nusabali

Sulap Cili Jadi Souvenir Ramah Lingkungan

  • www.nusabali.com-sulap-cili-jadi-souvenir-ramah-lingkungan

Upaya Komang Sukarma Berdayakan Desa

AMLAPURA, NusaBali

Berkaca dari kondisi perekonomian masyarakat dan potensi alam di Desa Tianyar Barat, Karangasem, Komang Sukarma, 25, berinisiatif untuk mendirikan bisnis souvenir berbasis daur ulang dan ramah lingkungan bernama Cilota Bali.

Cilota yang terinspirasi dari boneka Cili tersebut divariasikan ke dalam berbagai bentuk souvenir untuk acara formal maupun semi formal. Masyarakat Tianyar Barat, Kubu, Karangasem, juga diberdayakan dalam sebuah komunitas yang dinamai Kelompok Usaha Rumah Tangga Cilota Bali.

“Cilota Bali adalah start-up business sociopreneur berbasis ramah lingkungan dan kreativitas dengan mengangkat budaya lokal dan potensi alam pedesaan. Cilota Bali memiliki arti, produk kerajinan handmade dari Cili, simbol budaya Hindu dan potensi alam lontar, yang disingkat menjadi CILOTA,” papar Komang Sukarma, Minggu (5/5).

Berdiri pada 2017, Cilota Bali memadukan metode bisnis kreatif sekaligus sosial, daur ulang, serta falsafah Tri Hita Karana (tiga hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan lingkungannya). Tujuannya yaitu, memanfaatkan alam desa dan mengurangi sampah (palemahan), memerdayakan masyarakat dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa Tianyar Barat, serta pelestarian simbol budaya Cili yang merupakan simbol kemakmuran dan rasa syukur atas rahmat Tuhan (parhyangan).

Berbicara soal bahan daur ulang dan ramah lingkungan, Cilota Bali menggunakan bahan utama daun lontar yang banyak ditemui di Desa Tianyar Barat. Selain itu, ada pula bahan-bahan daur ulang seperti, koran bekas, kertas bekas, kardus bekas, kepingan CD bekas, kain-kain perca, dan karung bekas.

“Kami mendapatkannya dari para penabung sampah di bank sampah kami yaitu Bank Sampah Cilota dan pembelian secara pribadi,” tambah Komang Sukarma.

Beberapa jenis produk yang dihasilkan Cilota Bali antara lain, cinderamata dan beberapa keperluan rumah tangga seperti, boneka wisuda jam dinding (Bowing Cilota), plakat Cilota, Eco-Ethnic Goodie Bag, Eco-Seminar Kit, suvenir untuk acara pernikahan, ulang tahun, dan event-event MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition).

Bisnis besutan Komang Sukarma bersama kawannya, I Gusti Putu Surya Angga Buana tersebut, menargetkan konsumennya berasal dari kalangan universitas, komunitas, sekolah, wisatawan nusantara dan mancanegara, pelaku usaha (restoran, mini market), event organizer, serta MICE. Cilota Bali menggunakan metode profit sharing 40-60 persen, 40 persen keuntungan penjualan digunakan untuk administrasi internal Cilota Bali, sementara 60 sisanya sisanya digunakan untuk pembangunan dan pemberdayaan Kelompok Usaha Rumah Tangga Cilota Bali.

Produk Cilota Bali memiliki harga yang bervariasi, sebagai contoh, produk Bowing Cilota dan Plakat Cilota, dipatok Rp 120.000 hingga Rp 450.000. Sedangkan untuk Eco-Ethnic Goodie Bag, dijual dengan kisaran harga Rp 35.000 hingga Rp 80.000. Harga tersebut sudah termasuk pesanan costume atau sesuai keinginan pelanggan.

Sejauh ini, Komang Sukarma mengaku produknya sudah terjual ke berbagai instansi hingga ke luar negeri, seperti Universitas Udayana, Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, IPB, STAN, Universitas Brawijaya, Universitas Kirana Nusantara, Pemerintah Kabupaten Karangasem, ekspor ke Jepang, Korea, hingga Taiwan. Beberapa instansi bahkan ada yang sudah berlangganan souvenir Cilota Bali dalam bentuk boneka cili jam dinding dan plakat. *cr41 

Komentar