Dewan Dorong Tingkatkan Pendapatan Badung
Belum maksimalnya pendapatan daerah yang diperoleh pada triwulan pertama membuat legislator Badung bersama eksekutif terus mencari solusi untuk meningkatkan pendapatan.
MANGUPURA, NusaBali
Pada Selasa (7/5), Ketua Tim TAPD Badung yang juga Sekda Badung Wayan Adi Arnawa melakukan rapat kerja dengan Ketua DPRD Badung untuk membahasa sejumlah hal guna meningkatkan pendapatan di Kabupaten Badung serta adanya pergeseran penganggaran di APBD 2019.
Ketua DPRD Badung Putu Parwata, membenarkan adanya sejumlah pembahasan penting untuk memajukan pendapatan daerah di Badung. “Triwulan pertama data yang kami peroleh pendapatan asli daerah baru pada posisi Rp 874 miliar lebih, padahal target PAD kita adalah sampai 6,7 triliun, dan hal ini perlu ada penggenjotan pendapatan. Sementara dana perimbangan kita dapat Rp 600 miliar lebih dan baru ditransfer Rp 200 miliar oleh pusat. Jadi kita harus menggenjot pendapatan untuk mencapai target,” ujarnya.
Walau begitu, politisi asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, ini tetap optimistis bahwa pendapatan bisa naik lagi di triwulan berikutnya dengan asumsi ada peningkatan jumlah kunjungan, lama tinggal, dan transaksi belanja wisatawan. “Hal yang mempengaruhi pendapatan daerah adalah maksimalisasi potensi, kunjungan, penggunaan teknologi,” kata Parwata.
Di sisi lain, Parwata mengharapkan supaya SDM di Badan Pendapatan dan Pasedahan Agung dapat bekerja lebih maksimal lagi. “Sekarang ini kan Bapenda telah menggunakan alat perekam transkasi di wajib pajak (WP). Namun, alat ini apakah sudah digunakan maksimal atau belum, atau memang SDM-nya perlu diberdayakan untuk penggunaan alat tersebut. Ini yang akan kita dorong, sehingga transaksi WP ini bisa maksimal,” harapnya.
“Bila perlu kami mendorong Bapenda melakukan pelatihan berupa bintek untuk pegawainya, sehingga mampu bisa bekerja dengan maksimal,” pintanya. *asa
Ketua DPRD Badung Putu Parwata, membenarkan adanya sejumlah pembahasan penting untuk memajukan pendapatan daerah di Badung. “Triwulan pertama data yang kami peroleh pendapatan asli daerah baru pada posisi Rp 874 miliar lebih, padahal target PAD kita adalah sampai 6,7 triliun, dan hal ini perlu ada penggenjotan pendapatan. Sementara dana perimbangan kita dapat Rp 600 miliar lebih dan baru ditransfer Rp 200 miliar oleh pusat. Jadi kita harus menggenjot pendapatan untuk mencapai target,” ujarnya.
Walau begitu, politisi asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, ini tetap optimistis bahwa pendapatan bisa naik lagi di triwulan berikutnya dengan asumsi ada peningkatan jumlah kunjungan, lama tinggal, dan transaksi belanja wisatawan. “Hal yang mempengaruhi pendapatan daerah adalah maksimalisasi potensi, kunjungan, penggunaan teknologi,” kata Parwata.
Di sisi lain, Parwata mengharapkan supaya SDM di Badan Pendapatan dan Pasedahan Agung dapat bekerja lebih maksimal lagi. “Sekarang ini kan Bapenda telah menggunakan alat perekam transkasi di wajib pajak (WP). Namun, alat ini apakah sudah digunakan maksimal atau belum, atau memang SDM-nya perlu diberdayakan untuk penggunaan alat tersebut. Ini yang akan kita dorong, sehingga transaksi WP ini bisa maksimal,” harapnya.
“Bila perlu kami mendorong Bapenda melakukan pelatihan berupa bintek untuk pegawainya, sehingga mampu bisa bekerja dengan maksimal,” pintanya. *asa
Komentar