nusabali

Dua Siswi Smansa Raih NUN Tertinggi

  • www.nusabali.com-dua-siswi-smansa-raih-nun-tertinggi

Keduanya saat ini sudah diterima di Unud karena lulus melalui jalur SNMPTN. Sri Rejeki di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) jurusan Manajemen, dan Louisa di Fakultas Kedokteran.

Sri Rejeki Tertinggi di Program IPS, Louisa Kedua Program IPA


DENPASAR, NusaBali
Dua siswi SMAN 1 Denpasar, Ni Putu Sri Rejeki Panca Dewi, 18, dan Jennifer Louisa, 17, meraih posisi tiga besar perolehan hasil Ujian Nasional (UN) se-Bali jenjang SMA tahun pelajaran 2018/2019. Sri Rejeki meraih peringkat pertama nilai tertinggi Nilai Ujian Nasional (NUN) pada program IPS dengan perolehan nilai 381,50. Sementara Louisa bertengger di posisi kedua pada program IPA dengan nilai 391,50.

Ditemui di sekolah setempat, Rabu (8/5), baik Sri Rejeki dan Louisa nampak bahagia. Sebab mereka tidak menyangka akan mendapatkan nilai yang cukup maksimal di akhir masa belajarnya untuk tingkat SMA. Bahagianya lagi, mereka berdua saat ini sudah diterima di Universitas Udayana karena lulus melalui jalur SNMPTN. Sri Rejeki diterima di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) jurusan Manajemen, dan Louisa diterima di Fakultas Kedokteran.

Meraih nilai tertinggi bukanlah sulap dan semudah membalikkan telapak tangan. Mereka giat belajar, terutama soal-soal ujian yang biasanya keluar dari tahun ke tahun. Sri Rejeki misalnya, fokus belajar buku kumpulan-kumpulan soal UN. “Saya sebulan lebih mempelajari buku kumpulan-kumpulan soal UN. Selain itu, saya juga mempelajari soal-soal tahun lalu, dan ikut bimbingan belajar (bimbel) dua kali seminggu. Yang tak kalah penting juga adalah doa,” tutur siswi kelahiran 30 Maret 2001 ini.

Anak bungsu dari lima bersaudara pasangan Ir Nyoman Swastika MT dan Ir Kadek Suratmini tersebut menambahkan, mata pelajaran yang paling sulit baginya adalah Matematika. Untuk menyiasati kesulitannya itu, ia mengaku bimbel dua kali seminggu. Selain belajar di sekolah, ia juga melanjutkan belajar di rumah sampai pukul 21.00 Wita. “Kalau di sekolah kan full day school. Pulang sekolah, istirahat sebentar. Habis itu dari pukul 16.00 sore lanjut sampai pukul 21.00 Wita. Saya bersyukur akhirnya bisa mendapatkan nilai yang cukup baik. Tidak menyangka sih,” kata Sri Rejeki yang bercita-cita menjadi seorang wirausaha sukses ini.

Penuturan yang sama disampaikan oleh Jennifer Louisa. Siswi yang tinggal di daerah Tuban, Kuta, Badung ini mengaku bersyukur bisa meraih nilai tertinggi kedua se-Bali pada program IPA. Kendati dalam pandangan umum masyarakat, masuk program IPA adalah hal yang cukup sulit. “Sebenarnya nggak nyangka. Tapi kemarin pas dikasih lihat pengumumannya, saya sangat senang. Orangtua juga senang, dan merasa sangat bersyukur,” cerita dara kelahiran 22 Juli 2002 ini.

Dari beberapa mata pelajaran, putri bungsu pasangan Thomas Eko Purwata dan Yessica Sutiono ini mengaku paling sulit justru pelajaran Bahasa Indonesia. Selain sudah mengikuti tryout beberapa kali di sekolah, ia juga belajar dan bimbel di luar sekolah. “Rasanya yang paling rendah nilai saya itu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Karena soalnya sulit ditebak. Walaupun menurut saya jawabannya sudah benar, tapi nggak tahu hasilnya gimana,” tuturnya.

Louisa bercita-cita menjadi dokter. Itu sebabnya ia memilih jurusan IPA. Setelah lulus SMA, ia segera bisa mewujudkan cita-citanya karena ia telah diterima kuliah di Fakultas Kedokteran Unud.

Sementara itu, Kasek SMAN 1 Denpasar, Made Rida, mengaku bangga dengan prestasi yang ditorehkan kedua siswinya tersebut. Kesehariannya, baik Sri Rejeki dan maupun Louisa adalah anak-anak berprestasi. Louisa bahkan sering mewakili sekolah dalam lomba-lomba debat bahasa Inggris. Terakhir Louisa mewakili Indonesia dalam lomba kuis Asean. Sri Rejeki juga sering menduduki lima besar jurusan IPS di sekolah.

Menurut Rida, hal ini menunjukkan bahwa penekanan tentang kedisiplinan, ketekunan dan kerajinan siswa yang disinergikan dengan orangtua siswa telah dilaksanakan dengan baik. “Kami tekankan hal itu. Sehingga hasil tahun ini cukup menggembirakan. Selain juga kami melakukan tryout beberapa kali untuk mematangkan kesiapan siswa menghadapi ujian. Kami tryout langsung pakai komputer, sehingga anak-anak  jadi terbiasa,”tuturnya.

Tidak hanya prestasi memperoleh nilai tertinggi UN. Beberapa waktu lalu anak didiknya juga berhasil lolos olimpiade Sains nasional mewakili Bali yang akan digelar bulan Juni mendatang di Kota Manado, Sulawesi Utara. *ind

Komentar