nusabali

Mandi di Sungai, Petani Tewas Tenggelam

  • www.nusabali.com-mandi-di-sungai-petani-tewas-tenggelam

Naas menimpa petani I Dewa Made Giri Adnyana, 50, warga asal Banjar Dinas Delod Ceking, Desa Blatungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan.

TABANAN, NusaBali
Saat hendak mandi di Sungai Yeh Sibuh, Desa Belatungan, Kecamatan Pupuan, dia tenggelam hingga tewas pada Sabtu (18/5) sore.

Informasi yang dihimpun peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 16.30 Wita. Bermula dari Dewa Made Giri Adnyana mengajak rekannya I Nyoman Urip Naya, 35, mandi di Sungai Yeh Sibuh yang memiliki kedalaman 2 meter. Korban putuskan mandi dengan Made Urip usai memetik kopi di kebunnya Made Urip.

Di lokasi kejadian Sungai Yeh Sibuh, korban Giri Adnyana sempat berenang. Saat berenang korban kemungkinan kelelahan. Korban sempat meminta tolong kepada Made Urip, namun apa daya Made Urip berusaha menolong korban namun terlambat sehingga korban langsung tenggelam.

Dalam keadaan panik, Made Urip berusaha mencari pertolongan warga. Dilihat lah I Dewa Putu Juni Artawan, 21. Melihat kejadian itu Juni Artawan menghubungi sejumlah warga Banjar Yeh Sibuh, Desa Belatungan untuk datang membantu evakuasi korban. Saat ditemukan korban sudah tak bernyawa dan selanjutnya dibawa ke rumah duka Banjar Delod Ceking, Desa Belatungan, Kecamatan Pupuan.

Dari keterangan petugas medis Puskesmas Pupuan I setelah dilakukan pemeriksaan luar, tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban. Korban diperkirakan meninggal karena kehabisan nafas dan tenggelam.

Kasubag Humas Polres Tabanan Iptu I Made Budiarta ketika dikonfirmasi menyatakan, korban yang seorang petani ini meninggal karena tenggelam. “Dia (korban) tenggelam saat mandi di Sungai Yeh Sibuh dengan kedalaman 2 meter,” ungkapnya.

Kata dia keluarga sudah menerima kematian korban sebagai musibah. Dan sesuai rencana korban Giri Adnyana dikubur di Setra Banjar Dinas Delod Ceking, Desa Belatungan, Kecamatan Pupuan pada Redite Wage Landep, Minggu (19/5).

Dihubungi terpisah, Perbekel Belatungan I Dewa Nyoman Widisucipta mengatakan bahwa dia masih memindon (ada hubungan keluarga) dengan korban. Korban Giri Adnyana ini memang murni tenggelam. Usai maburuh petik kopi dia memutuskan mandi di sungai.

Namun saat hendak mandi di tempat biasanya, ternyata di lokais tersebut banyak perempuan. Karena malu, korban memutuskan mandi ke arah selatan. “Padahal sungainya tidak dalam sekali, mungkin karena di bawahnya ada pasir, saat mau ke atas permukaan itu dia tidak bisa sehingga tenggelam. Dan dia juga tak bisa berenang ditambah dengan kelelahan saat kerja,” jelasnya.

Dengan kondisi itu korban yang kesehariannya memiliki sikap pendiam ini sudah dikubur oleh keluarga. Keluarga merasa kehilangan karena meskipun korban pendiam dia rajin masuka duka di banjar maupun desa. “Semua keluarga masih merasa kehilangan, korban ini rajin,” kata Dewa Widisucipta sembari menyebutkan korban memiliki satu anak perempuan. *des

Komentar