nusabali

Polisi Dalami Dugaan Penganiayaan Siswi di Klungkung

  • www.nusabali.com-polisi-dalami-dugaan-penganiayaan-siswi-di-klungkung

Jajaran Sat Reskrim Polres Klungkung, tengah mendalami kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah (Kasek) SMA Pariwisata Saraswati (Smapsa) Klungkung, I Gusti Made Suberata, 58, terhadap siswinya sendiri, Ni Komang Putri, 18, (siswi kelas XII), Kamis (9/5) pagi.

SEMARAPURA, NusaBali

Saat ini penyidik Sat Reskrim tengah membuat surat pemanggilan terhadap para saksi dalam kasus ini. “Sampai saat ini belum ada saksi yang kita panggil, termasuk dari pihak pelapor dan terlapor, kita masih buatkan surat pemanggilannya,” ujar Kasat Reskrim Polres Klungkung, AKP Mirza Gunawan, kepada NusaBali saat ditemui, Jumat (10/5).

Menindaklanjuti laporan tersebut, petugas sudah turun untuk menggelar olah TKP ke lokasi kejadian, yakni di SMA Pariwisata Saraswati saat itu juga, termasuk mengamankan beberapa barang bukti salah satunya sebuah rekaman CCTV. “Terlihat sekilas ada seorang pria menarik seorang wanita dalam rekaman CCTV tersebut,” imbuh Mirza Gunawan.

Di satu sisi, pasca insiden tersebut Kepala SMA Pariwisata, Gusti Suberata, didampingi beberapa guru yang mengetahui kronologis kejadian tersebut mendatangi rumah Ni Komang Putri di Desa Tojan, Kecamatan Klungkung, Jumat pagi sekitar pukul 09.00 Wita, untuk memediasi kasus itu. Dalam kesempatan itu hadir Kadus Tojan Komang Jayantika. Sementara dari keluarga Putri yang ikut dalam mediasi itu, yakni kakaknya Wayan Predi Astika dan ayahnya Wayan Suta Sudana. Sedangkan Putri berada di dalam kamar karena masih trauma dengan peristiwa yang dialaminya itu.

“Kedatangan kami ingin klarifikasi dan minta maaf,” ujar Kasek Suberata dalam mediasi tersebut. Namun ayah Putri, Wayan Suta Sudana bersikeras tetap kasus ini agar diproses secara hukum. “Sebenarnya bapak tidak perlu meminta maaf kepada saya,” tegas Sudana.

Menanggapi pernyataan itu Suberata hanya bisa pasrah menerima. “Nggih sampun ten perlu sapunapiang tiyang,” ujarnya. Setelah itu Sudana mengaku akan menjemput ayahnya yang dirawat di RS. “Tiyang mau jemput bapak tiyang di RS,” ujarnya. Suberata pun hanya menjawab singkat “Nggih rarisang sampun,” ujar Suberata.

Sebelumnya, kejadian ini dipicu gara-gara Ni Komang Putri, tidak mengikuti instruksi sekolah agar mengenakan pakaian kebaya saat moment pelepasan (graduation) siswa kelas XII yang dilaksanakan di aula sekolah, Kamis pagi. Di mana Putri mengenakan pakaian rapi dan celana panjang. Sehingga saat apel pagi di halaman sekolah atau sebelum memulai proses pelepasan (Purnasiswa Madya angkatan ke 42), Putri dikeluarkan dari barisan dan diminta masuk ke ruang Tata Usaha (TU) sekitar pukul 07.30 Wita.

Putri memilih duduk di depan ruang TU, tak berselang lama datang seorang guru, I Gusti Oka Wirasanjaya, kemudian menanyakan kenapa duduk di sana, Putri menjawab tidak diizinkan berbaris karena tidak memakai pakaian adat/kebaya.

Saat Putri dan gurunya saling beragumentasi, Kasek Suberata datang dan menarik tangan Putri (pelapor) sampai ke dalam ruangan TU, hingga terhempas dan terjatuh ke pojokan tembok yang mengakibatkan bibir bawah sebelah kiri korban robek dan mengeluarkan darah.

Pasca insiden tersebut, Putri, langsung menelpon ayahnya Wayan Suta Sudana untuk datang ke sekolah, selanjutnya dari pihak keluarga putri melaporkan kejadian ini ke Mapolres Klungkung. Petugas pun turun untuk menggelar olah TKP dan mengumpulkan beberapa barang bukti. Sementara itu Putri sudah divisum di RSUD Klungkung. *wan

Komentar