nusabali

Dijotos, Kadek Diana Polisikan Dewa Rai

  • www.nusabali.com-dijotos-kadek-diana-polisikan-dewa-rai

Dewa Rai Adi mengaku kesal karena merasa pernah ditantang Kadek Diana via Grup WA Fraksi PDIP DPRD Bali

Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali Dipukul Anggotanya Jelang Sidang


DENPASAR, NusaBali
Peristiwa berdarah terjadi jelang sidang paripurna DPRD Bali, Selasa (14/5) pagi, ketika Ketua Fraksi PDIP I Kadek Diana dijotos anggotanya, Dewa Nyoman Rai Adi, hingga terluka di bagian pelipis. Kadek Diana pun langsung laporkan Dewa Rai Adi ke Polda Bali. Insiden berdarah ini diduga dipicu selisih pendapat melalui chat Grup WhatsApp (WA) internal Fraksi PDIP.

Menurut saksi mata salah satu staf DPRD Bali, aksi pemukulan Kadek Diana (anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Gianyar) oleh Dewa Rai Adi (anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng) terjadi sekitar pukul 10.25 Wita, saat akan digelar sidang paripurna dengan agenda penyampaian pendapat Gubernur terhadap Ranperda tentang Sistem Pertanian Organik dan Ranperda tentang Pajak Daerah. Saat itu, sejumlah angota DPRD Bali sudah duduk di kursi kehormatan Ruang Sidang Utama Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar.

Pimpinan Dewan pun sudah duduk di kursi masing-masing, yakni Nyomnan Adi Wiryatama (Ketua DPRD Bali dari Fraksi PDIP), Nyoman Sugawa Korry (Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar), I Gusti Bagus Alit Putra (Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Demokrat), dan Nyoman Suyasa (Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Gerindra).

Nah, saat Kadek Diana hendak mengikuti sidang dan masih berada di jalur masuk yang lokasinya tidak jauh dari tempat absensi anggota Dewan, tiba-tiba muncul Dewa Rai Adi menghampirinya. Dewa Rai Adi mencolek Kadek Diana. Begitu menoleh, Kadek Diana (anggota Komisi III DPRD Bali) langsung dijotos Dewa Rai Adi (anggota Komisi I DPRD Bali). Kadek Diana dipukuli dua kali, hingga pelipisnya terluka.

Dewa Rai Adi, politisi PDIP asal Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang memiliki perawakan kekar terus berusaha menyerang Kadek Diana (politisi asal Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar), namun dilerai oleh sesama anggota Dewan. Adalah anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Karangasem, Nyoman Oka Antara, yang langsung melerai dengan memegang Dewa Rai Adi dan kemudian menggiringnya keluar ruangan sidang utama.

Sedangkan Kadek Diana digiring Ketua Komisi III DPRD Bali, I Nengah Tamba (dari Fraksi Demokrat) dan selanjutnya diajak berobat ke RS Bali Mandara, Jalan Bypass Ngurah Rai Sanur, Denpasar Selatan. Kadek Diana yang mengalami luka robek di pelipis kiri kemarin langsung melakukan visum et repertum, selanjutnya melaporkan kasus pemukulan tersebut ke Polda Bali.

Informasi yang dihimpun NusaBali, pemicu aksi pemukulan tersebut diduga karena ketidakakuran antara Dewa Rai Adi dan Kadek Diana sejak beberapa waktu belakangan. Keduanya sering berselisih paham lewat chat di Grup WA Fraksi PDIP yang di dalamnya ada juga Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama. Diduga karena sudah sejak lama sering berselisih paham, puncaknya Dewa Rai memukuli Kadek Diana, Selasa kemarin.

Sementara, Nyoman Oka Antara yang melerai keributan antara Dewa Aari Adi vs Kadek Diana, Selasa kemarin, berlangsung cepat menjelang sidang paripurna. “Saya hanya berusaha melarai supaya tidak terjadi keributan. Saya pastikan Ajik (Dewa Rai Adi) diantar sopirnya pulang ke rumah,” ujar Oka Antara.

Sedangkan Ketua Komisi III DPRD Bali, I Nengah Tamba, mengaku tidak tahu apa persoalan antara Dewa Rai Adi dan Kadek Diana. “Saya nggak menyangka akan terjadi pemukulan. Saya yang antar Kadek Diana ke RS Bali Mandara, karena mengalami luka di pelipis kiri,” beber politisi Demokrat asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana ini.

Sebaliknya, Ketua Dewan Adi Wiryatama mengaku terkejut kasus pemukulan jelang sidang paripurna kemarin. “Saya terkejut, nggak lihat kejadiannya. Kalau saya lihat, pasti saya lerai. Saya selaku pimpinan meminta supaya anggota Dewan jaga nama lembaga. Kalau ada masalah, selesaikan dengan kepala dingin. Ini rupanya hanya kesalahpahaman saja. Kadek Diana dan Dewa Rai, keduanya teman saya,” tandas Adi Wiryatama.

Menurut Adi Wiryatama, awalnya memang sempat ada ribut-ribut karena di chat Grup WA Fraksi PDIP DPRD Bali. “Ya, mungkin itu akumulasi kondisi psikis Dewa Rai yang sekarang tidak lolos DPRD Bali dalam Pileg 2019, ditambah keluarganya ada masalah. Tapi, saya sayangkan ini, kalau bisa jangan begitu lagi,” tegas politisi senior PDIP asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan yang mantan Bupati Tabanan dua periode (2000-2005, 2005-2010) ini.

Adi Wiryatama sendiri akan berusaha melakukan mediasi. Pihaknya juga sudah menyampaikan masalah ini kepada Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster. “Nanti pasti akan ada pemanggilan oleh partai. Saya juga mau ke Bedugul, Tabanan kebetulan ada Ibu Megawati (Ketua Umum DPP PDIP, Red) ke Bali,” tandas Adi Wiryatama yang juga Sekretaris Dewan Pertimbangan Daerah (Deperda) PDIP Bali.

Sementara itu, Kadek Diana lanmgsung melaporkan aksi pemukulan yang dilakukan Dewa Rai Adi ke Polda Bali, Selasa siang. Kadek Diana tiba di Mapolda Bali, Jalan WR Supratman Denpasar, kemarin siang pukul 12.30 Wita dengan didampingi kuasa hukumnya, I Gede Narayana. Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali ini langsung menuju ruang Dit Reskrimum Polda Bali. Selanjutnya, Kadek Diana diarahkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Bali untuk membuat laporan penganiayaan yang dialaminya.

Setelah menjalani pemeriksaan sekitar 1,5 jam, Kadek Diana keluar dari ruang SPKT pukul 14.00 Wita dan langsung menemui wartawan yang sudah menunggunya. Menurut Kadek Diana, aksi pemukulan terjadi di depan pintu masuk Ruang Sidang Utama DPRD Bali, Selasa pagi sekitar pukul 10.00 wita. Akibat pemukulan tersebut, caleg incumbent DPRD Bali peraih 91.243 suara hasil Pileg 2019 ini harus mendapatkan pengobatan di Bali Mandara. “Pelipis saya dua kali kena pukul dan harus mendapatkan lima jaritan,” katanya.

Menurut Kadek Diana, dirinya dipukuli saat sedang duduk dan ngobrol bersama 10 anggota DPRD di pendopo depan pintu masuk, sambil menunggu sidang paripurna. “Saya duduk menghadap ke utara agak nyamping, tiba-tiba merasakan pelipis ada yang memukul dengan sangat keras. Saya pun bangun, kemudian menoleh, ternyata ada dia (Dewa Rai Adi, Red). Saya tanya kenapa memukul dan dibilang kalau saya ada menantang dia. Saya tidak menantang dia,” papar mantan Ketua Fraksi PDIP DPRD Gianyar 2009-2014 ini.

Kadek Diana mengaku tak tahu pasti pemicu masalah hingga dipukul oleh Dewa Rai Adi. Kalaupun masalah kinerja di DPRD, menurut dia, selama ini membicarakan seluruh persoalan dengan 24 anggota Fraksi PDIP, termasuk Dewa Rai Adi. “Fraksi PDIP punya Grup WA dan disana ada juga Ketua DPD PDIP (Wayan Koster). Saya selaku ketua fraksi sudah melakukan fungsi pembinaan. Kalaupun kinerja tidak bagus, seharusnya sudah diperingatkan oleh Ketua DPD PDIP. Kalau persoalan perbedaan pendapat, itu terjadi di antara semua anggota. Kalaupun tidak terima, itu persoalan dia. Tapi, apa itu alasan pembenar sampai memukul orang?” tanya politisi yang sudah dua kali periode duduk di DPRD Bali ini.

Kadek Diana mengaku sempat beberapa kali berdebat karena beda pendapat dengan Dewa Rai Adi di Grup WA. Namun, perdebatan itu juga terjadi antara dirinya dan anggota grup lainnya. “Saya selama ini merasa tidak pernah ada masalah dengan Dewa Rai,” beber salah satu kandidat Ketua DPRD Bali 2019-2024 ini.

Menurut Kadek Diana, dirinya terakhir kali bertemu Dewa Rai sebulan lalu, sebelum pencoblosan Pemilu, 17 April 2019. “Saya tanya ke dia, kira-kira bagaimana peluang Pileg, yakin lolos apa tidak? Dia jawab, rage sing sanget sing (saya tidak terlalu serius, Red),” kenangnya.

Mendengar jawaban tersebut, Kadek Diana pun meminta Dewa Rai agar serius dan maksimal berjuang untuk bisa lolos lagi ke DPRD Bali Dapil Buleleng. “Setelah obrolan itu, saya beberapa kali sempat bertemu lagi dengan dia. Saya rasa tidak ada masalah pribadi. Hanya setelah memukul, saya tanya, dia bilang ada menantang,” sebut Kadek Diana.

Sedangkan kuasa hukum Kadek Diana, I Gede Narayana, mengatakan kliennya menempuh jalur hukum agar jangan sampai kasus ini mencederai gedung wakil rakyat dan tidak terjadi premanisme. “Kami melapor demi penegakan hukum. Saya juga meluruskan adanya pemberitaan baku hantam. Itu tidak benar, justru klien saya yang dipukuli,” tegas Narayana.

Di sisi lain, Dewa Rai Adi mengaku salah karena telah memukuli Kadek Diana. Mengaku emosional, Dewa Rai pun meminta maaf. "Pertama, saya sampaikan, itu dulu lewat WhatsApp, dia (Kadek Diana) menantang saya berkelahi. Kedua, tadi pagi itu demi Tuhan spontan saja, nggak ada perencanaan sedikit pun (lakukan pemukulan), yang akhirnya saya merasa salah," ujar Dewa Rai kepada detikcom per telepon, Selasa kemarin.

Dewa Rai mengaku kesal karena merasa pernah ditantang Kadek Diana via Grup WA Fraksi PDIP DPRD Bali. Dewa Rai pun mengaku emosi ketika bertemu Kadek Diana jelas sidang paripurna kemarin. Padahal, sebenarnya perdebatan di WA itu berlangsung sekitar sebulan lalu. "Tadi pagi saya emosi, karena seingat saya, dia nantang aku. Begitu melihat dia, timbul rasa ini dia yang menantang saya,” tandas caleg incumbent yang gagal lolos ke DPRD Bali Dapil Buleleng di Pileg 2019 ini.

Meski demikian, Dewa Rai meminta maaf ke PDIP dan masyarakat. "Saya secara pribadi minta maaf kepada partai, seolah-olah saya berbuat melecehkan partai. Karena dia ketua fraksi, jangan lakukan hal seperti itu secara etika masa nantang? Ada bukti WhatsApp tantangan dia”. *nat,rez

Komentar