dinas Kesehatan Tabanan pinjam 4 SAR di Badung dan 3 SAR di Provinsi Bali.

TABANAN, NusaBali
Stok Vaksin Anti Rabies (VAR) di Dinas Kesehatan Tabanan masih aman. Sebaliknya, persediaan Serum Anti Rabies (SAR) kosong. Disamping mahal, SAR sangat sulit didapatkan. Jika ada gigitan anjing berisiko tinggi seperti yang terjadi di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Dinas Kesehatan Tabanan pinjam SAR di Kabupaten Badung dan Pemprov Bali.

Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan I Wayan Supaneca mengatakan, stok SAR habis saat terjadi kasus gigitan anjing positif rabies di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan pada Minggu (29/5). “Terakhir kita punya 4 stok SAR. Saat ada kasus di Jatiluwih, kita kekurangan SAR,” ungkap Supaneca, Jumat (3/6). Atas kekurangan itu, Dinas Kesehatan Tabanan pinjam 4 SAR di Dinas Kesehatan Badung dan 3 SAR di Dinas Kesehatan Pemprov Bali.

Jumlah stok 4 ditambah pinjaman 7 SAR digunakan seluruhnya untuk 11 warga Desa Jatiliwuh yang tergigit anjing positif rabies. “Sekarang stok SAR kosong,” ungkap Supaneca. Dijelaskan, SAR diberikan kepada korban gigitan anjing berisiko tinggi. Gigitan risiko tinggi itu pada daerah wajah, kepala, dan leher. Pengadaan SAR di provinsi, sementara VAR pengadaannya setiap tahun dari dana APBD.

Diterangkan stok VAR saat ini di Tabanan masih aman. Hingga Jumat kemarin, stok VAR sebanyak 400 vial. Stok VAR disebar di lima Puskesmas Rabies Center masing-masing Puskesmas Penebel I, Puskesmas Baturiti I, Puskesmas Pupuan I, Puskesmas Selemadeg, dan Puskesmas Kediri I. Selain di puskesmas, BRSUD Tabanan juga siaga VAR. “Korban gigitan anjing akan diberikan VAR pada hari pertama berobat, hari ke 7, dan hari ke 12,” tambahnya.

Diterangkan, pemberian VAR sangat selektif sesuai protap yakni warga digigit anjing positif rabies. “Apabila ada warga yang digigit anjing maka terlebih dahulu anjing tersebut diobservasi selama 14 hari,” ungkapnya. Apabila anjing itu mati maka korban akan langsung diberikan VAR. Pengecualiannya, jika tergigit anjing liar pasti langsung diberikan VAR. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, hingga bulan April 2016 tercatat 501 korban tergigit anjing mendapatkan VAR.

Sebelumnya, seekor anjing liar yang dinyatakan positif rabies bikin petaka di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan. Bayangkan, hanya dalam tempo dua hari, anjing tersebut menggigit 11 warga Desa Jatiluwih di dua banjar berbeda. Satu di antara 11 korban tergigit anjing liar ini masih dirawat di RSUD Tabanan.

Dari 11 warga Desa Jatiluwih yang digigit anjing yang sama ini, 4 orang di antaranya tinggal di Banjar Jatiluwih. Mereka semuanya perempuan, masing-masing Ni Nengah Wastini, 54, Ni Nengah Darmawanti, 45, Ni Wayan Catu, 64, dan Ni Wayan Manik, 26. Keempat perempuan asal Banjar Jatiluwih ini diserang anjing yang sama, Minggu (29/5).

Sehari kemudian, Senin (30/5), anjing yang sama kembali menyerang 7 warga di Banjar Gunung Sari, Desa Jatiluwih. Para korban di hari kedua masing-masing I Made Murdiana, 32, I Made Tinggal, 70, Ni Ketut Rakin, 59, Ni Ayu Pujianta, 43, I Made Budiastra, 54, I Kadek Mardikayasa, 50, dan Ni Made Suratni, 69.

Empat (4) orang dari 11 korban tergigit anjing di Desa Jatiluwih ini dinyatakan dalam kondisi risiko tinggi, karena lukanya cukup parah. Mereka terluka di beberapa bagian tubuhnya, masing-masing I Made Murdiana, I Made Tinggal, Ni Ketut Rakin, dan I Kadek Mardikayasa. Mereka sudah mendapatkan Serum Anti Rabies (SAR). 7 cr61

Komentar