nusabali

'Turun Tangan' Hidupkan Literasi Sejak Dini

  • www.nusabali.com-turun-tangan-hidupkan-literasi-sejak-dini

Literasi diharapkan dapat menjadi budaya yang berkesinambungan dan selalu diwariskan pada generasi selanjutnya.

Rangkaian Peringatan Hari Buku


DENPASAR, NusaBali
Masih dalam nuansa Hari Buku Nasional, kegiatan literasi masih digalakkan. Seperti yang dilakukan oleh beberapa relawan dari Turun Tangan pada, Minggu (19/5) di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar. Momen Car Free Day (CFD) dipilih untuk lebih banyak menarik minat pengunjung dalam kegiatan membaca gratis, mewarnai gratis, mendongeng, dan donasi buku.

Turun Tangan merupakan sebuah inkubasi kepemimpinan dengan pendekatan gerakan kerelawanan yang mendorong masyarakat peduli dan terlibat aktif untuk mewujudkan Indonesia yang penuh dengan pemimpin yang berkompeten dan berintegritas. “Turun Tangan ini bukan komunitas, tetapi kami bisa disebut relawan. Jadi, kumpulan orang-orang yang mau turun tangan dalam suatu kegiatan,” ungkap Koordinator Turun Tangan Bali, Ayu Chandra Dewi Arinata, saat ditemui di lokasi.

Beber Chandra, ini merupakan kegiatan perdana yang digelar relawan yang terbentuk pada 13 April lalu. Tidak sendiri, mereka juga menggandeng beberapa komunitas, seperti Kampung Dongeng Denpasar dan Gerakan Perpustakaan Anak Nasional (GPAN) Bali untuk turut berpartisipasi. GPAN Bali mengakomodasi dengan berbagai buku bacaan, sedangkan Kampung Dongeng Denpasar membawakan 2 dongeng untuk anak-anak yang mengunjungi lapak mereka. “Ini kegiatan pertama. Sebenarnya, kegiatan signature Turun Tangan itu ada membuat project dalam kurun waktu yang sangat lama, 6 sampai 1 tahun. Jika kegiatannya bagus, akan terus dilakukan,” sambung Chandra.

Kegiatan yang dimulai sejak pukul 06.00 hingga 09.00 Wita tersebut juga diisi dengan mewarnai gratis untuk anak-anak yang terdiri dari tema bebas dan tema Ramadhan, untuk memperingati Bulan Ramadhan. Tidak hanya anak-anak, kegiatan tersebut juga menyasar segala usia, terutama untuk membaca gratis dan donasi buku. Pengunjung terlihat antusias memilah dan memilih buku untuk dibaca.

Saat ini relawan inti Turun Tangan Bali berjumlah 14 orang. Kegiatan yang biasa dilakukan Turun Tangan meliputi pendidikan politik, sosial, lingkungan, pendidikan, serta pariwisata. Organisasi yang didirikan Anies Baswedan ini mulai turun ke jalan sejak 2014 silam dan kini gerakan tersebut telah memasuki tahun kelima.

Namun, Turun Tangan regional Bali baru terbentuk di tahun 2019. Relawan Turun Tangan tidak hanya di Bali, mereka juga tersebar di 28 daerah lainnya di Indonesia, seperti, Jakarta, Malang, Jogjakarta, Banten, Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya, Jember, Pidie, Lhokseumawe, Langsa, Aceh, Binjai, Medan, Subulussalam, Pekanbaru, Palembang, Banjarmasin, Tanah Bumbu, Tinombo, Sidoan, Palu, Kendari, Parigi, Makassar, dan Ambon.

Chandra berharap agar program pemerintah tidak hanya sekedar wacana. Melalui Turun Tangan, dia dan rekan-rekannya ingin memperkenalkan literasi lebih mendalam pada anak usia dini dan para otang tua. Sehingga, literasi dapat menjadi budaya yang berkesinambungan dan selalu diwariskan pada generasi selanjutnya. “Kita juga ingin literasi itu gak hanya di sekolah, di mana pun bisa,” tandas wanita yang Agustus nanti akan menamatkan gelar masternya dalam bidang Pendidikan Dasar di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) ini. *cr41

Komentar