nusabali

Banyu Pinaruh, Umat Hindu Melukat ke Pantai Yeh Gangga

  • www.nusabali.com-banyu-pinaruh-umat-hindu-melukat-ke-pantai-yeh-gangga

Sehari setelah Hari Saraswati, ribuan umat Hindu di Kabupaten Tabanan melaksanakan Banyu Pinaruh di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan pada Redite Paing Sinta, Minggu (12/5).

TABANAN, NusaBali

Umat telah memadati pantai sejak sekitar pukul 06.00 Wita. Tak sekadar melukat, sebagian dari mereka langsung mandi di laut.  Pantauan di Pantai Yeh Gangga, umat Hindu datang berbondong-bondong ke pantai mengajak seluruh keluarga. Ada yang mengendarai kendaraan roda dua maupun roda empat. Sontak saja arus lalu lintas di jalur Desa Sudimara pagi itu sedikit tersendat dan kawasan sekitar pantai kekurangan tempat parkir.

Tak hanya di Pantai Yeh Gangga, di Pantai Kedunggu, Desa Belalang, Kecamatan Kediri, kemudian di Pantai Kelating, Desa Tibu Biu, Kecamatan Kerambitan, di Pantai Soka, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg Barat juga dipenuhi oleh umat Hindu. Mereka melaksanakan Banyu Pinaruh untuk membersihkan diri memohon sumber air pengetahuan.

Salah seorang warga, Ni Ketut Subakti, 45, mengaku rutin melaksanakan Banyu Pinaruh di Pantai Yeh Gangga. Dia tak pernah melewatkan kesempatan ini. “Ya saya rutin bersama keluarga,” ujar warga dari Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, ini.  

Dikatakan upakara yang dia bawa ke pantai tergolong lengkap. Mulai dari canang sari hingga banten pejatian. Pertama sebelum melukat, dia terlebih dahulu mengaturkan canang sari fungsingnya untuk matur piuning ke Bhatara Baruna (Dewa Penguasa Laut).

Setelah itu dia dan keluarga melukat membahasi seluruh badan. Barulah keluarga ini ke tepi pantai melakukan persembahyangan menghadap ke laut. “Sebelum ke pantai, di merajan kami sudah matur piuning,” imbuhnya.

Subakti mengatakan tujuan dia melaksanakan Banyu Pinaruh untuk membersihkan diri memohon sumber air pengetahuan. “Agar seluruh mala (kotoran) di badan bersih karena laut tempat melebur mala. Dengan melakukan ini (melukat) diharapkan terjadi keseimbangan lahir batin,” tuturnya.

Hal serupa disampaikan oleh dua remaja Ayunaimi, 21, dan Agung Ayu Alit asal Banjar Tegal Baleran, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan. Saat Banyupinaruh, keduanya rutin melukat. “Selalu melukat saat Banyu Pinaruh, tidak pernah absen,” aku Ayu Alit.

Diakui Ayu Alit dia ke pantai untuk melukat, selain mengajak keluarga, juga kerap mengajak teman seusianya. “Paling sering bersama teman, kalau tidak sempat ke pulang ke Tabanan biasanya saya ke Pantai Sanur melukat,” kata Ayu Alit, mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Denpasar, ini. *des

Komentar